Valerie yang masih terduduk di pangkuan Julian pun menjadi semakin terpacu adrenalin nya.
Napasnya yang makin pendek pendek seakan-akan menandakan bahwa ia memang sudah sejak tadi merasakan kenikmatan itu.
Walau terkesan seperti menyiksanya, sebenarnya ia menikmati sentuhan demi sentuhan yang Julian berikan.
"Aku akan membukanya sendiri." ucap Valerie akhirnya, dan Julian pun tersenyum puas.
Sambil menarik napas dalam-dalam dan sambil menahan rasa malu karena tidak pernah bertelanjang di hadapan seseorang. Valerie langsung menundukkan kepalanya saat baju yang ia kenakan sudah ia jatuhkan ke lantai.
Mendapat santapan dan pemandangan yang begitu menantang di hadapannya semakin membuat Julian bersemangat lagi untuk menyentuh Valerie.
"Aktivitas ini memang harus kita jalani Vale. Agar supaya kau cepat hamil. Aku akan menaburkan benih ku ke rahim mu. Dan aku berharap akan ada mahluk kecil yang hidup di rahim mu secepatnya. Aku tidak ingin lama lama menunggu. Kau harus memberikan aku anak."
"Aku paham Julian, aku sudah siap untuk itu." ucap Valerie sambil meletakkan satu tangannya ke pundak Julian yang kekar. Dan satu tangannya yang lain ia susupkan ke sela sela rambut Julian yang sudah sedikit acak acakan.
Kini Valerie benar benar sudah polos ketika ia masih duduk di pangkuan Julian yang juga sudah polos. Dengan saling menatap dengan intens, siratan kedua mata mereka seolah-olah sedang mengantarkan gelombang hasrat yang memang harus segera mereka rengkuh bersama sampai mendapat *******.
"Bagus, terimalah kedatanganku Vale." ucap Julian. Kemudian, tanpa harus menunggu lagi, ia langsung menikmati suguhan menantang yang ada di hadapannya.
Suguhan yang sudah lama sekali ia tak melahap itu. Dengan tanpa bisa di kendalikan lagi. Julian benar-benar memimpin permainan. Valerie hanya bisa pasrah dan menyerah dengan setiap aksi yang Julian lancarkan kepadanya.
"Mendesah lah Vale, jangan kau tahan. Suarakan saja apa yang ingin kau suarakan, berteriak lah." ucap Julian di sela sela ia sedang menikmati buah dada milik Valerie yang benar-benar sangat original itu bagi Julian.
Serangan demi serangan terus Julian lancarkan. Membuat tubuh Valerie mengeliat kesana-kemari.
"Julian, aku...aku.." entah dia harus bicara apa, Valerie juga nampak masih bigung. Tapi Julian paham, gadis itu sepertinya sudah tidak bisa menahan lagi untuk di puaskan.
"Tahan Vale." bisik Julian. Yang kini sedang bersiap untuk melakukan penyatuannya. Valerie yang sudah siap pun seolah-olah sedang menunggu kedatangan itu.
Begitu Julian berusaha untuk masuk, sepertinya ia merasa kesaksian. Terlihat jelas dari wajah Valerie yang nampak sedang menahan sesuatu yang menyakiti dirinya.
"Sakit Mr, please pelan pelan." ujar Valerie yang kondisinya sudah berkeringat. Julian pun mencoba beberapa kali, ia tidak ingin memaksakan miliknya masuk dengan kasar. Karena bagaimanapun, ia juga merasa kasian pada Valerie.
"Vale, apa kau masih bisa tahan?"
"Ternyata rasanya sakit." keluh Valerie.
"Sakit untuk pertama kalinya saja. Setelah ini kau tak akan merasakan kesakitan lagi." ucap Julian. Yang kemudian mengecup dahi Valerie dan juga bibir nya untuk memberikan sentuhan sayang. Setelah merasa Valerie kembali rilex. Julian kembali mengulangi penyatuannya yang belum berhasil tadi.
Setelah beberapa saat berusaha dan melakukannya dengan pelan, lembut dan pasti. Akhirnya Julian berhasil melakukan penyatuan itu pada Valerie.
Ketika pertama kali merasakan sesuatu memasuki miliknya. Valerie tak melepaskan tatapan matanya yang sayu itu ke arah mata Julian yang sejak tadi memang sudah memperhatikan dirinya.
"Bagaimana Valerie," tanya Julian sembari ia melakukan gerakan demi gerakan yang lembut.
Tapi sepertinya Valerie sudah tidak bisa menjawab pertanyaan Julian. Ia sibuk dan kualahan menerima sensasi kenikmatan yang pertama kali ia rasakan itu.
Si bawah hamparan selimut yang hangat, di dalam kamar yang ber AC, di temani lampu yang temaram. Dua insan itu nampak larut dalam kenikmatan percintaan dan penyatuan mereka.
Keringat yang membuat mereka lengket seolah malah membuat candu. Kini berbagai gaya Julian ajarkan pada Valerie. Dan Valerie menurut saja dengan apa yang Julian perintah dan pasrah dengan apa yang Julian lakukan terhadap dirinya.
Hingga pada satu titik, Julian menyemburkan cairan kental miliknya ke dalam rahim Valerie. Untuk beberapa saat, Julian menahannya.
"Vale, tidak ada kata yang mampu aku ucapkan terhadap mu, kecuali terimakasih. Kau tidak hanya menjadi calon ibu untuk anak ku. Tapi kau juga berhasil memuaskan aku. Apa yang aku berikan untuk mu, tidak ada apa apanya dengan apa yang sudah kau berikan padaku. Terimakasih Vale."
"Sama sama Mr." hanya itu yang bisa Valerie ucapkan dengan napas yang masih terengah. Dan masih mengalungkan tangannya ke leher Julian.
"Beristirahat lah, tidurlah." ucap Julian yang kemudian melepaskan dengan perlahan penyatuan mereka yang sejak tadi masih bersatu.
Setelah Julian melepas nya, lengkuhan tanda puas dan terpuaskan meski lirih bisa Julian dengar dari mulut Valerie.
Valerie pun setelah itu memiringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
"Good night my kanguru."
Julian kemudian menaikkan selimut sampai ke leher Valerie yang sepertinya sudah tertidur.
Sedangkan Julian sendiri merasa bangga dan juga puas dengan apa yang baru saja ia jalanin bersama Vale. Kegiatan seksual yang sudah sangat lama ia tak melakukannya. Dan malam ini hasrat itu telah mencair.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Elizabeth Yanolivia
lengkuhan = lenguhan
2024-09-07
0
Elizabeth Yanolivia
si bawah = di bawah
2024-09-07
0
Elizabeth Yanolivia
kualahan = kewalahan
2024-09-07
0