"Aku pulang duluan yah Ri" Kata Gia sembari membereskan mejanya
Aku menoleh kearah nya "Iyah yak, eh pak Daniel besok sudah balik loh. Baru saja aku menerima kabarnya"
"Kok cepet banget sih?!" Gia berdiri dari duduknya dan mengambil tas yang ada di atas meja kerjanya.
"Entahlah" Aku mengangkat bahuku
"Eh hari ini aku pikir kita bakalan di kasih eSPe, atau paling nggak dimarahi pak Hartono. Kok nggak ada apa-apa yah? mencurigakan" Bisik Gia di sebelahku
"Rasanya kayak hari tenang sebelum badai" Jawabku pelan mendekat kearahnya
"Bener. Eh Si menor kan nggak ngantor hari ini, pasti benjolnya lagi meradang tuh hihihi" Gia menutup mulutnya sambil terkekeh
Aku hanya ikut tertawa sambil menggeleng "sana gih pulang"
"Iyah, dadah Riri" Katanya lagi berlalu dengan melewatiku
"Dahh" Aku berkata sambil memperhatikan pakaian dan tas yang dibawanya.
"Dia selalu memakai barang branded, orang lain mungkin tidak menyadari. Tapi aku yang terbiasa diberikan hal semacam itu sedari kecil dengan mudah mengenalinya. Dulu sewaktu ibu masih ada aku pernah dibelikan tas dari brand yang sama seperti yang dibawa oleh Gia hari ini. Sangat sederhana dan elegan tanpa inisial brand di depannya. Aku yakin Gia dari keluarga berada. Tapi kenapa dia memilih bekerja seperti ini? Hmm ternyata semua orang memiliki rahasianya sendiri" Aku tenggelam dalam benakku sendiri.
Aku memutuskan untuk pulang lebih cepat dan tidak mampir ke Restauran Pak Sugi sore ini. Ketika sampai di sentral parkir aku mendengar seseorang menangis, karena penasaran aku mencari asal suara itu. Dibalik tembok belakang yang sepi kudapati Gia menangis sedang dicengkeram oleh seorang laki-laki berbadan tinggi. Emosiku meluap melihat hal ini, tanpa pikir panjang aku berlari mendekati mereka.
Tanganku menarik kerah baju laki-laki itu dengan keras, sehingga dia mundur ke belakang dan melepaskan tangannya dari kerah baju Gia.
"Eh banci!! , kamu beraninya cuma sama wanita ya!! " Aku berteriak didepan laki-laki itu.
"Jangan ikut campur urusan orang, bang**t!!! " Jawabnya sambil menyerangku, tangannya bersiap untuk memukul. Ketika tangannya sampai didepanku dengan cepat aku Menghindar kesamping. Tanganku lalu melakukan pukulan dari bawah mengenai dagunya. "BBUG!!" Laki-laki itu tersentak kebelakang. Tanpa menunggu aku kembali menendang bagian bawahnya sehingga ia tersungkur dan meraung kesakitan sambil memegang bagian sensitifnya.
Gia berteriak histeris menangis sepanjang kejadian ini. Aku berlari mendekati Gia dan memeluknya "kamu baik-baik saja yak?"
Gia memelukku erat, dia hanya bisa mengangguk sambil terisak.
Tiba-tiba Gia melepaskan pelukanku dan berlari kearah laki-laki tadi. Aku mengikuti dari belakang. Nampak tangan Gia merogoh-rogoh saku celana laki-laki itu. Dia berontak melawan dengan tangannya mencoba menghalangi Gia. Tanpa diminta aku membantu memegangi tangan laki-laki yang tersungkur itu untuk memudahkan Gia melakukan aksinya.
Aku melihat Gia menarik ponselnya "Buka kuncinya Mike!!! Teriak Gia pada laki-laki yang ternyata bernama Mike itu.
"Hahaha sshh...sampai mati pun aku tidak akan memberi tahumu" Mike tertawa sambil meringis kesakitan
"Kamu mau ngapain Gia?" Tanyaku pada Gia yang masih mencoba membuka kunci ponsel Mike
"Aku mau menghapus video dan foto vulgar ku di ponselnya. Dia menjebak, memerasku dan me..me.." Gia tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Hanya isakan tangis yang terdengar.
Aku menjambak rambut Mike "beri tahu atau aku pecahremukkan barangmu yang disebelah sana" Ancam ku padanya, sambil menunjuk ke arah bagian sensitifnya
"Lakukan saja apa yang kamu mau, aku akan laporkan penganiayaan ini pada pihak berwajib" Jawabnya tanpa rasa takut
Emosiku makin menjadi "Oh, kamu pikir aku takut ancaman kecilmu itu. Lagipula bukti sudah ditangan kami. Aku akan balik melaporkanmu atas tuduhan pelecehan seksual, pemerasan diserta kekerasan"
Dengan santai aku menarik sebatang kayu berukuran sedang dari pepohonan yang ada disana dan memukulkannya pada tembok disebelahnya. "PRAK!!!" Bunyinya sangat keras. Kayu yang masih basah tersebut pecah, bentuknya hancur persis seperti kayu yang habis dilindas kendaraan.
Aku menarik batang kayu yang lain, kusentuhkan dibagian bawah laki-laki itu. Aku bersiap untuk memukulnya. Kulihat matanya terbelalak, badan laki-laki itu menjadi gemetar.
Melihat hal itu Gia ketakutan. Riri terlihat seperti orang lain yang kejam dan tak terkontrol "Jangan Ri, kita akan mendapat masalah lebih besar lagi kalau kamu melakukannya!!" Gia berteriak dari belakang.
"Diam Gia!!, sudah lama aku tidak menyiksa orang seperti ini hahahahaha. Ternyata masih menyenangkan hahahaha" Aku sengaja tertawa seperti orang yang tidak waras.
Aku menekan-nekan kayu yang aku bawa diwajahnya, kemudian turun ke dadanya, tangannya, perutnya kemudian sampai kebagian sensitifnya. "Hayooo tebak aku hajar yang mana dulu ni?!"
Laki-laki itu panik dan berusaha untuk bangkit "bisa diam dulu nggak nyet!?!!!" Ujarku sembari menekan perutnya dengan keras. Kudekati wajah Laki-laki itu dan menamparnya dengan keras "PLAK"!! Sedikit darah segar mengucur dari sudut bibirnya.
Dia meringis kesakitan "Ampun, sa...saya beritahukan sekarang kuncinya" Katanya dengan suara serak, dia menyebutkan beberapa angka dan huruf kepada Gia dengan terbata-bata. Badannya gemetar hebat, tangisnya pecah melihat aku yang memutar-mutar kayu di udara bersiap-siap untuk memukul.
"Gimana yak!? " Tanyaku pada Gia
"Ini Bisa" Gia dengan terburu-buru menghapus semua video dan foto yang ada di galeri. Tidak lupa ia juga menghapus akun email yang laki-laki itu miliki.
Setelah Gia selesai, aku mengambil ponsel itu dan melepas simcardnya. Tentu saja aku berencana membakarnya nanti. Kemudian aku menghancurkan ponselnya dengan membanting nya ke tembok berulangkali, lalu melemparkannya ke dalam selokan yang berair keruh dan deras.
Aku memeluk Gia yang nampak lelah. Aku menoleh pada laki-laki itu "awas kamu yah!!, ini belum seberapa. Kalau kamu masih mengganggu Gia, bukan hanya pukulan yang kamu terima, aku akan mengiris-iris kejantananmu dengan senang hati!!!" Ancam ku lagi pada laki-laki itu sebelum pergi.
Gia menuruti tarikan tanganku untuk pergi dari sana tanpa menghiraukan Laki-laki itu lagi.
Ia menghentikan langkahnya ketika kami sampai di atas trotoar. Aku ditariknya untuk ikut duduk bersama, disana Gia menceritakan masalah yang menimpanya ini. Kami berbicara cukup lama.
"Oh jadi dia memang sengaja berkenalan denganmu di klub itu, terus kamu dibuat mabuk. Dengan begitu jadi gampang bawa kamu ke tempatnya. Terus Kamu setengah sadar waktu ditelanjangi terus difoto dan divideokan begitu?!"
Gia mengangguk
"Dia sempat mem... " Tanyaku khawatir tapi tidak mampu melanjutkan pertanyaanku lagi.
Gia menggeleng "aku masih beruntung, karena tiba-tiba saja dia mendapat telepon penting. Aku diselamatkan oleh seorang wanita yang aku bahkan tidak ingat wajahnya"
Aku bisa bernapas lega mendengar jawaban Gia "Sudah berapa lama ini terjadi?" lanjutku
"Seminggu ini ri, dia sudah dua kali meminta uang padaku. Tadi dia meminta aku untuk me.. melayaninya tapi aku menolak" Gia memelukku lagi sambil menangis. Aku hanya bisa mengelus punggungnya berulang-ulang.
"Terimakasih yah ri, untung ada kamu. Kalau sampai itu terjadi bagaimana dengan nasibku" Gia terisak Badannya bergetar hebat dalam pelukanku.
"Kan sudah kubilang, kasih tahu aku kalau butuh bantuan. Beruntung aku mendengar tangismu tadi. Coba kalau nggak, entah apa jadinya. Hentikan kebiasaanmu ke klub malam atau paling tidak ajaklah seseorang yang kamu percayai Gia"
Gia hanya sanggup mengangguk masih dalam pelukanku "aku kapok" Jawabnya lirih
"Lebih baik kamu pulang sekarang, hari sudah malam" Kataku lagi padanya. Mataku melihat sekeliling, sepi tak satu pun orang lewat di jam-jam petang menuju malam seperti ini.
"Antar aku memanggil taksi yah, aku takut sendiri. Aku tinggalkan saja kendaraanku malam ini disini" Ujar Gia sambil melepaskan pelukannya.
"Iyah, kalau kamu merasa masih butuh istirahat besok libur saja sehari" Jawabku sambil ikut berdiri bersamanya.
"Bu Riri!!"
Terdengar suara seseorang memanggil namaku dari arah belakang, aku menoleh rupanya pak Sugi yang memanggilku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments