"Jen, mana dokumen nya?" tanya Julian yang masih berada di kursi kebesarannya di ruang kerja.
Ketika namanya di pangil, Jenna pun langsung dengan sigap mengecek dokumen yang ia bawa. Setelah mendapatkan dokumen penting tersebut. Jenna kemudian berjalan mendekati meja kerja Julian.
"Ini dokumen nya Pak," tukas Jenna sambil memberikan sebuah map pada Julian.
Sejenak, Julian nampak meneliti isi dokumen tersebut.
"Oke, ini memang dokumen penting yang aku harus bawa ke Bali besok. Terimakasih Jen." ucap Julian.
"Sudah menjadi tugas saya Pak. Oya, kata Bu Andrea, saya juga harus mengambil berkas penting dari Pak Julian." ujar Jenna mengingatkan.
"O iya, aku hampir lupa. Sebentar, aku cari berkasnya dulu," ujar Julian, kemudian ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah sebuah rak. Kemudian mencari berkas itu yang ia simpan di sana.
"Ini berkas nya." Setelah menemukan berkas yang ia cari, Julian kemudian memberikan berkas itu pada Jenna.
"Kalau begitu saya pamit ya Pak." ujar Jenna setelah ia merasa semua tugas nya sudah beres.
"Oke," jawab Julian singkat. Jenna pun kemudian melangkah menuju pintu.
"Jen, kau ke sini naik apa?" tanya Julian tiba-tiba.
"Saya naik taksi Pak."
"Oh, hati hati." jawab Julian yang entah kenapa mendadak terkesan perhatian. Jenna hanya merespon biasa perhatian kecil Julian terhadapnya.
"Terimakasih pak."
Sepenggal Jenna dari ruangannya, Julian kemudian terdorong untuk berjalan ke arah jendela yang ada di ruang kerjanya.
Dari sana ia memperhatikan Jenna yang saat itu tengah berdiri di halaman yang sepertinya sedang menunggu taksi pesanannya.
Sejenak Julian memperhatikan lagi wajah cantik alami sekertaris rekan bisnisnya itu.
Selama ini Julian tidak benar-benar memperhatikan Jenna. Padahal ia sendiri sudah sering berkomunikasi dengan wanita lajang 24 tahun itu.
Tak lama, taksi yang Jenna pesan pun datang. Jenna langsung masuk ke dalam taksi yang ia pesan. Kemudian taksi itu pun segera berlalu dari halaman rumah mewah Julian Alexander.
🍂🍂🍂🍂🍂
Menjadi seorang Pria single bertahun-tahun terkadang membuat Julian merasa miris.
Tapi dirinya juga tidak menampik ada rasa trauma jika hendak menjalani hubungan kembali dengan seorang wanita. Apalagi dia baru saja gagal menikahi wanita pujaannya, Andrea Sahara. Yang bahkan mereka sudah bertunangan lima tahun lamanya.
Karena sudah sering kali gagal dalam menjalin hubungan. Serta pernah bercerai dengan sang istri di masa lalu. Hal itu lah yang membuat Julian enggan ingin menikah lagi dan menjalin hubungan asmara.
Tapi di lain sisi, ada rasa kekawatiran yang ia rasakan juga.
Saat ia bergelimang harta dan sukses dalam bisnis justru ia malah belum mempunyai keturunan.
Bisa saja dia melakukan adopsi. Tapi dirinya kurang berminat jika melakukan adopsi.
Keresahan demi keresahan seperti itulah yang kadang membuat hati Julian merana.
"Uang bisa membeli apapun Julian." kata kata sahabatnya Reyhan Aditya kembali terngiang di pikirannya.
Duduk termenung sendiri bersandar pada headbord tempat tidur membuat Julian semakin merasa frustasi saat memikirkan hidupnya.
Frustasi bukan soal pasangan hidup, tapi saat ini yang ia frustrasi kan adalah soal keturunan.
Apalagi pesan sang Mama yang saat ini menetapkan di Athena Yunani terus menanyakan soal pasangan dan juga menuntut Julian untuk segera punya momongan.
"Lebih baik aku suka pusing soal pekerjaan dari pada pusing memikirkan keturunan, brengsek."
Julian merasa kesal dengan dirinya sendiri. Kemudian ia memilih berlalu dari kamarnya. Mengambil kunci mobil dan ia segera mengemudikan mobilnya menuju sebuah tempat hiburan malam.
Sebenarnya, Julian bukan tipe pria yang suka pergi ke clup malam atau semacamnya. Tapi karena malam itu ia merasa sangat pening, membuat ia ingin mencari sedikit hiburan.
Duduk sendirian di sebuah kursi mini bar. Julian nampak menikmati segelas minuman wine yang ia pesan lewat seorang bartender cantik.
Sambil terus menegur minuman yang ada di tangannya. Julian terus saja memperhatikan wanita yang melayaninya.
"Hai, nama mu siapa?" tanya Julian pada wanita itu.
"Nama ku?" tanya lagi si wanita bartender itu.
"Siapa lagi kalau bukan kamu, dari tadi mata ku tertuju pada mu." ujar Julian.
"Valerie," jawab wanita itu.
"Sudah lama bekerja di sini," tanya Julian menyelidik.
"Lumayan," jawab lagi Valerie singkat, sambil membersihkan beberapa gelas yang sudah kosong di atas meja minibar.
"Apa kau juga melayani yang lain," tanya Julian lagi dengan pandangan mata tertuju pada Valerie dengan begitu instens.
Sejenak Valerie nampak memperhatikan Julian. Dalam hati, Valerie yakin jika Julian adalah pria kaya.
"Kau ingin one night stand?" tanya Valerie to the point, Julian kemudian tertawa getir.
"Aku tidak ingin one night stand. Tapi aku sedang mencari wanita yang mau mengandung anak ku." jawab Julian jujur.
"Apa yang akan aku dapatkan jika aku bisa memberi mu anak," tantang Valerie.
"Apapun yang kamu mau, aku akan berikan." jawab Julian tegas.
"Kau serius?" tanya Valerie lagi.
"Aku Julian Alexander, kau mau apa? Rumah, Penthouse, apartemen, mobil, saham atau semuanya. Asal kau bisa memberikan aku keturunan aku akan memberikan itu semua untuk mu."
Dan perkataan Julian yang memberikan Valerie tawaran yang cukup menggiurkan membuat Valerie langsung tertarik dengan tawaran itu.
"Boleh minta nomor ponsel mu," ujar Valerie.
Julian kemudian memberikan ponselnya. Valerie langsung mengambil ponsel milik Julian lalu mengetikkan nomor ponsel milik nya ke ponsel milik Julian.
"Kita buat kesepakatan nanti." ujar Valerie.
"Oke," jawab Julian dan dengan tatapan mata penuh harap.
Apakah Valerie wanita yang akan menjadi ibu dari calon anak Julian Alexander ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Elizabeth Yanolivia
menegur = meneguk
2024-08-31
0
Elizabeth Yanolivia
clup = club
2024-08-31
0
Elizabeth Yanolivia
frustasi = frustrasi
2024-08-31
0