Hari-hari berikutnya.
Semenjak kejadian penculikan itu, Rio jadi selalu waspada karena ia taku hal itu terulang lagi. Makanya Ia pun menempatkan beberapa orang untuk menjaga anak-anaknya saat mereka sedang bersekolah. Dan itu membuat pihak sekolah menjadi tak menyukainya.
Karena hal itu membuat para guru tidak bisa leluasa untuk mendekati mereka. Apalagi untuk teman-teman mereka, alhasil mereka dijauhi oleh para teman-temannya. Membuat Quadruplets menjadi sedih terutama Yumna, yang biasanya ia yang paling ceria dan bersemangat saat akan sekolah kini menjadi tidak bersemangat lagi.
"Loh, anak-anak Ayah kok belum bersiap? Hari inikan belum libur sekolah?" tanya Rio, ketika ia melihat quadruplets terlihat sedang malas-malasan di tempat tidurnya.
"Umna nggak mau sekolah lagi Dad!" cetus Yumna, sembari ia menarik kembali selimutnya, dengan sedikit menyentaknya.
"Iya Anza juga tidak ingin bersekolah! Kalau om bodyguard itu masih terus mengikuti kami!" kata Fanza yang biasa tidak pernah mau protes kali ini ia ikut buka suara.
Sementara Yunda dan Fasya langsung menutup seluruh tubuh mereka dengan selimutnya. Tanda mereka juga tidak ingin bersekolah juga. Rio langsung terperanjat setelah mendengar protesan anak-anaknya. Padahal waktu pihak sekolah protes akan bodyguard tersebut. Ia tidak begitu menanggapinya.
Karena baginya keselamatan anak-anaknya yang lebih utama. Tetapi ketika anak-anaknya sendiri yang protes, Rio tidak mungkin mengabaikan begitu saja. Ia jadi terlihat bingung harus melakukan apa. Padahal ia sampai menyewa bodyguard tersebut, untuk keselamatan mereka sendiri. Karena ia begitu amat menyayangi buah hatinya.
"Baiklah, baiklah, Ayah akan menyuruh om bodyguard itu pergi. Apakah kalian sekarang senang mendengarnya?" ujar Rio yang akhirnya mengalah pada Anak-anaknya.
Mendengar perkataan sang Ayah dengan serentak, quadruplets, langsung membuka selimut yang menutupi wajah mereka. Dan langsung terduduk dengan wajah mengarah ke sang ayah. Dengan tatapan penasarannya.
"Benarkah, yang Ayah katakan?" tanya Fasya dengan tatapan mencari kebenaran.
"Apakah kalian pernah melihat Ayah kalian ini berkata bohong hm?" tanya Rio, dan langsung dibalas dengan quadruplets dengan gelengan kepala mereka dengan serentak.
"Bagus! Sekarang cepatlah kalian mandi! Bukankah kalian tidak suka pergi sekolah dengan terlambatkan?" ujar Rio lagi, dengan tatapan datar, sembari ia menaikan sebelah alis matanya.
"Okay sir!" balas keempat, sembari mengangkat sebelah tangannya memberi hormat. Setelah itu mereka pun langsung berlari kekamar mandi.
Sedangkan Rio langsung melangkah keluar, sesampainya di depan kamar ia melihat seorang wanita paruh baya sedang berdiri didepan kamar Anaknya. "Masuklah Bi Surti, bantu persiapkan anak-anak ya" ucapnya pada wanita itu, yang ternyata pembantu Rio, yang dulu selalu menemani isterinya.
"Baiklah Den," balas Surti, dan ia pun langsung memasuki kamar quadruplets.
Sementara Rio, langsung melangkah keluar untuk menemui bodyguard anak-anaknya. "Kalian berdua kemarilah!" katanya, pada dua orang pria bertubuh besar, memakai jas hitam.
"Iya Pak?" balas kedua pria itu, saat mereka telah berdiri dihadapan Rio.
"Mulai sekarang, kalian berjaga jaraklah dengan anak-anakku, awas si mereka dari kejauhan apa kalian paham?!" ujar Rio dengan wajah terlihat datar.
"Baik Pak! Sesuai perintah Anda!" ujar kedua bodyguard tersebut, dan mereka langsung pergi setelah Rio memberikan kode dengan tangannya agar mereka segera pergi. Karena sudah pasti sebentar lagi quadruplets akan keluar.
Dan benar saja, tak berapa lama para bodyguard itu pergi, anak-anak Rio pun muncul, dan mereka langsung memasuki mobil sang Ayah.
"Kami sudah siap Dad! Ayo cepat berangkat nanti kami terlambat!" teriak Yumna yang sudah berada di dalam mobilnya.
"Oke, oke Sayang, Ayo Gilang kita berangkat sekarang!" ujar Rio pada Asistennya.
"Baik Pak!" balas Gilang, sembari ia memasuki mobilnya, dan tak berapa lama Gilang mobil pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Empat puluh menit kemudian mereka pun sampai didepan pintu gerbang sekolah TK Bintang. Saat Yumna hendak turun dari mobilnya, tiba-tiba matanya melihat seorang wanita bercadar yang terlihat bersama dua orang anak kecil. Satu laki-laki dan yang satu lagi perempuan namun wajah keduanya begitu mirip.
"Kak Unda, apakah itu Aunty mata Hijau?" tanya Yumna, sembari jari telunjuknya mengarah ke wanita bercadar yang terlihat sedang menggandeng kedua anak kembar itu.
Mendengar perkataan Yumna, seketika tatapan mereka mengarah kesumber yang ditunjukkan jari telunjuknya Yumna, termasuk Rio.
"Mana Dek Umna?" tanya Yunda kembali, sepertinya ia belum dapat melihatnya.
"Itu loh kak Unda, yang bersama Bang Farhan dan Kak Farah! kata Yumna lagi, yang terlihat jari telunjuknya menujuk ke arah wanita bercadar tersebut.
"Eh, iya, benar itu Aunty mata hijau!" kata Yunda dengan mata yang terlihat berbinar. "Ayo kita samperin Dek!" ujar Yunda yang terlihat bersemangat, dan hendak berjalan. Namun dengan sigap tangan Rio sudah menahan tangannya Yunda dan Yumna.
"Eiit! Mau kemana kalian? Segitu senangnya melihat orang lain! Sampai Ayah sendiri diabaikan hm?" ucap Rio terlihat kesal, karena ia merasa diabaikan oleh anak-anaknya.
"Iss Daddy! Lepaskan! Umna mau ketemu Aunty mata hijau!" sentak Yumna dengan kuat, hingga genggaman Rio langsung terlepas dan ia pun langsung berlari.
"Unda juga Ayah! Mau sama Aunty, lepaskan Ayah!" kata Yunda, sembari tangan kanannya, berusaha melepaskan genggaman tangan Rio. Karena takut tangan anaknya sakit, akhirnya Rio melepaskan genggamannya. Dan akhirnya keduanya lari kearah wanita bercadar tersebut.
Rio berdecak kesal. "Ck! Siapa Dia? Berani sekali merebut perhatian Anak-anak gue!"
...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
revinurinsani
awas bucin lohhh
2023-12-16
0
Erny
Thor Jodohkan mereka dong
2023-08-29
1
Ida Lailamajenun
calon istri mu Rio tanya othor klu gak percaya😂😂😂
2023-02-08
0