Sejenak Sugi menatap Pak Doni dengan pandangan tajam.
"Tolong pak Doni segera kerumah saya, minta bu Widi mengambilkan kemeja putih yang lain" Suara Sugi terdengar tegas.
"Baik Pak, saya segera kesana" Pak Doni dengan langkah lebar keluar dari ruangan Sugi.
Sepeninggalan Pak Doni, Sugi mengingat kejadian tadi di central parkir. Sebenarnya tadi setelah memarkirkan mobilnya dan menuju kemari pikirannya juga sedang melayang jauh. Tapi tak disangka dia ditabrak seorang wanita bertubuh mungil dengan cukup keras. Dia melihat wanita itu jatuh terduduk dengan posisi yang bisa dibilang memalukan.
"Kenapa wanita itu diam saja melihat bajuku bernoda lipstik begini, ck!" Sugi bergumam sendiri.
Kemeja ini spesial bagi Sugi karena pemberian dari Mita, wanita yang pernah singgah didalam hatinya beberapa tahun yang lalu. Sayangnya Mita lebih memilih lelaki lain untuk menemaninya seumur hidup.
Sugi terlihat geram sembari meremas kemejanya.
Sugi sedang merenung di kantornya ketika pak Doni telah kembali membawa kemeja yang diperintahkan tadi.
Tanpa banyak bicara Sugi dengan cepat mengganti kemejanya di ruang belakang. Sementara pak Roni terlihat duduk dengan sabar menunggu perintah selanjutnya.
"Pak Doni, cari informasi lengkap semua staff Hotel Z di kantor pusat secepatnya. Jangan sampai Si Hartono tahu. Kalau ada yang keberatan atau bertanya katakan saja untuk menghubungi saya secara langsung" Suara Sugi terdengar jelas dan tegas dari balik pintu sekat.
"Baik Pak, saya mengerti" Jawab pak Doni tanpa ragu. Ia tahu informasi yang diperlukan pasti penting untuk beliau, dan ini harus secara rahasia karena tadi dia dengar sendiri pak Hartono selaku Direktur hotel Z tidak boleh mengetahui hal ini. Hubungan pak Hartono dengan Sugi sendiri sama sekali tidak baik. Karena Pak Hartono sangat dekat dengan pak Budiman, paman Sugi yang sebelumnya mengelola Restauran ini.
Setelah Sugi selesai, mereka melanjutkan pembicaraan tentang perkembangan restaurant ini sebelum Sugi pergi ke bagian Kitchen sesuai rencananya hari ini.
Sementara itu Riri terlihat masih sibuk dengan pekerjaannya di Kantor. Tidak terasa hari sudah beranjak sore. Telepon dimeja kerjanya berdering. Dari nada deringnya bisa dipastikan telepon yang masuk dari internal kantor. Dengan enggan aku mengangkat telepon.
"Selamat siang Sales Departement dengan Riri, ada yang bisa saya bantu?"
"Selamat siang Riri, ini saya Pak Toni. Bisa keruangan saya sebentar? "
"Kalau boleh saya tahu mengenai apa yah pak?" Aku merasa sedikit khawatir
"Pokoknya kemari saja dulu, nanti saya jelaskan" Suara pak Toni terdengar pelan
"Baik Pak, saya kesana sekarang"
"Ok" Pak Toni lalu menutup teleponnya
Aku beranjak dari tempat duduk ku
"Siapa yang telepon ri? " Tanya Gia dengan wajah penasaran dari balik kubikel.
"Pak Toni, aku disuruh ke ruangannya"
"Ngapain?" Nada suaranya semakin penasaran
"Entahlah" Aku menaikkan kedua bahuku. "bentar yah yak aku kesitu dulu" Aku bergegas keruangan HRD.
"Masuk" Kata pak Toni ketika pintu ruangannya aku ketuk.
"Duduk dulu Riri" Katanya dengan wajah serius
Tiba-tiba saja perasaanku menjadi tidak enak ketika melihat wajahnya yang serius. Biasanya beliau cukup murah senyum tapi kali ini terlihat berbeda.
"Kamu ada masalah apa dengan Restaurant didepan?" Tanya pak Toni dengan cepat.
"Hah?.. Restaurant Eat and love pak?.." Kataku dengan wajah bingung
"Iyah Restaurant itu" Jawab Pak Toni sambil mengangguk.
"Saya bahkan belum pernah kesana pak, memangnya ada apa yah pak?"
"Kamu diminta bertemu dengan Manager disana, namanya pak Sugiartha. Coba ingat kembali kamu mungkin nggak sengaja melakukan sesuatu yang menganggu entah staff atau siapa yang berhubungan dengan Restaurant itu" Kata Pak Toni kembali
Aku mengingat kembali kejadian tadi pagi itu, seketika jantungku berdegup kencang. Demi menjaga ketenangan pikiranku aku menggigit bibir bawah ku dengan wajah khawatir.
"Mungkin ada hubungannya dengan orang yang saya tidak sengaja tabrak tadi pagi waktu buru-buru kekantor pak"
"Saya dapat telepon dari Holding langsung loh Ri, biasanya kalau sudah perintah dari sana itu hal yang cukup serius"
Aku mengangguk pelan "kapan saya disuruh kesana pak? "
"Nanti pulang kantor, langsung saja cari pak Sugi nya. Eh tapi bener kan nggak ada masalah serius sebelumnya? " Wajah pak Toni sekarang terlihat khawatir
"Benar pak tidak ada" Jawabku berusaha meyakinkan
"Ya sudah temui saja dulu, saya juga tidak pernah bertemu pengelola restauran yang baru ini. Nanti kalau ada apa-apa info ke saya"
"Baik pak, terimakasih perhatiannya. Saya kembali keruangan saya yah pak"
"Baik Riri, silahkan"
Aku kembali keruanganku dengan pikiran penuh tanda tanya. "Apa orang ini meminta pertanggungjawaban bajunya yah? ", "kalau benar aku pasrah saja lah tinggal ganti uang ini kan? ", "tapi uang kos bulan depan gimana ri?", "Argh!! Ketatin keuangan lagi deh bulan depan" Aku berdebat dengan diri ku sendiri didalam benakku.
Dengan perasaan frustasi aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
Gia yang masih penasaran mendekati mejaku setiba aku kembali.
"Ada apaan sih ri sampai di panggil ke HRD? "
"Aku juga masih belum yakin, nanti aku kasih tahu kami yah kalau semua sudah jelas" Sahutku sambil tersebut manis
"Yah nggak asyik, aku penasaran nih!" Wajah Gia cemberut mendengar jawabanku
"Hahahaha sabar yah bu" Ucapku lagi berniat untuk menggodanya
"Ihh!!" katanya lagi dengan nada kesal sambil berlalu kembali ke mejanya.
Aku hanya bisa tertawa geli sambil menggeleng melihat tingkahnya dan kembali berkonsentrasi dengan pekerjaanku hari ini.
Tanpa sadar hampir semua orang di kantor ini sudah pulang mendahuluiku, aku melihat jam di ponselku ternyata sudah pukul 6 lewat 45 menit. Pantas saja semua orang sudah pulang, tak terkecuali Gia. Mungkin karena masih kesal dia bahkan tidak menyapaku saat pulang tadi.
Aku bergegas membereskan mejaku dan menuju ke restaurant diseberang jalan. Seperti biasa aku mengenakan masker dan topi ku untuk menghindari tidak sengaja bertemu dengan orang-orang yang mungkin berbahaya bagiku.
Restaurant yang kumasuki ini memiliki aura yang sangat menenangkan. Sayup-sayup aku bisa mendengar lagu berirama bossanova yang seksi mengalun dengan lembut. Aku langsung saja menuju ke seorang waiter yang sedang berjaga didepan.
"Selamat malam kak, Saya Wawan. Selamat datang di Eat and Love. Mau di persiapkan meja untuk berapa orang kak?" Kata waiter yang bernama Wawan ini sambil tersenyum ramah.
"Saya Riri dari hotel Z. Saya ada janji bertemu dengan Bapak Sugi manager disini kak"
"Oh sebentar yah, silahkan kakak bisa menunggu disebelah disini" Wawan mempersilahkan aku menunggu di salah satu meja yang ada disana
"Baik, terimakasih kak" Kataku lalu menuju meja yang dimaksud.
Wawan tampak bergegas ke dalam.
Sambil menunggu aku melihat sekeliling reataurant ini. Suasana sangat tenang walaupun cukup banyak pelanggan yang datang. Sejenak terdengar keributan di satu meja.
Nampak seorang ibu sedang berteriak ke arah waiter dengan wajah panik "PAK!!! TOLONG SAYA, SIAPA SAJA TOLONG!!! . ANAK SAYA TERSEDAK!!!
Pandanganku tertuju pada anak laki-laki usia remaja, yang sedang duduk di sebelah ibunya. Ia terlihat panik dan kesusahan bernapas sambil memegang lehernya. Aku tanpa berpikir panjang langsung menuju ke meja tersebut.
Beruntung saja aku tahu cara menangani hal seperti ini. Aku ingat sekali betapa Kak Damar dengan sabar mengajariku cara menangani orang tersedak seperti ini. Sampai akhirnya aku melakukan pertolongan pertamaku pada Gia sewaktu makan siang bersama beberapa bulan yang lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Asya_JNH
sini aku tolong
2022-08-09
0