"Haeiii.. itukan namaku!" sentak wanita bercadar itu. Membuat Yumna kaget dan menjadi penasaran.
"Eh, benarkah Aunty? Emangnya siapa nama panjang Aunty?" tanya si kecil Yumna.
"Nama Aunty, Yumna Naazwa Humairah, kalau teman-teman dipondok memanggil Aunty Yumna, tapi kalau di kelurganya Aunty, mereka memanggil Aunty, Naazwa, jadi karena nama kita sama kamu panggil Aunty Naazwa saja oke," ujar wanita bercadar itu, yang ternyata namanya sedikit sama dengan Yumna.
"Baiklah Aunty Azwa," kata Yumna mempersingkat nama dari Naazwa. Karena Yumna masih kecil, Naazwa tidak mempermasalahkan panggilan singkat tersebut.
"Humm, sepertinya kalian anak kembar ya? Soalnya wajah kalian sangat mirip?" tanya Naazwa, sembari memperhatikan wajah keempat bocah yang ada dihadapannya itu. Mendengar pertanyaan Naazwa, quadruplets langsung mengangguk kepalanya secara bersamaan.
Melihat kekompakan quadruplets, Naazwa langsung takjub, iapun menjadi penasaran. "Baiklah sekarang masuk sesi perkenalan, yang diawali, kamu ya, apa nama panjangnya Yumna?" tanya Naazwa, sembari ia menoel pucuk hidungnya Yumna yang mungil.
"Nama panjangnya Umna, Raniyah Cherina Ayumna, Aunty," balas Yumna, terlihat begitu senang melihat wanita yang ada dihadapannya.
"Maa shaa Allah, nama yang indah." puji Naazwa, sembari ia mengelus singkat pipinya Yumna. "Lalu, Kalau kamu cantik, siapa namanya?" tanya Naazwa, pada Yunda, sembari ia kembali menoel pucuk hidungnya Yunda.
"My name, Raisya Chesa Ayunda, tapi biasa di panggil Yunda, Aunty," balas Yunda, yang nampak ia juga begitu senang pada Naazwa.
"Maa shaa Allah, nama yang cantik, secantik orangnya," ucap Naazwa, yang kali ini ia menyentuh dagunya Yunda. Setelah itu matanya langsung beralih, ke Fanza dan Fasya.
"Kalau Abang-Abang ganteng ini siapa namanya?" tanya Naazwa, yang kali ini ia hanya melipatkan kedua tangannya di bawah dadanya saja, tanpa ingin menyentuh kedua bocah laki-laki tersebut. Karena wajah keduanya terlihat begitu dingin.
"Nama saya Rafasya Candra Yaqdhan, biasa di panggil Fasya," jawab Fasya dengan datar, sembari ia juga melipatkan kedua tangannya di dadanya.
"Hmm.. maa shaa Allah, nama yang cakap, secakep orangnya," kata Naazwa, yang juga nada bicaranya di buat datar, mengikuti gaya Fasya. "Kalau Abang yang satu lagi siapa namanya?" tanya Nazwa, pada Fanza.
"Perkenalkan, nama saya, Rafanza Cakra Yaqdhi, biasa di panggil Fanza," jawab Fanza terdengar dewasa, sembari ia mengulurkan tangannya kepada Naazwa. Dan langsung disambut oleh Naazwa, yang akhirnya mereka berjabatan tangan.
"Hum.. Maa shaa Allah, nama yang keren, sekeren orangnya," ucap Naazwa, membuat Fanza sedikit senang, sehingga ia menyempilkan senyuman tipisnya, karena mendapatkan pujian dari Naazwa.
"Oke, sesi perkenalan sudah selesai, sekarang ngomong-ngomong kalian dari mana kok bisa ketemu sama penculik-penculik tadi sih?" tanya Naazwa, terlihat penasaran.
"Kami, baru pulang sekolah Aunty, dan kami masih menunggu jemputan Ayah kami. Tapi yang datang malah om itu," kata Yunda, menjelaskan awal mereka berjumpa dengan dua penculik itu.
"Benar Aunty, bahkan mereka ngaku suruhan Daddy kami!" sambung Yumna, yang terlihat ia juga ingin memberikan penjelasan. " Oh iya Aunty, bolehkah Umna bertanya?" kata Yumna lagi, dengan tatapan mata yang kini kembali kematanya Naazwa.
"Silahkan Sayang, kamu mau tanya apa?" kata Naazwa, yang kembali ia menoel pucuk hidungnya Yumna, ia nampak gemas pada gadis kecil tersebut.
"Mengapa mata Aunty, berwarna hijau? Mengapa tidak hitam seperti kami, dan juga orang-orang Aunty?" tanya Yumna, yang ternyata ia begitu penasaran dengan mata Naazwa yang terlihat berbeda.
"Humm.. kenapa yaa? Aunty juga tidak tahu Sayang, karena hanya Allah-lah yang tahu, mengapa Aunty di berikan mata yang hijau," balas Naazwa terdengar lembut. "Emangnya kenapa Yumna? Seram ya mata Aunty?" tanyanya kembali pada Yumna.
"Tidak Aunty, malahan mata Aunty sangat indah," sahut Yunda, yang ternyata ia juga sedang mengagumi matanya Naazwa.
"Ho'oh Aunty, mata Aunty sangat cantik, Umna sangat suka melihat matanya Aunty," sambung Yumna, terlihat begitu senang pada Naazwa.
"Alhamdulillah, terima kasih Yunda, Yumna, kalian juga cantik-cantik kok," ucap Naazwa, sembari memegang dagu Yumna dan Yunda.
"Oh iya, ngomong-ngomong di mana sekolah kalian? Biar Aunty antar kalian kesana, karena sudah pasti orang tua kalian saat ini sedang cemas, karena tidak melihat kalian," ujar Naazwa, sembari ia berdiri, tegak dari bersimpuhnya tadi.
"Anda benar sekali Nona! Kalau orang tua keempat anak yang Anda culik sangat cemas!"
Mendengar suara bariton yang terdengar berat itu, membuat Naazwa kaget, dan dengan spontan ia pun langsung menoleh kesumber suara tersebut, dan terlihat olehnya.
Seorang pria tampan, berjas krem, yang menampakkan dada bidangnya. Dengan wajah dinginnya, ia menatap tajam kearah Naazwa, yang terlihat masih berdiri bersejajar dengan quadruplets dengan posisi Naazwa, berada ditengah-tengah mereka.
"Segera tangkap penculik itu Pak!" seru pria itu terlihat geram melihat Naazwa. Mendengar perkataan Pria itu membuat Naazwa tersentak kaget, karena dituduh sebagai penculik.
"Apaa! Penculik?!"
...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
revinurinsani
MaasyaAllah Nazwa cantik beneeer
2023-12-16
0
Ida Lailamajenun
waah Daddy Rio salah address nih mo nangkepin Azwa.hati nya kali yg ditangkepin bukan orgnya😂😂😂
2023-02-08
1
Trida Susanti
" cantik visual nya suka ☺️
2022-12-01
0