"Jen, belakangan ini kamu terlihat sangat sibuk." tanya Raina Mama nya Jenna yang saat itu tengah sibuk di ruko nya seperti bisa. Berkutat dengan berbagai adonan kue kue yang hendak ia masukkan ke dalam pemanggang.
"Ia Ma, Jenna memang sibuk belakang ini. Banyak pekerjaan yang Bu Andrea limpahan pada ku. Maklum, sepertinya Bu Andrea sedang berbadan dua." ujar Jenna sambil menyeruput minuman cokelat panas yang Mama nya buatkan. Sambil sesekali menyuapkan cheese cake buatan sang Mama sebagai pendamping ia meminum cokelat panasnya.
Jenna saat itu sengaja mendatangi ruko tempat Mama nya berjualan dengan sudah berpakaian rapi hendak ke kantor.
Kerena ia ada meeting sebelum makan siang, maka ia masih ada waktu beberapa jam untuk santai berada di rumah.
Sambil mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai di laptopnya. Jenna menikmati waktu pagi jelang siang kala itu sambil menemani sang mama yang sibuk membuat kue. Dengan di temani beberapa asisten yang sudah lama bekerja di toko kue sang Mama.
"Mau tambah kue nya?" tawar sang Mama.
"Tidak Ma, terimakasih, ini sudah cukup. Sebentar lagi aku harus segera berangkat. Ada rapat penting di kantor Pak Julian." ucap Jenna, kemudian nampak mendengus kesal saat ia menyebut nama itu.
Jenna kemudian kembali fokus pada laptopnya sambil sesekali menikmati minumannya.
Beberapa saat kemudian, Jenna membereskan barang-barang nya dan bersiap untuk berangkat.
"Ma, aku berangkat ya!" ujar Jenna pada Mama.
"Hati hati Jen, sekarang musim hujan. Usaha kan pulang jangan malam malam."
"Iya Ma, aku berangkat dulu ya." Jenna pun kemudian mencium pipi sang Mama, dan kemudian naik kedalam taksi pesanan nya yang sudah datang.
"Ke Julian Corp building ya Pak!" seru Jenna pada sang supir taksi.
"Siap Bu."
Berada di dalam taksi yang Jenna tumpangi. Untuk mengusir kebosanan, Jenna mengeluarkan earphone dari dalam tas nya.
Kemudian ia menyetel musik, dan menikmati daftar list musik favorit nya yang ada di ponselnya.
Melalui earphone yang sudah ia pasang di telinganya, Jenna begitu menikmati waktu nya saat itu.
Sambil mendengarkan musik, Jenna kemudian iseng iseng melakukan browsing di internet.
Dan entah ada dorongan apa, tangan Jenna mengetik nama Julian Alexander serta mencari tau tentang Julian Corp ke kolom mesin pencarian di internet.
Sesaat setelah ia menuliskan nama itu. Munculah berbagi informasi tentang profil Julian beserta dengan perusahaannya.
Jenna terus meng scroll ulasan demi ulasan informasi yang bisa ia baca di sana.
Dan terakhir, Jenna stalking tentang beberapa gambar Julian yang ada di internet.
Lalu, Jenna mengklik satu foto Julian yang menurutnya itu sangat menarik.
Beberapa saat, Jenna mengamati foto Julian yang ada di laman internet itu.
Dalam hati, ia memuji ketampanan pria yang sekarang ini sering berinteraksi dengannya. Baik secara langsung maupun secara online karena membahas tentang pekerjaan.
Tanpa Jenna sadari, ia telah stalking terlalu banyak tentang pria yang membuat dia kesal saat ini.
Dia masih ingat bagaimana Julian menawarinya untuk tidur bersama dan menghasilkan anak.
Lalu ia akan di bayar. Bagi Jenna, itu adalah sesuatu penawaran yang merendahkan diri nya dan juga bentuk pelecehan secara tidak langsung.
Oleh sebab itulah Jenna menjadi tidak suka dengan Julian setelah itu.
Padahal sebelumnya, ia sangat menaruh hormat pada pria berbadan tinggi besar dan tampan tersebut.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama karena macet. Jenna akhirnya tiba di Julian Corp building. Dengan segera Jenna melangkahkan kakinya menuju gedung perkantoran milik Julian itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Siang Mbak, saya Jenna Shamanta dari Sahara Corp. Hari ini ada meeting jam 11 siang dengan Pak Julian Alexander. Ada di lantai berapa meeting nya?" tanya Jenna pada salah seorang resepsionis di gedung itu.
"Dengan Bu Jenna ya, oke tunggu sebentar ya, saya cek dulu." ucap seorang wanita yang berprofesi sebagai resepsionis itu.
"Ruang meeting nya ada di lantai 10 Bu, di sana ada ruang khusus meeting room. Silahkan ke sana langsung." ujar petugas itu menjelaskan.
Setelah mengetahui ruang meeting yang akan ia gunakan yang ada di gedung itu. Jenna pun segera melangkahkan kakinya menuju ruang itu.
Dengan mengenakan pakaian kantor yang terlihat sangat elegan melekat pas di tubuhnya. Jenna berjalan penuh percaya diri menuju ruang meeting kala itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Hai Jen, kenapa tidak ke ruangan ku dulu tadi." ucap Julian pada Jenna. Ketika ia bertemu sekertaris Andrea itu di ruang meeting di kantor nya.
"Keperluanku ke sini untuk meeting Pak Julian. Bukan untuk bertemu dengan anda." ujar Jenna defensif.
"Oke, oke." jawab Julian yang tersenyum getir menanggapi sikap Jenna yang masih saja terlihat ketus padanya.
Kemudian keduanya pun duduk di kursi masing-masing.
Jenna
Julian
Beberapa saat kemudian, rapat pun di mulai. Rapat kali itu hanya ada lima orang, Julian, Jenna dan tiga tamu penting utusan beberapa kontraktor yang bergabung untuk bekerjasama antara perusahaan Julian dan juga Andrea.
Sepanjang rapat, Julian lah yang banyak bicara tentang beberapa hal yang perlu di bahas dalam pertemuan itu.
Dan Jenna dengan sigap mendengarkan sambil mencatat beberapa point penting yang di hasilkan dari pembahaaan kala itu.
"Dan, untuk peninjauan pembangunan gedung perkantoran di Bali, aku dan Jenna akan kesana untuk melihat secara langsung hasil kinerja kalian." ujar Julian.
"Bagaimana, ada hal lain yang ingin di bahas?" tanya Julian.
"Berapa hari kita akan berada di Bali?" tanya Jenna.
"Kurang lebih tiga hari. Kita ada seminar di sana juga Jen." imbuh Julian.
"Aku akan berkordinasi lagi dengan Bu Andrea soal kunjungan kerja ke Bali. Jika kunjungannya bisa di lakukan sehari saja, kenapa harus sampai tiga hari. Aku banyak pekerjaan lain yang harus aku urus." ujar Jenna protes.
"Ada lelang tender di sana Jen, kau lupa! Perusahaan ku dan perusahaan Andrea bekerjasama. Aku ingin mendapatkan tender proyek itu. Jadi, bisa jadi kita akan di berada di Bali lebih dari tiga hari. Bahkan bisa satu Minggu." ujar Julian.
"Apa satu Minggu!" pekik Jenna.
"Kau ini hanya sekertarisnya Andrea. Kau bukan bos!" ucapan Julian kali ini tegas dan bahkan ia bersuara agak keras. Dan hal itu membuat Jenna langsung diam membeku, tak berani lagi menginterupsi keputusan Julian.
"Excuse me, rapat sudah selesai kan. Kami mau undur diri." ujar salah satu peserta rapat kala itu.
"Oke, kalian boleh pergi, terimakasih sudah datang untuk meeting." ucap Julian ramah kemudian mengalami mereka satu persatu.
Jenna kemudian membereskan semua barang-barangnya kedalam tas. Dan setelah itu dia nampak ingin juga segera pergi meninggalkan ruang rapat.
Karena saat itu hanya tinggal dirinya dan Julian yang ada di sana.
"Baiklah kalau begitu Pak Julian, kabari saya lagi kapan kita akan berangkat ke Bali. Agar supaya saya bisa memesan tiket pesawat untuk pergi ke sana." imbuh Jenna yang kini sudah menenteng tas nya di salah satu tangannya.
"Aku akan segera mengabari mu." ucap Julian.
"Oke, kalau begitu saya pamit dulu."
"Tunggu Jen!"
Seru Julian yang langsung menahan pergelangan tangan Jenna ketika Jenna hendak berlalu.
Saat tangannya di tahan, otomatis Jenna pun tersentak. Dan secara tidak sengaja dirinya limbung dan kini malah ia terduduk di pangkuan Julian Alexander yang kala itu juga masih duduk di kursinya.
Wah, ada apa dengan Jenna dan Julian ?
Jenna Shamanta
to be continue......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Elizabeth Yanolivia
mengalami = menyalami
2024-09-07
0
Elizabeth Yanolivia
sekertaris = SEKRETARIS
2024-09-07
0
Elizabeth Yanolivia
kordinasi = koordinasi
2024-09-07
0