"Kita akan kemana?" tanya Valerie pada Julian yang kala itu sedang menyetir. Setelah mereka selesai dengan urusan perjanjian pernikahan.
"Seperti janji ku, dan seperti apa yang sudah di tulis di surat perjanjian. Aku akan memberikan mu tempat tinggal setelah kita resmi menikah. Tempat itu akan menjadi tempat tinggal mu selama kau mengandung anak ku. Tinggallah di sana dan nikmati semua fasilitas yang ada. Selama kau menjadi istri kontrakan ku, kau akan tingal di sana."
"Apakah kau juga akan tingal bersama ku?" tanya Valerie ragu ragu.
"Tidak." jawab Julian tegas.
Setelah mendengar jawaban Julian, entah kenapa hal itu membuat hati Valerie sedikit merasa sedih.
"Vale, kita hanya menikah kontrak. Pernikahan kita ini adalah pernikahan bisnis. Aku harus katakan ini agar kau paham. Aku tidak mencintai mu. Aku suka karakter mu, maka dari itu aku memilih diri mu untuk menjadi ibu dari calon anak ku. Jadi, jangan salah mengerti dan jangan salah artikan hubungan kita. Ingat, jangan gunakan perasaan mu. Aku juga tidak akan mengunakan perasaan ku. Setelah urusan kita selesai, kau bebas."
Perkataan yang tegas dan lugas yang Julian ucapkan pada Valerie tak pelak malah membuat hati Valerie makin sedih. Sebab, sejak perasaan suka terhadap suami kontrak nya itu muncul, Valerie selalu terbayang-bayang wajah tampan Julian.
Tidak hanya wajahnya yang tampan dan postur tubuh pria itu yan tinggi sempurna. Karena juga Valerie menilai, Julian punya kepribadian yang baik dan sangat dewasa serta sabar.
Tutur katanya yang lemah lembut dan sikapnya yang hangat serta jiwa pengayomnya itu lah yang sudah membuat Vale jatuh hati.
Suatu hal yang belum dan tak pernah ia rasakan sedemikian kuat pada lawan jenis.
Dia pernah mengagumi dan menyukai seseorang. Tapi rasa itu tidaklah sekuat saat ini yang ia rasakan pada Julian.
Ternyata tidak enak rasanya saat dirinya sudah merasa nyaman dengan seseorang. Justru seseorang itu tak menganggapnya apa apa.
Valerie pikir, setelah menikah mereka akan tingal bersama. Tapi dugaannya salah, justru Julian tidak akan tingal bersamanya.
Jadi, ia merasa benar-benar hanya di jadikan tempat Julian Alexander menaruh benihnya saja.
Valerie kini seakan mengumpati dirinya sendiri.
Bodoh!
Bodoh kamu Valerie, seperti orang yang sedang patah hati saja!
Ingat pada tujuan mu saat pertama kali menerima tawaran nya!
Ingat kamu ini hanyalah orang miskin yang mencoba berjuang hidup lebih baik!
Kau sudah melakukan hal yang benar menerima tawaran itu. Dan yang perlu kamu lakukan hanyalah memberikan dia anak.
Kau bukan wanita murahan Vale, kau dinikahi olehnya secara sah. Lakukan tugas mu, bersabarlah selama setahun. Dan jadilah Valerie yang berbeda.
Kata kata itulah yang Valerie suarakan terhadap dirinya sendiri.
"Vale, kenapa kau diam! seru Julian ketika menoleh ke arah Valerie yang kini terlihat merenung.
"Aku tidak apa apa." jelas Valerie yang kemudian mencoba untuk tersenyum.
🍁🍁🍁🍁🍁
Beberapa saat kemudian, Julian membelokan mobil nya ke arah sebuah gedung Apartemen yang sangat terkenal di ibukota. Sebuah hunian kelas atas dan sudah pasti setiap memilik apartemen itu pastilah kaum berduit.
"Kau tingal di sini?" tanya Valerie penasaran, ketika Julian mulai berputar putar mencari tempat parkir di dalam basement gedung.
"Aku tidak tinggal di sini, aku tingal di Mansion ku. Kau yang akan tingal di sini. Ini Penthouse, aku baru membelinya kemarin, dan itu adalah milik mu." jawab Julian dengan suara khasnya yang lembut. Mendengar bahwa Penthouse itu miliknya, Valeria pun melongo tak percaya.
Andaikan ia bekerja seumur hidup dengan gaji pas pas san yang ia dapat saat ia masih bekerja di Clup. Belum tentu Valerie dapat membeli Penthouse itu.
"Apa kau serius?" tanya Valerie tak percaya.
"Apa kau pikir aku suka bohong. Penthouse itu milik mu, sesuai janji ku pada mu. Sudah aku atas nama kan diri mu. Dan imbalan yang lainnya akan menyusul setelah kau positif hamil." tukas Julian yang kemudian mematikan mesin mobilnya dan setelah itu keluar dari mobil. Valerie yang masih tak percaya dengan apa yang sudah ia miliki masih membeku di kursi penumpang di bagian depan.
"Vale, ayo keluar!" seru Julian sambil membukakan pintu mobil untuk Valerie. Baru saat itulah, Valerie tersadar.
Seperti biasa Valerie berjalan mengekor di belakang pria bertubuh tinggi besar itu. Dan saat ini Valerie sudah di buat panas dingin oleh sesuatu yang baru saja dapatkan. Mendapatkan satu unit Penthouse seperti mimpi bagi Valerie.
Bagaimana tidak, Ia bisa mendapatkan satu unit Penthouse dalam hitungan jam setelah ia sah menjadi istri seorang pembisnis hebat Julian Alexander.
Kau hebat Valerie. Iya, kau memang hebat !
Desis Valerie dalam hati berbangga diri. Tapi kebanggaannya juga bertolak belakang dengan perasaan hati nya yang sebenarnya cukup galau.
Saat Julian melangkahkan kakinya menuju aula gedung apartemen. Beberapa petugas keamanan dan resepsionis memberikan hormat dan sapaan selamat siang pada Julian. Kemudian Julian memperkenalkan Valerie kepada pada petugas kemanan gedung dan kepala seorang resepsionis.
Dan kepada resepsionis itulah Julian memberi tau kan bawah Valerie adalah pemilik unit Penthouse yang u
sudah ia beli beberapa waktu lalu.
Setelah selesai berbasa-basi dengan petugas keamanan dan petugas resepsionis, Julian sambil melingkarkan tangannya di bahu Valerie berjalan kembali menuju lift.
"Jangan suka berjalan mengekor di belakang ku Vale. Kau bukan pelayan ku, kau harus berjalan sejajar dengan ku." tutur Julian pada Valerie yang ketika itu merasa di sengat listrik akibat sentuhan tangan yang Julian lakukan di pundaknya.
"Kau benar-benar sudah seperti Sugar Daddy bagi ku. Kau tak melihat tatapan mata mereka begitu menyerang ku. Seolah-olah aku ini adalah simpanan mu." keluh Valerie yang merasa jika tatapan beberapa petugas keamanan dan resepsionis tadi menaruh rasa curiga kepada dirinya.
"Bukankah kau tipe orang yang masa bodo. Sejak kapan kau sensitif?" ledek Julian yang kala itu mereka masih berjalan di koridor gedung untuk menuju lift.
"Aku tidak sensitif, tapi lihatlah tatapan mereka, seperti merendahkan ku." Julian justru semakin terkekeh saat mendengar keluhan gadis 20 tahun yang saat ini telah resmi menjadi istrinya kontrak nya itu.
"Kalau begitu tunjukan saja buku nikah mu, jika itu bisa membuat mu puas dan tidak merasa risi saat di pandangi oleh mereka." ujar Julian memberi saran.
"Oh, iya...kau benar!" seru Valerie yang kemudian ikuti tertawa kecil.
Julian kemudian menekan tombol di sebuah lift yang akan membawa mereka ke unit Penthouse.
"Ingat ya Vale, unit Penthouse nya ada di lantai 12 no 21." ujar Julian memberi tau.
"Oke."
Setelah pintu lift terbuka, pasangan suami istri kontak itu lalu masuk kedalam lift. Dan Julian menekan tombol lantai 12.
"Sejak kapan anak kost bisa punya Penthouse bernilai milyaran hanya dalam waktu kurang dari 24 jam!" sergah Valerie memecah kebisuan saat lantai demi lantai terlewati ketika mereka berada di lift.
"Kau harus percaya dengan yang namanya keberuntungan. Dan anggap saja kau lah orang yang beruntung itu." jawab Julian bijak.
"Tidak semua orang mendapat keberuntungan seperti yang kau dapatkan Valerie."
"Bagaimana ku bisa kaya raya seperti ini saat ini Mr. Apa kau memang terlahir dari keluarga yang kaya?"
"Aku sebenarnya tidak punya apa apa Vale. Apa yang ku punya saat ini masih milik keluarga ku, terutama Papa ku."
"Kau belum cerita tentang keluarga mu!" seru Valerie.
"Kapan kapan aku akan kan ceritakan."
Dan tak lama mereka pun telah sampai di lantai 12 gedung.
Sambil mengeluarkan sebuah kartu dari balik jas nya. Julian menempelkan kartu tersebut ke arah sebuah alat sensor yang ada di pintu. Setelah pintu itu berhasil terbuka, Julian kemudian mempersilahkan Valerie untuk masuk.
"Selamat datang di Penthouse mu Valerie. Ini adalah rumah mu sekarang, tempat tinggal mu yang baru." ucap Julian sambil menyerahkan kartu akses masuk itu pada Valerie.
Siapa coba yang ngk iri ma Valerie 😅😅😅😅😅😅😅 aku iri 🤣
to be continue.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Elizabeth Yanolivia
mempersilahkan = mempersilakan
2024-09-06
0
Elizabeth Yanolivia
sampai di lantai 12 gedung = sampai di gedung lantai 12
2024-09-06
0
Elizabeth Yanolivia
aku akan kan = aku akan
2024-09-05
0