Pagi itu Julian sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya.
Julian kemudian berganti baju di samping Valerie yang masih tertidur dengan sangat pulas dan masih polos di bawah selimut.
Sambil mengenakan celana panjangnya, Julian menengok ke arah Vale, dan kemudian ia tersenyum. Percintaan yang mereka lakukan semalam membuat Julian segar hari ini.
Sambil terus bersiap, Julian tak henti hentinya menoleh ke arah wanita yang baru saya ia dapatkan keperawanannya.
Kau luar biasa Valerie, kau berhasil membuat ku puas dan terpuaskan untuk sekian lama.
Setelah dirinya rapi, dan mengenakan pakaian kantornya. Julian untuk beberapa saat memandangi wanita yang masih meringkuk itu.
"Semoga percintaan kita semalam, akan menghadirkan janin di dalam rahim mu Vale." ucap Julian lirik.
Kemudian ia mencondongkan tubuhnya dan mencium kepala Valerie dengan lembut. Setelah itu ia pergi meninggalkan kamar dan bersiap untuk pergi ke kantor.
Menuruni sebuah anak tangga di Penthouse mewah yang ia beli untuk Valerie. Julian sudah di sambut dua orang asisten yang ia pekerjakan untuk mengurus Valerie dan juga mengurus Penthouse.
"Selamat pagi tuan." sapa mereka pada Julian yang telah rapi.
"Pagi juga untuk kalian." jawab Julian ramah.
"Sebelumnya aku sudah memberitahu kan pada kalian kan, apa apa yang menjadi tugas kalian di sini. Tolong jaga istri ku, dia masih tidur sekarang. Jika nanti dia bangun dan bertanya siapa kalian, jawab saja kalian adalah pelayan yang ku tugaskan untuk menjaga dan merawatnya
"Baik Tuan, saya akan laksanakan semua tugas-tugas yang sudah tuan beritahukan pada kami."
"Istriku namanya Valeri, masak kan dia apapun yang dia inginkan. Buatkan dia masakan yang enak enak dan bergizi. Dan jangan lupa rawat penthouse ini. Laksanakan semua apa yang dia inginkan. Istriku orang yang baik." jelas Julian pada kedua asisten rumah tangga yang ia pekerjakan.
Setelah selesai memberikan arahan pada kedua asisten rumah tangga nya di Penthouse. Julian kemudian menikmati sarapannya di meja makan sendirian.
Sambil makan, dia sesekali mengecek ponselnya. Dan tak lama setelah itu, dia pun segera bergegas pergi meninggalkan Penthouse untuk pergi bekerja di kantor.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Berada di kamarnya yang luas dan juga sudah terang benderang dengan pencahayaan matahari yang bersinar terang dan cerah.
Membuat seisi ruangan kamar Valerie terasa hangat.
Perlahan-lahan Valerie mengerakkan tubuh nya. Mengerjabkan matanya, dan kemudian mulai mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan.
Mengetahui bahwa Julian sudah tidak lagi bersamanya membuat hati Valerie sedikit galau. Padahal ia sangat ingin melihat pria itu saat ini. Wajah Julian yang semalam terlihat begitu menggodanya masih terngiang-ngiang di ingatan Vale.
Di tambah lagi saat mereka sama sama merancau di tengah tengah pelepasan kala itu. Suara lenguhan Julian begitu Valerie sukai.
Sambil memegangi selimut untuk tetap menutupi tubuhnya. Valerie kemudian berinsut dari ranjang. Ketika ia sudah berdiri, tiba-tiba matanya terbelalak kaget saat melihat bercak-bercak darah menodai sprei yang ada di ranjang.
Sejenak dia berpikir, apakah ini yang namanya malam pertama. Kemudian Valerie memilih untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di kamar mandi, Valeri membersihkan dirinya dengan menggunakan air shower yang hangat. Dia menshampoi rambutnya dengan mengunakan banyak sekali cairan shampo. Rambutnya rasanya kumal dan lembab.
Setelah selesai dengan rambutnya, Vale kemudian mensabuni tubuhnya dengan cairan sabun yang juga banyak. Dan ia mengosok tubuh nya dari kaki sampai badan dengan sangat teliti. Ia ingin kembali segar, setelah semalam badan nya lengket akibat keringat dan peluh yang membanjiri tubuh nya.
Bahkan aroma tubuh Julian juga masih menempel kulitnya.
Setelah acara mandi selesai, Vale kemudian keluar dari kamar mandi dengan mengunakan handuk yang ia lilitan di ketiak nya.
Valerie kemudian mengambil tas ranselnya. Mengambil satu setel baju yang ia sudah siapkan di dalam tas. Valerie bahkan belum sempat berkemas. Semua baju dan barang barang nya masih berada di tempat kost.
Setelah ia mengeringkan rambutnya kemudian dia berganti baju dengan baju yang kasual. Saat ia mengenakan celana jins, Vale merasa sesuatu yang perih dan tidak nyaman di kewanitaannya. Ia merasakan sesuatu seperti rasa perih dan nyeri di sana. Tapi hanya pakaian itu yang saat ini yang bisa ia gunakan. Dengan sedikit menahan perih, Valerie akhirnya keluar dari kamarnya.
Berjalan menuruni anak tangga dengan sangat pelan, mata Valerie menangkap sesuatu yang berbeda yang bada di meja makan.
Ia melihat meja makan sudah tertata rapi. Dan sudah tersaji berbagai makanan untuk sarapan. Dalam hati ia bertanya siapa yang menyiapkan makanan itu.
Tak lama kemudian dua orang asisten rumah tangga mendatanginya ketika Valerie baru saja turun dari anak tangga.
"Selamat pagi Nona Valerie." sapa dua asisten wanita itu dengan sangat ramah.
"Pagi, kalian siapa?"
"Saya Naina dan ini Aise, kami adalah asisten rumah tangga di sini. Kami di tugaskan oleh Tuan Julian untuk melayani anda. Apapun yang anda inginkan dan butuhkan anda tinggal memintanya pada kami." jelas Naina wanita yang umurnya kira kira 40 tahun dan Aise lebih tua sedikit dari Naina.
"Saya adalah asisten yang di tugaskan Tuan Julian untuk mengurusi anda. Jika anda menginginkan sesuatu bilangan lah pada saya. Apa anda ingin makan sesuatu atau apakah anda ingin di buat kan sesuatu atau meminum semuanya akan saya buatkan untuk nona Valerie."
Mendengar itu, Valerie hanya bisa terbengong. Pasalnya hidupnya sekarang sudah seperti ratu. Semua hal ada yang melayaninya. Kehidupan yang sangat drastis berubah.
Valerie pun kemudian berbincang-bincang dengan mereka, untuk lebih bisa saling mengakrabkan diri.
Sepeninggal dua asisten yang kini ada untuk menemaninya, Valerie kemudian berjalan ke arah meja makan. Di sana dia melihat sebuah piring bekas sarapan, dan Vale pikir itu adalah piring bekas sarapan Julian.
Sambil menikmati sarapannya, Valeri kemudian mengecek ponselnya. Siapa tahu ada pesan atau panggilan masuk untuknya.
Namun tidak ada jejak apapun di sana. Valerie kemudian menaruh ponselnya dan fokus untuk sarapan, pagi itu ia memang merasa sedikit kelaparan.
Sambil menikmati sarapannya, sebuah roti bakar yang ia olesi berbagai macam selai, Vale mencoba mengingat kembali kegiatan panasnya yang ia lakukan bersama Julian.
Valerie kemudian tersenyum sendiri, jika mengingat semua tingkah laku nya pada malam tadi.
Setelah ia selesai dengan sarapannya. Vale kembali menuju kamarnya kembali.
Suasana kamar tidur ada yang berbeda. Terutama ranjang, ranjang itu begitu terlihat sangat berantakan. Apalagi ada noda darah di sana dan noda noda cairan mereka yang membekas, dan itu membuat Valeri malu. Oleh sebab itu, Valerie meraih sprei itu dan menyimpan nya. Ia berniat untuk meloudry saja sprei itu.
"Julian, maafkan aku. Aku sepertinya sudah jatuh cinta dengan mu." ucap Valerie sambil menatap keluar, di balik dinding kaca yang membentang di sekeliling kamar di Penthouse.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Elizabeth Yanolivia
loudry = LAUNDRY
2024-09-07
0
Elizabeth Yanolivia
meminum = minum
2024-09-07
0
Elizabeth Yanolivia
bilangan lah = bilanglah
2024-09-07
0