Identitas Riri

Sugi beringsut mengambil sesuatu dari bagasi dibelakang. Tangannya menarik satu tas berbahan kertas berwarna putih dengan tulisan Sweets berwarna gold didepannya.

"Pasti belum makan malam" ujar Sugi sambil membuka tas kertas tersebut. Dia mengeluarkan sekotak cookies dan membukanya. Dia menyodorkan cookies itu didepanku.

Dengan perasaan tidak enak aku berkeinginan untuk menolaknya "Mmm nanti saja pak, saya belum lapar. Tapi terimakasih pak atas perhatiannya, saya jadi tidak enak. Sudah merepotkan pak Sugi seperti ini"

"Saya tidak merasa direpotkan" Jawab Sugi datar. Tangannya dengan cepat menarik lepas tali masker ku, sebelum aku sempat menahannya. Tentu saja aku kaget dengan aksinya ini.

"Disini aman, mobil ini debunya sedikit" Ujarnya tanpa melihatku, tangannya mengambil satu buah cookies dan mengarahkannya pada bibirku.

Aku menunduk "Pak, ini... " Kata-kata ku terhenti saat sekilas aku melihat wajahnya kembali memunculkan kerutan yang sama seperti tadi. Dengan ragu aku membuka mulutku, ia menyuapi cookies itu dengan perlahan. Aku mengunyahnya dengan perasaan bercampur aduk. Aku melihat dia juga ikut menikmati cookies yang rasanya ternyata cukup enak ini. Dia menyuapiku beberapa kali, sampai aku mengangkat tangan kiriku sambil mengatakan "cukup pak, terimakasih"

Nampak ia memasukkan cookies itu kedalam tas kertas dan menaruhnya kembali di bagasi. Aku yang penasaran akhirnya membuka mulutku "Pak, saya bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, jadi saya mau tahu saja kenapa Pak Sugi perhatian dan baik pada saya?" Tanyaku "aku berharap dia akan mengatakan karena aku adalah staf yang berharga untuk restaurannya. Semoga saja bukan karena dia ingin aku melakukan sesuatu di luar dari apa yang aku bisa" Aku menghentikan pikiran burukku tentangnya.

"Menurut bu Riri kenapa?" Sugi balik bertanya

"Duh kenapa balik bertanya sih, kan jadi aku yang harus menebak -nebak sendiri?" Aku memutar bola mataku

"Hmm karena saya sudah membantu pekerjaan pak Sugi di Restauran?" Jawabku sekenanya

Sugi diam saja tidak menanggapi kembali jawabanku.

"Sebaiknya bu Riri sekarang pulang, saya tadi sudah menghubungi taksi online. Sebentar lagi taksinya sampai. Motornya di tinggal saja, nanti biar Pak Doni yang mengurus"

"Hei pertanyaanku tadi kan belum dijawab?!" Aku membathin sendiri

"Baik Pak" Kataku pasrah tanpa menanyakan kembali hal tadi

Sebuah mobil putih mendekat dan berhenti di depan kami, Sugi turun dari mobilnya dan membuka pintu mobil untukku.

Aku bergegas turun, tangan kiriku memegangi kantong es yang berada di atas tangan kananku. "Saya pulang pak, terimakasih sekali lagi" Kataku. Dia hanya mengangguk.

Taksi online yang akan membawa Riri pulang baru saja lewat ketika Pak Doni telah kembali.

"Pak, saya baru dapat telepon dari informan kita. Katanya ada seorang wanita hilang sedang dalam pencarian. Ciri- cirinya mirip sekali dengan bu Riri. Saya kirimkan fotonya sekarang"

Sugi memperhatikan foto yang dikirim oleh Pak Doni. Rambut wanita ini panjang lurus berwarna hitam pekat. Wajahnya memang mirip sekali dengan bu Riri, hanya raut wajahnya masih sangat muda. Kemungkinan foto ini diambil pada saat dia masih bersekolah atau baru saja tamat sekolah menengah atas"

"Wanita ini bernama Mentari Larasati Wirama" Lanjut pak Doni lagi

Sugi menoleh kearah Pak Doni dengan wajah terkejut "Keluarga Wirama" Ujarnya perlahan.

"Benar Pak, keluarga pengusaha ekspor import yang sempat berjaya beberapa tahun lalu. Setelah Bapak Supraja dan istrinya meninggal karena kecelakaan, adik kandungnya yaitu Bapak Subrata yang mengambil alih bisnisnya. Tapi perusahaan mereka saat ini sedang dalam keadaan keuangan yang kurang baik" Lanjut Pak Doni

"Pak Subrata mendapatkan hak perwalian Mentari semenjak kecelakaan itu. Kabar terakhir sebelum Mentari melarikan diri, ia sempat ingin dijodohkan dengan seorang duda kaya teman bisnis pamannya"

Sugi nampak terdiam lalu berkata "Aku yakin yang mencari adalah orang suruhan pamannya. Dan alasannya pasti hal yang sangat penting menyangkut perusahaan"

Pak Doni mengangguk "kemungkinan seperti itu pak"

"Ada kerabat yang lain? "

"Dia memiliki kakak bernama Damar, tapi menurut kabar yang saya terima Damar dinyatakan meninggal setahun setelah orangtuanya kecelakaan. Damar jatuh dan hilang di jurang yang terjal saat kegiatan pendakian gunung bersama Mapala".

Wajah Sugi berubah dingin, rahangnya mengeras "kita ke restauran sebentar" Sahut Sugi mendahului pak Doni. Pak Doni tahu betul wajah yang baru saja ditunjukkannya ini "Ia sedang khawatir dan suasana hatinya sedang tidak baik" Pak Doni bergumam dalam hati sembari mengikuti Sugi menuju Restauran.

Riri telah sampai di kamar kost nya, setelah membersihkan diri ia mengoleskan salep pereda nyeri yang ia beli saat perjalanan pulang tadi beserta beberapa perban elastis. Ponselnya bergetar, Riri melihat notifikasi pada ponselnya. Ia melihat nama Bapak Sugi mengirimkan pesan padanya, wajahnya sedikit terkejut karena biasanya pak Sugi mengirimkan pesan melalui ponsel yang dia berikan.

"Bu Riri Sudah sampai?"

Belum sempat menjawabnya, ada telepon masuk dari pak Doni ke Ponsel satunya.

"Halo selamat malam pak" Aku menjawab telepon darinya

"Selamat malam Bu Riri saya sedang on the way membawa obat dan perban, nanti saya telepon kalau sudah sampai. Saya takut mengganggu penghuni yang lain karena sudah malam"

"Tidak usah pak, Terimakasih. Obatnya disimpan saja dulu. Tadi saya sempat membeli obat dan perban sebelum sampai di kost. Ini juga sudah malam, pak Doni sebaiknya juga pulang dan beristirahat" Jawabku dengan cepat

"Oh begitu, baik bu kalau begitu. Selamat beristirahat bu Riri, cepat pulih" Katanya lagi lalu menutup Sambungan telepon.

Riri kemudian menjawab pesan dari Sugi

"Sudah pak, baru saja. Tadi pak Doni menghubungi saya katanya mau membawa obat kemari. Tapi saya sudah membeli salep dan perban pak. Jangan khawatir saya baik-baik saja. Terimakasih perhatiannya pak, saya akan kembali setelah tangan saya dalam kondisi yang lebih baik ☺. Selamat malam dan selamat beristirahat pak"

Sugi hanya bisa memandangi jawaban yang ia terima di ponselnya. Ada perasaan kasian dan khawatir bergelayut dalam hatinya saat ini.

Riri yang sedang berbaring di kamarnya juga sedang memandangi pesan yang baru saja ia kirim. "sudah lama sekali tidak ada yang peduli bahkan sampai menanyakan keadaanku seperti hari ini. Anehnya aku merasa hal ini wajar saja, padahal biasanya aku tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain diluar dari pekerjaan. Sudah dua kali Sugi dan pak Doni membantuku. Aku hanya bisa berharap mereka memang benar orang-orang baik"

Saat sedang memikirkan kejadian tadi, tidak sengaja matanya tertuju pada gantungan kunci berinisial A yang tergantung di kantong belakang tas ranselnya. Gantungan kunci ini sengaja ia bawa kemana-mana agar selalu ingat dengan Andi. Tapi, sudah lama sekali gantungan kunci ini rasanya seperti benda biasa lainnya.

Riri kembali teringat dengan Andi. Andi yang dulu ia sebut pacar dan kesayangan. Entah apa sebutan yang pantas untuknya saat ini. "Andi, apa kabarmu?. tidakkah terpikir olehmu untuk mencari keberadaanku saat ini?. Atau jangan-jangan kamu sudah melupakan aku dan janji kita?!" air matanya mulai menggenang.

Riri buru- buru bangun dari tidurnya dan mengambil boneka beruang yang ada diatas meja. Ia memeluk erat boneka itu untuk menghalau perasaan sedihnya.

Episodes
1 Noda Lipstik
2 Bertemu dengan pak manager
3 Pekerjaan tambahan
4 Mimpi yang mengganggu
5 Gia
6 Pencak Silat
7 Salmon Steak
8 Kemarahan pak Brata
9 Hadi
10 Hari yang sibuk
11 Sakit kepala
12 Makan Siang
13 Benjol
14 Menyelamatkan Gia
15 Kompres dingin
16 Identitas Riri
17 Hukuman
18 Panggilan dari Restauran
19 Seperti mimpi
20 Berakhir sudah
21 Kucing lucu
22 Bubur Ayam
23 Saya tunggu di rumah
24 Penculikan
25 Serbu!
26 Menjijikkan
27 Laki-laki yang tepat
28 Menjaga Jarak
29 Rencana Riri
30 Resign
31 Acara resmi
32 Nenek Keriput
33 Kejutan
34 Menagih janji
35 Asisten
36 Tidur nyenyak
37 Kopi
38 Hari pertama
39 Mabuk
40 Riri yang telaten
41 Kejar
42 Kejar 2
43 Mulai terbuka
44 Mengamuk
45 Boneka beruang
46 Boneka beruang 2
47 Bertemu Silvi
48 Di jemput teman
49 Spaghetti
50 Pengakuan
51 Bank X
52 Kaya
53 Rio
54 Nasi Goreng , Kopi
55 Kopi pahit
56 Es krim vanilla
57 Cerita Damar
58 Milikku
59 Kiriman Foto
60 so in love
61 lebih berwarna
62 Cemburu
63 Cemburu 2
64 Erika
65 Meluapkan amarah
66 Lebam
67 bandel
68 Bahasa formal
69 Sambal terasi
70 Rumah Gia
71 Gorim
72 Hubungan Istimewa
73 Menggelora
74 Kekasih ideal
75 Pindah Rumah
76 laki-laki normal
77 pengalaman baru
78 Bayaran
79 Bu Alina
80 satu kebetulan lagi
81 Terharu
82 Silvi datang lagi
83 Rindu
84 Undangan
85 Gaun pilihan
86 Gugup
87 Sabotase
88 Mencurigakan
89 Kamar 201
90 Amarah Sugi
91 Keputusan Sulit
92 I'm dead
93 Posesif
94 Taruhan
95 Ngambek
96 makin mirip
97 Perusahaan Ayah
98 bertemu pak Brata
99 Rapat
100 Kebakaran Jenggot
101 Cacingan
102 Persiapan Perayaan
103 Resmi dibuka
104 Makan malam berkesan
105 Akhir yang baik
106 mulai panas
107 Jejak merah
108 Arisan
109 Restu
110 aku rindu, Sam
111 Mita
112 Pembalasan
113 Malam yang hampir sempurna
114 Berita mengejutkan
115 Frustasi
116 Erik
117 Samsak
118 Press conference
119 Laki-laki aneh
120 sisa makan siangku
121 Sugi dan Mita
122 Iba dan tak peduli
123 Dion dan Kopinya
124 Ms. X
125 Lewat belakang
126 Sensasi luar biasa
127 otot kering
128 kambing congek
129 Cerita Dion
130 cokelat dan wangi parfum
131 koleksi menarik
132 Alien
133 Celah
134 Warung makan
135 ikatan yang lebih kuat
136 Priboemi
137 Sial
138 Panik
139 Pencarian
140 Bayangan samar
141 Khawatir
142 Damar tiba
143 Penjara
144 kondisi baik
145 Keluarga
146 Pulang kerumah
147 Pemilik baru
148 Much more...
149 Mulai sibuk
150 Semua berjalan lancar
151 Rencana di mulai
152 Sop Buntut
153 Penumbra
154 Fansclub
155 Bathtub
156 Nasi bungkus
157 Meeting pertama
158 Saling membantu
159 Keributan
160 Minta Ampun
161 Arisan
162 Membeli properti
163 Masukan
164 Mereka bertemu
165 Renovasi villa
166 Undangan Ulang Tahun
167 Inspeksi
168 video call
169 Jemputan
170 Rindu
171 Kelelahan
172 Kejadian pertama
173 Acara Utama
174 Orang gila
175 Pemilik Penumbra
176 Interaksi yang serasi
177 Kecupan di tangan
178 Kesempatan
179 Singa jantan kelaparan
180 Persiapan
181 Menuju Penumbra
182 Hari H
183 Bookingan
184 Foto bersama
185 Muncul di publik
186 Damar pulang
187 Ketahuan
188 Perdebatan aneh
189 Salah sangka
190 Akrab
191 Hubungan terbuka
192 Pemeriksaan Hotel
193 Jemputan
194 Perasaan Gelisah
195 Tertangkap
196 Tegang
197 Terlambat
198 Jebakan
199 Pencarian
200 Enak
201 Mengulur waktu
202 Riri yang Nakal
203 Kabur
204 maaf
205 Serangan
206 Rumah Sakit
207 Jijik
208 Berjalan Lancar
209 Gangguan di hari pertama
210 Indahnya Jatuh Cinta
211 Wangi parfum
212 Gagal
213 Tidak Rela
214 Tandatangan
215 mengobrol
216 Hampir kena hajar
217 Laki-laki berkemeja flanel
218 laki-laki berkemeja flanel 2
219 Rasa itu kembali
220 Muse
221 Belum menyerah
222 Ambisi pak Brata
223 Pemilik baru
224 Merasa aman
225 Intim
226 Tumbang
227 Rencana Sugi
228 Kejutan manis
229 kejutan manis 2
230 Kehamilan tak terduga
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Noda Lipstik
2
Bertemu dengan pak manager
3
Pekerjaan tambahan
4
Mimpi yang mengganggu
5
Gia
6
Pencak Silat
7
Salmon Steak
8
Kemarahan pak Brata
9
Hadi
10
Hari yang sibuk
11
Sakit kepala
12
Makan Siang
13
Benjol
14
Menyelamatkan Gia
15
Kompres dingin
16
Identitas Riri
17
Hukuman
18
Panggilan dari Restauran
19
Seperti mimpi
20
Berakhir sudah
21
Kucing lucu
22
Bubur Ayam
23
Saya tunggu di rumah
24
Penculikan
25
Serbu!
26
Menjijikkan
27
Laki-laki yang tepat
28
Menjaga Jarak
29
Rencana Riri
30
Resign
31
Acara resmi
32
Nenek Keriput
33
Kejutan
34
Menagih janji
35
Asisten
36
Tidur nyenyak
37
Kopi
38
Hari pertama
39
Mabuk
40
Riri yang telaten
41
Kejar
42
Kejar 2
43
Mulai terbuka
44
Mengamuk
45
Boneka beruang
46
Boneka beruang 2
47
Bertemu Silvi
48
Di jemput teman
49
Spaghetti
50
Pengakuan
51
Bank X
52
Kaya
53
Rio
54
Nasi Goreng , Kopi
55
Kopi pahit
56
Es krim vanilla
57
Cerita Damar
58
Milikku
59
Kiriman Foto
60
so in love
61
lebih berwarna
62
Cemburu
63
Cemburu 2
64
Erika
65
Meluapkan amarah
66
Lebam
67
bandel
68
Bahasa formal
69
Sambal terasi
70
Rumah Gia
71
Gorim
72
Hubungan Istimewa
73
Menggelora
74
Kekasih ideal
75
Pindah Rumah
76
laki-laki normal
77
pengalaman baru
78
Bayaran
79
Bu Alina
80
satu kebetulan lagi
81
Terharu
82
Silvi datang lagi
83
Rindu
84
Undangan
85
Gaun pilihan
86
Gugup
87
Sabotase
88
Mencurigakan
89
Kamar 201
90
Amarah Sugi
91
Keputusan Sulit
92
I'm dead
93
Posesif
94
Taruhan
95
Ngambek
96
makin mirip
97
Perusahaan Ayah
98
bertemu pak Brata
99
Rapat
100
Kebakaran Jenggot
101
Cacingan
102
Persiapan Perayaan
103
Resmi dibuka
104
Makan malam berkesan
105
Akhir yang baik
106
mulai panas
107
Jejak merah
108
Arisan
109
Restu
110
aku rindu, Sam
111
Mita
112
Pembalasan
113
Malam yang hampir sempurna
114
Berita mengejutkan
115
Frustasi
116
Erik
117
Samsak
118
Press conference
119
Laki-laki aneh
120
sisa makan siangku
121
Sugi dan Mita
122
Iba dan tak peduli
123
Dion dan Kopinya
124
Ms. X
125
Lewat belakang
126
Sensasi luar biasa
127
otot kering
128
kambing congek
129
Cerita Dion
130
cokelat dan wangi parfum
131
koleksi menarik
132
Alien
133
Celah
134
Warung makan
135
ikatan yang lebih kuat
136
Priboemi
137
Sial
138
Panik
139
Pencarian
140
Bayangan samar
141
Khawatir
142
Damar tiba
143
Penjara
144
kondisi baik
145
Keluarga
146
Pulang kerumah
147
Pemilik baru
148
Much more...
149
Mulai sibuk
150
Semua berjalan lancar
151
Rencana di mulai
152
Sop Buntut
153
Penumbra
154
Fansclub
155
Bathtub
156
Nasi bungkus
157
Meeting pertama
158
Saling membantu
159
Keributan
160
Minta Ampun
161
Arisan
162
Membeli properti
163
Masukan
164
Mereka bertemu
165
Renovasi villa
166
Undangan Ulang Tahun
167
Inspeksi
168
video call
169
Jemputan
170
Rindu
171
Kelelahan
172
Kejadian pertama
173
Acara Utama
174
Orang gila
175
Pemilik Penumbra
176
Interaksi yang serasi
177
Kecupan di tangan
178
Kesempatan
179
Singa jantan kelaparan
180
Persiapan
181
Menuju Penumbra
182
Hari H
183
Bookingan
184
Foto bersama
185
Muncul di publik
186
Damar pulang
187
Ketahuan
188
Perdebatan aneh
189
Salah sangka
190
Akrab
191
Hubungan terbuka
192
Pemeriksaan Hotel
193
Jemputan
194
Perasaan Gelisah
195
Tertangkap
196
Tegang
197
Terlambat
198
Jebakan
199
Pencarian
200
Enak
201
Mengulur waktu
202
Riri yang Nakal
203
Kabur
204
maaf
205
Serangan
206
Rumah Sakit
207
Jijik
208
Berjalan Lancar
209
Gangguan di hari pertama
210
Indahnya Jatuh Cinta
211
Wangi parfum
212
Gagal
213
Tidak Rela
214
Tandatangan
215
mengobrol
216
Hampir kena hajar
217
Laki-laki berkemeja flanel
218
laki-laki berkemeja flanel 2
219
Rasa itu kembali
220
Muse
221
Belum menyerah
222
Ambisi pak Brata
223
Pemilik baru
224
Merasa aman
225
Intim
226
Tumbang
227
Rencana Sugi
228
Kejutan manis
229
kejutan manis 2
230
Kehamilan tak terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!