"Mr, bisa kita bertemu?" ucap Valerie begitu sambungan teleponnya tersambung dengan Julian.
"Ada apa Valerie, aku masih di kantor." jawab Julian tenang.
"Sorry menganggu mu Mr. Aku ingin melanjutkan pembicaraan kita lusa lalu."
"Berikan lokasi mu Vale, aku akan menjemputmu setelah pekerjaan ku selesai." balas Julian dari sebrang telepon.
"Siap Mr." Valerie nampak bersemangat saat Julian menanggapinya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Tepat pukul 2 siang, sebuah mobil warna putih bermerk Mercedes Benz terparkir di sebrang jalan raya di dekat sebuah kampus.
Seseorang nampak masih duduk di kursi kemudi sambil menoleh ke arah kampus.
Julian saat itu masih mengenakan setelan jas dan memakai kacamata hitam bermerk yang bertengger pas di hidung mancungnya.
Membuat sang pria berwajah tampan, gagah dan tinggi itu terlihat begitu semakin menawan.
Beberapa orang yang keluar masuk ke dalam area kampus nampak menyoroti keberadaan mobil Julian yang begitu mencolok.
Atau mungkin juga, mereka tengah mengagumi mobil mewah tersebut.
"Vale, aku sudah berada di depan kampus mu. Aku sudah sampai 10 menit yang lalu. Bisakah kau cepat keluar, aku risi menjadi bahan liatan anak anak kampus!" seru Julian, begitu panggilan telepon yang ia lakukan pada Valerie tersambung.
"Oh, maaf Mr, sudah membuat mu menuggu. Aku segera kesana." ujar Valerie.
Dengan sedikit berlari, Valerie meninggalkan ruang kelasnya. Seusai ia selesai dengan kelas kuliahnya pada hari itu.
Begitu Valerie sudah berada di depan gerbang kampus, senyum gadis 20 tahun itu mengembang sempurna. Saat melihat mobil mewah yang ia sudah kenali terparkir di sebrang jalan.
Dengan langkah mantap, Valerie berjalan ke arah mobil Mercedes Benz itu sambil membawa tas yang ada di pundak.
"Hai Mr tampan." sapa Valerie pada Julian dengan suaranya yang ceria. Julian pun tersenyum manis pada gadis yang akan menjadi partner bisnis nya untuk urusan pribadi itu.
"Hai Valerie, cepat masuk." perintah Julian.
Valerie pun kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Kemudian ia segera menutup kembali pintu mobil dengan hati yang sebenarnya ia pun merasa sangat deg deg kan bercampur senang.
Setelah itu, Julian langsung mengemudikan mobilnya meningalkan area kampus tempat Valerie selama ini menimba ilmu.
"Kenapa kau tersenyum sendiri Vale?" tanya Julian di sela sela ia tengah fokus menyetir dan tak sengaja memperhatikan Valerie yang nampak tersenyum sendiri.
"Tadi aku perhatikan ada beberapa teman kuliah memperhatikan aku Mr. Dan aku bisa tebak, pasti mereka berfikir, aku sedang jalan dengan Sugar Daddy." ujar Valerie.
"Lalu, bagaimana tanggapan mu?"
"Aku selalu berfikir masa bodoh dengan apa yang mereka pikirkan tentang ku. Selama mereka tidak berbicara langsung di hadapan ku, aku malas menangapi. Selama ini aku tidak peduli dengan pendapat orang soal diri ku. Apa lagi teman temanku sudah banyak yang tau aku bekerja di Clup. Kuping ini rasanya sudah tebal hinaan dan juga gosip. Setiap orang selalu beranggapan, jika berkerja di Clup itu pasti jadi wanita nakal. Padahal aku hanya bekerja sebagai bartender. Dan tak pernah melayani para lelaki hidung belang." jawab Valerie lugas.
"Aku suka cara berfikir mu Vale. Kau sosok wanita pemberani dan tangguh. Dan cara pikiran mu yang realistis itulah yang membuat aku tertarik." ujar Julian.
"Tertarik? Tertarik, bagaimana maksudnya Mr, aku kurang paham!"
"Tertarik untuk bekerja sama dengan mu soal rahim bayaran yang aku tawarkan." terang Julian.
"Lalu, bagaimana tanggapan mu tentang ku. Apakah aku termasuk pria hidung belang?" tanya Julian.
"Tidaklah Mr. Kau tidak seperti itu."
"Ingat Vale, jangan gunakan perasaan mu." ujar Julian mengingatkan.
"Tenang Mr, aku akan profesional. Kita mau kemana sekarang?" tanya Valerie akhirnya, saat ia lupa bertanya pada Julian.
"Poin pertama kau ingat. Aku harus memastikan diri masih gadis dan sehat. Aku sudah buat janji dengan dokter yang akan memeriksa mu."
"Apa dokternya pria?"
"Dokternya wanita."
"Oke. Hemm.....apa jika aku gagal dalam pemeriksaan pertama ini. Itu berarti, aku gagal juga untuk melakukan bisnis ini?"
"Iya, kau otomatis tereleminasi." jawab Julian tegas.
"Seperti kontes saja!" gerutu Valerie, Julian hanya tersenyum menangapi gerutuan gadis yang lebih cocok menjadi anak nya itu. Jika dulu ia menikah muda.
"Jika kau gagal, tenang. Aku masih akan memberikan mu 50 juta sebagai kompensasi." terang Julian.
"Apa, 50 juta!"pekik Valerie sambil melotot.
"Aku memang tidak rugi mengikuti kompetisi ini. Walaupun aku gagal memberikan mu anak, aku masih akan dapat 50 juta. Kau baik sekali Mr." ucap Valerie yang entah atas keberanian dari mana dan dorongan apa, tiba tiba ia berinsut dari tempat duduknya dan menyebrangkan tubuhnya ke arah Julian.
Kemudian satu kecupan manis mendarat di pipi Julian Alexander.
Ketika pipi sebelah kirinya dikecup oleh Valerie, Julian langsung menoleh ke arah Vale. Dan untuk sesaat mata mereka bertemu.
Karena Julian masih fokus menyetir, Julian pun kembali fokus ke jalanan.
Dan Valerie yang saat itu masih termangu, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Setelah Valerie duduk kembali ke kursinya dan sadar telah lancang. Ia pun menyesali kelancanganya.
"Sorry Mr, saya sudah lancang. Maafkan aku," ujar Valerie, merasa salah.
"Tidak apa Vale, tenang saja. Tapi lain kali kontrol diri mu ya," jawab Julian tenang. Pria itu memang selalu bersikap tenang dan mungkin itu memang sudah jadi pembawaannya.
Dan tak lama kemudian, mereka telah sampai di sebuah rumah sakit. Dan di rumah sakit itu lah yang akan menjadi tempat Valerie untuk di periksa.
Dengan perasaan yang sedikit takut dan was was, Valerie berjalan mengekor di belakang Julian.
"Berjalanlah di samping ku Vale!" ujar Julian yang kemudian meraih pergelangan tangan Valerie untuk berjalan beriringan dengannya. Dan saat mereka sudah berjalan beriringan, Julian kemudian melingkarkan tangannya ke punggung Valerie. Mendapat perlakuan manis seperti itu membuat Valerie merasa sedikit tenang.
"Aku gugup Mr." cicit Valerie jujur.
"Jangan takut, kamu hanya di cek."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Elizabeth Yanolivia
menyebrangkan = menyeberangkan
2024-09-05
0
Elizabeth Yanolivia
berinsut = beringsut
2024-09-04
0
Elizabeth Yanolivia
eleminasi = ELIMINASI
2024-09-04
0