Negosiasi

"Aku sudah menunggu mu sejak tadi Valerie!" ujar Julian ketika Valerie baru saja masuk ke mobil mewah milik Julian yang terparkir di depan clup.

Julian ingin bicara secara pribadi dengan wanita yang baru ia kenal dan baru sekali ia temui tempo hari. Ia mengajak Valerie untuk bicara di dalam mobilnya untuk bisa berbicara lebih leluasa.

"Maaf Mr Julian Alexander, aku benar-benar minta maaf. Jadwal kuliah ku padat. Jadi aku telat masuk kerja, sebaiknya kita bicara langsung ke intinya saja soal tawaran Mr tempo hari." jawab Valerie to the point. Yang kemudian membuat Julian sedikit terperangah dengan sikap Valerie yang berani.

"Kau kuliah?" tanya Julian.

"Hemmm, anda pikir apa! Gadis bartender seperti ku tidak meyakinkan jika aku ini seorang mahasiswi?"

"Aku belum tau siapa dirimu," jawab Julian tenang.

"Lalu, apakah Mr ingin atau siapa aku?"

"Tentu saja aku harus tau siapa dirimu." jawab Julian tegas.

"Tapi pertama tama, tolong jawab dengan tegas Mr. Apa tujuan Mr tempo hari untuk menyewa rahim seorang wanita dan yang anda inginkan hanyalah seorang bayi itu benar!" tanya Valerie lagi untuk memastikan.

"Aku serius, aku tidak bercanda, dan tidak mengada-ada." jawab Julian tegas.

"Baik, jadi tawaran Mr juga serius bukan, soal imbalannya itu."

"Tentu, tawaran ku serius. Bahkan akan ada notaris yang akan menjadi saksi menyerahkan imbalan yang akan aku berikan."

"Lalu apakah Mr yakin dengan diriku?"

"Aku belum bilang kau yang aku pilih. Aku baru menawari mu. Tentu banyak sarat yang akan aku ajukan pada mu. Dan banyak hal juga yang harus kamu lakukan sebelum aku benar-benar memilih mu."

"Contohnya syarat syarat seperti apa Mr?" tanya Valerie penasaran.

"Syaratnya, pertama, kau harus virgine." ucap Julian, dan Valerie yang tadi sedikit terperanjat kemudian menganguk paham.

"Kedua," cetus Valerie mendahului.

"Kau harus sehat secara fisik dan tidak punya penyakit." Valerie langsung terkekeh mendengar penuturan Julian.

"Oke, ke tiga." cetus lagi Valerie.

"Kau harus bercerita tentang hidup mu. Jika kau punya kekasih atau pacar, kau harus memutuskan hubungan mu. Karena, aku tidak mau ada drama dalam kontrak di saat kau misalkan benar bisa hamil anak ku."

"Oke, adakah yang ke empat." tanya Valerie lagi.

"Kita menikah kontrak, dan jangan pernah melibatkan perasaan. Aku tidak bertanggung jawab atas perasaan yang mungkin saja kamu akan rasakan pada ku."

"Haaaaaa, maksud anda, anda takut saja jatuh cinta pada Mr!" kini Valerie pun tertawa lepas karena ia tidak tahan lagi untuk tidak tertawa.

"Apa yang kau tertawakan!"

"Berapa umur mu Mr.?"

"Empat bulan lagi aku genap 40 tahun."

"40 tahun vs 20 tahun. Well, umur kita terpaut cukup jauh Mr. Oke, beri aku waktu untuk menjawab ini Mr Julian Alexander. Karena ini menyangkut hidup ku untuk kurang lebih satu tahun ke depan."

"Jawab satu pertanyaan ku dulu." ujar Julian.

"Apa?"

"Apakah kau masih gadis? Dan belum pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya dengan seseorang?"

Mendengar pertanyaan yang serius seperti itu dan di tatap dengan tatapan tajam menusuk oleh Julian, membuat hati Valerie untuk sesaat merasa deg deg kan.

"Aku masih virgin, 100 persen aku masih gadis. Dan aku belum pernah melakukan hubungan seksual dengan siapapun." jawab Valerie mantap.

"Apa untuk itu kau bersedia di periksa oleh dokter. Untuk memastikan, aku tidak main main memberikan imbalan tapi aku juga membuat persyaratan ini untuk mu. Jika kau mau, lakukan perintah ku dan patuhi semua poin poin yang aku ajukan tadi. Semua ada 4 poin. Jika kau masuk dalam kriteria yang aku buat. Artinya kita sepakat dan aku akan ajukan proposal untuk kita berdua. Sebagai bentuk kerjasama dan tanggung jawab yang mengikat. Tidak boleh di langgar dan melanggar." jawab Julian tegas.

"Deal Mr."

"Good,...Oya, dan terakhir. Berhenti lah bekerja di Clup. Aku tunggu jawaban mu 1 kali 24 jam. Jika kau setuju, langsung hubungi aku. Dan selanjutnya kau harus cek up ke dokter yang sudah aku pilihkan dokter yang akan memeriksa mu."