Salmon Steak

Musik jazz bossanova klasik mengalun samar-samar disetiap sudut, membuat suasana restauran menjadi romantis seketika. Nyala lilin di masing-masing meja menambah nuansa romantis itu menjadi semakin kuat. Aku mengambil tempat di seberang pak Sugi duduk. Kami duduk berhadap-hadapan. Rasanya cukup aneh bagiku yang sudah lama sekali tidak makan malam diluar seperti ini. Ditambah lagi akan ditemani seorang laki-laki yang bahkan nama lengkapnya pun ia tidak tahu.

Aku memandang kearah pantai yang terlihat bergejolak dengan deburan ombaknya. Lampu-lampu LED kecil yang dipasang diantara tanamanan merambat diatas kami sebagai atap terlihat memukau, sangat sesuai dengan keseluruhan konsep restauran ini.

Pak Sugi memandangiku yang sedang menelisik ke setiap sudut tanpa sedikitpun pertanyaan. Makanan kami pun datang.

"Silahkan bu Riri" Katanya sopan

"Terimakasih pak" Jawabku datar, mataku memperhatikan makanan didepanku.

"Iyah ini salmon steak dengan saus tartar kesukaanku. Hanya orang terdekat lah yang tahu menu kesukaanku ini. Sudah lama sekali aku tidak pernah menikmatinya lagi, apalagi dengan kondisi keuanganku yang masih morat marit belakangan ini. Seketika aku menjadi terharu melihat salmon steak ini. Ya Tuhan aku tidak pernah merasa sebahagia ini melihat makanan" Aku berbicara sendiri di dalam hati. Air mataku tiba-tiba saja menggenang, semua kenangan lama yang indah tiba-tiba saja mencuat di pikiranku.

"Tenang Ri, kamu yang tenang jangan nangis..jangan nangis!!. Ingat kamu lagi kerja dan ada pak Sugi didepanmu. Please behave!! Aku memarahi diriku sendiri karena hanyut terbawa oleh emosi.

"Kenapa Bu Riri? Tidak suka makanannya? Atau mau pesan yang lain. Minggu ini menu special disini Steak Salmon. Ahh jangan- jangan Bu Riri alergi yah? " Tanya pak Sugi tiba-tiba dengan nada khawatir

Aku yang akhirnya mampu mengendalikan diri menjawab pertanyaan pak Sugi dengan tenang, "Hmm" Aku berdehem sambil menelan ludah ku. "Saya tidak alergi pak, tadi saya sedang memperhatikan presentasi makanannya" Jawabku sekenanya.

"Eh sebentar, kalau aku makan artinya aku harus melepaskan masker ku didepannya kan?, bagaimana ini aku tidak mau dia tahu wajah asli ku. Makin banyak yang tahu posisimu makin tidak aman Ri!!. Tapi kan, ini cukup remang-remang Ri, bisa dibilang dia tidak akan bisa melihat wajah aslimu dengan jelas. Kecuali dia berada di dekatmu dan memperhatikanmu dengan seksama. Jarak kamu duduk dengannya cukup dekat Riri!!!. Tapi salmon steak ini begitu menggoda...Mmm Ok baiklah aku menyerah saja dengan godaan salmon steak ini" Aku berdebat sendiri dalam hati.

Pak Sugi ternyata sedang memperhatikan gerak-gerikku yang aku rasa cukup aneh. Tanganku melepaskan masker yang aku kenakan dengan ragu, lalu mengambil pisau dan garpu. Aku menyantap makanan itu dengan perlahan.

"Saya dengar Bu Riri alergi debu, benar?" Tanya pak Sugi lagi

"Benar" Kataku yang tiba-tiba saja merasa tidak nyaman sama sekali dengan pertanyaan itu.

Setelahnya kami melanjutkan makan malam ini dengan tenang. Aku merasa pak Sugi beberapa kali mencuri pandang kearahku. Tapi sudahlah aku sedang sibuk sekarang. Terus terang karena steak salmon ini begitu enak, aku sampai tidak peduli dengan sekelilingku. Dipikiranku hanya ada aku dan steak salmon kesukaanku. Beberapa kali mataku terpejam saat potongan salmon masuk ke mulutku. Lidahku rasanya menari-nari kegirangan. Setiap potongan terasa begitu nikmat.

"Andai aku bisa bebas mengekspresikan semua rasa ini sudah pasti aku akan melakukannya tanpa ragu. Seperti yang sering aku lakukan dulu didepan orang tua, kakak dan Andi. Biasanya Andi akan mencubit pipiku dengan gemas. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. ****!!!" Aku tersadar dari lamunanku.

Aku melihat pak Sugi sedang memperhatikan ponselnya. "Baguslah dia juga sibuk dengan urusannya sendiri" Aku bisa bernapas lega.

"Enak salmonnya bu?!" Suara pak Sugi mengagetkanku, matanya masih berada di ponselnya.

"Boleh bilang enak banget nggak sih?! Ck! " Aku menggerutu dalam hati

"Enak pak" Jawabku dengan suara datar seperti biasa.

"Ada masukan?" Tanyanya lagi masih dengan mata yang berkonsentrasi pada ponsel di depannya.

"Semuanya perfect pak, termasuk ambience disini terasa sekali romantisnya. Saya baru sadar setelah duduk dan menikmati makan malam diini. Kalau boleh saya tahu kenapa pak Sugi tidak menjual sunset disini? "

Matanya beralih padaku "menjual sunset? "

"Iyah pak, waktu perjalanan kemari saya lihat sunsetnya cantik sekali. Jadi saya sempat berpikir untuk membuat event sunset saat happy hour misalnya. Atau event pemberkatan wedding dengan tamu minimal, seperti intimate wedding pak. Jadi ketika mereka melakukan first dance dengan pemandangan sunset pasti akan jadi moment luar biasa buat pasangan tersebut"

"Ide yang bagus, saya memang sedang menyusun beberapa event untuk jangka pendek. Mungkin bisa saya masukkan ide tadi. Bagaimana menurut bu Riri kalau saya memasukkan live musik, lebih ke acoustic di setiap akhir pekan, mungkin akan saya kombinasi kan dengan ide happy Hour sunset tadi" Lanjutnya terdengar bersemangat.

"Bagus pak" Jawabku singkat.

"Untuk weddingnya, itu juga ide yang bagus. Tapi saya perlu orang sales untuk menjalankannya. Coba nanti saya pikirkan lagi" Katanya sumringah.

"Oh Iyah pak saya mau minta maaf tadi lewat kitchen. Saya tidak tahu kalau tangga yang di samping itu bisa dipakai naik keruangan bapak. Saya sengaja memutar lewat pantai, karena takut ada staf hotel yang melihat saya sering datang kemari"

"Pak Doni sudah mengatakannya tadi, tidak masalah bu"

"Perasaan aku tidak sempat menjelaskan apa-apa tadi kepada pak Doni, tapi sudahlah" Aku membathin sendiri

"Pak Sugi, ini sudah malam sebaiknya saya pulang saja. Terimakasih untuk makan malamnya" Aku melihat jam di ponselku sudah pukul 20:43 menit

"Sama-sama bu Riri, besok seperti biasa yah hubungi saya kalau ada apa-apa"

"Baik pak" Jawabku lalu bangun berniat beranjak dari tempat itu sambil memasang masker ku kembali. Tapi sebelum masker ku terpasang angin tiba-tiba saja berubah lebih kencang dari sebelumnya, topi dengan model bucket hat yang aku kenakan terbang kearah pak Sugi. Rambutku yang panjang sudah pasti kacau diterjang kencangnya angin. Tanganku mencoba menangkap topi yang terbang.

Aku melihat pak Sugi berhasil menangkap topi ku dengan tangannya yang panjang. Saat ia akan mengembalikan topi kearahku, mata kami bertemu. Dua detik berlalu matanya masih melekat kearahku, tapi topi nya tidak sampai ke tanganku yang sudah terulur. Aku memalingkan wajahku sambil mengambil topi ditangannya yang masih dalam posisi tanggung. Dengan buru-buru aku memakai masker dan topi itu kembali.

"Saya pulang dulu pak" Kataku lalu bergegas pergi tanpa menunggu jawaban darinya yang terlihat diam tak bergerak di tempatnya.

"Perasaanku mengatakan dia melihat jelas wajahku tadi, tapi kenapa dia memandang ku seperti itu? Apa ada yang salah dengan wajahku? Apa jangan-jangan dia pernah melihat fotoku dibawa seseorang yang sedang mencari keberadaanku. Entahlah semoga saja bukan karena itu, aku mau hidupku lebih tenang. Harusnya aku menolak makan malam ini. Ck! Salahku juga sih. Lain kali aku akan segera menolak ajakan yang serupa dari dia, aku janji" Pikiranku saat ini dipenuhi dengan potongan-potongan kejadian yang baru saja terjadi.

Episodes
1 Noda Lipstik
2 Bertemu dengan pak manager
3 Pekerjaan tambahan
4 Mimpi yang mengganggu
5 Gia
6 Pencak Silat
7 Salmon Steak
8 Kemarahan pak Brata
9 Hadi
10 Hari yang sibuk
11 Sakit kepala
12 Makan Siang
13 Benjol
14 Menyelamatkan Gia
15 Kompres dingin
16 Identitas Riri
17 Hukuman
18 Panggilan dari Restauran
19 Seperti mimpi
20 Berakhir sudah
21 Kucing lucu
22 Bubur Ayam
23 Saya tunggu di rumah
24 Penculikan
25 Serbu!
26 Menjijikkan
27 Laki-laki yang tepat
28 Menjaga Jarak
29 Rencana Riri
30 Resign
31 Acara resmi
32 Nenek Keriput
33 Kejutan
34 Menagih janji
35 Asisten
36 Tidur nyenyak
37 Kopi
38 Hari pertama
39 Mabuk
40 Riri yang telaten
41 Kejar
42 Kejar 2
43 Mulai terbuka
44 Mengamuk
45 Boneka beruang
46 Boneka beruang 2
47 Bertemu Silvi
48 Di jemput teman
49 Spaghetti
50 Pengakuan
51 Bank X
52 Kaya
53 Rio
54 Nasi Goreng , Kopi
55 Kopi pahit
56 Es krim vanilla
57 Cerita Damar
58 Milikku
59 Kiriman Foto
60 so in love
61 lebih berwarna
62 Cemburu
63 Cemburu 2
64 Erika
65 Meluapkan amarah
66 Lebam
67 bandel
68 Bahasa formal
69 Sambal terasi
70 Rumah Gia
71 Gorim
72 Hubungan Istimewa
73 Menggelora
74 Kekasih ideal
75 Pindah Rumah
76 laki-laki normal
77 pengalaman baru
78 Bayaran
79 Bu Alina
80 satu kebetulan lagi
81 Terharu
82 Silvi datang lagi
83 Rindu
84 Undangan
85 Gaun pilihan
86 Gugup
87 Sabotase
88 Mencurigakan
89 Kamar 201
90 Amarah Sugi
91 Keputusan Sulit
92 I'm dead
93 Posesif
94 Taruhan
95 Ngambek
96 makin mirip
97 Perusahaan Ayah
98 bertemu pak Brata
99 Rapat
100 Kebakaran Jenggot
101 Cacingan
102 Persiapan Perayaan
103 Resmi dibuka
104 Makan malam berkesan
105 Akhir yang baik
106 mulai panas
107 Jejak merah
108 Arisan
109 Restu
110 aku rindu, Sam
111 Mita
112 Pembalasan
113 Malam yang hampir sempurna
114 Berita mengejutkan
115 Frustasi
116 Erik
117 Samsak
118 Press conference
119 Laki-laki aneh
120 sisa makan siangku
121 Sugi dan Mita
122 Iba dan tak peduli
123 Dion dan Kopinya
124 Ms. X
125 Lewat belakang
126 Sensasi luar biasa
127 otot kering
128 kambing congek
129 Cerita Dion
130 cokelat dan wangi parfum
131 koleksi menarik
132 Alien
133 Celah
134 Warung makan
135 ikatan yang lebih kuat
136 Priboemi
137 Sial
138 Panik
139 Pencarian
140 Bayangan samar
141 Khawatir
142 Damar tiba
143 Penjara
144 kondisi baik
145 Keluarga
146 Pulang kerumah
147 Pemilik baru
148 Much more...
149 Mulai sibuk
150 Semua berjalan lancar
151 Rencana di mulai
152 Sop Buntut
153 Penumbra
154 Fansclub
155 Bathtub
156 Nasi bungkus
157 Meeting pertama
158 Saling membantu
159 Keributan
160 Minta Ampun
161 Arisan
162 Membeli properti
163 Masukan
164 Mereka bertemu
165 Renovasi villa
166 Undangan Ulang Tahun
167 Inspeksi
168 video call
169 Jemputan
170 Rindu
171 Kelelahan
172 Kejadian pertama
173 Acara Utama
174 Orang gila
175 Pemilik Penumbra
176 Interaksi yang serasi
177 Kecupan di tangan
178 Kesempatan
179 Singa jantan kelaparan
180 Persiapan
181 Menuju Penumbra
182 Hari H
183 Bookingan
184 Foto bersama
185 Muncul di publik
186 Damar pulang
187 Ketahuan
188 Perdebatan aneh
189 Salah sangka
190 Akrab
191 Hubungan terbuka
192 Pemeriksaan Hotel
193 Jemputan
194 Perasaan Gelisah
195 Tertangkap
196 Tegang
197 Terlambat
198 Jebakan
199 Pencarian
200 Enak
201 Mengulur waktu
202 Riri yang Nakal
203 Kabur
204 maaf
205 Serangan
206 Rumah Sakit
207 Jijik
208 Berjalan Lancar
209 Gangguan di hari pertama
210 Indahnya Jatuh Cinta
211 Wangi parfum
212 Gagal
213 Tidak Rela
214 Tandatangan
215 mengobrol
216 Hampir kena hajar
217 Laki-laki berkemeja flanel
218 laki-laki berkemeja flanel 2
219 Rasa itu kembali
220 Muse
221 Belum menyerah
222 Ambisi pak Brata
223 Pemilik baru
224 Merasa aman
225 Intim
226 Tumbang
227 Rencana Sugi
228 Kejutan manis
229 kejutan manis 2
230 Kehamilan tak terduga
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Noda Lipstik
2
Bertemu dengan pak manager
3
Pekerjaan tambahan
4
Mimpi yang mengganggu
5
Gia
6
Pencak Silat
7
Salmon Steak
8
Kemarahan pak Brata
9
Hadi
10
Hari yang sibuk
11
Sakit kepala
12
Makan Siang
13
Benjol
14
Menyelamatkan Gia
15
Kompres dingin
16
Identitas Riri
17
Hukuman
18
Panggilan dari Restauran
19
Seperti mimpi
20
Berakhir sudah
21
Kucing lucu
22
Bubur Ayam
23
Saya tunggu di rumah
24
Penculikan
25
Serbu!
26
Menjijikkan
27
Laki-laki yang tepat
28
Menjaga Jarak
29
Rencana Riri
30
Resign
31
Acara resmi
32
Nenek Keriput
33
Kejutan
34
Menagih janji
35
Asisten
36
Tidur nyenyak
37
Kopi
38
Hari pertama
39
Mabuk
40
Riri yang telaten
41
Kejar
42
Kejar 2
43
Mulai terbuka
44
Mengamuk
45
Boneka beruang
46
Boneka beruang 2
47
Bertemu Silvi
48
Di jemput teman
49
Spaghetti
50
Pengakuan
51
Bank X
52
Kaya
53
Rio
54
Nasi Goreng , Kopi
55
Kopi pahit
56
Es krim vanilla
57
Cerita Damar
58
Milikku
59
Kiriman Foto
60
so in love
61
lebih berwarna
62
Cemburu
63
Cemburu 2
64
Erika
65
Meluapkan amarah
66
Lebam
67
bandel
68
Bahasa formal
69
Sambal terasi
70
Rumah Gia
71
Gorim
72
Hubungan Istimewa
73
Menggelora
74
Kekasih ideal
75
Pindah Rumah
76
laki-laki normal
77
pengalaman baru
78
Bayaran
79
Bu Alina
80
satu kebetulan lagi
81
Terharu
82
Silvi datang lagi
83
Rindu
84
Undangan
85
Gaun pilihan
86
Gugup
87
Sabotase
88
Mencurigakan
89
Kamar 201
90
Amarah Sugi
91
Keputusan Sulit
92
I'm dead
93
Posesif
94
Taruhan
95
Ngambek
96
makin mirip
97
Perusahaan Ayah
98
bertemu pak Brata
99
Rapat
100
Kebakaran Jenggot
101
Cacingan
102
Persiapan Perayaan
103
Resmi dibuka
104
Makan malam berkesan
105
Akhir yang baik
106
mulai panas
107
Jejak merah
108
Arisan
109
Restu
110
aku rindu, Sam
111
Mita
112
Pembalasan
113
Malam yang hampir sempurna
114
Berita mengejutkan
115
Frustasi
116
Erik
117
Samsak
118
Press conference
119
Laki-laki aneh
120
sisa makan siangku
121
Sugi dan Mita
122
Iba dan tak peduli
123
Dion dan Kopinya
124
Ms. X
125
Lewat belakang
126
Sensasi luar biasa
127
otot kering
128
kambing congek
129
Cerita Dion
130
cokelat dan wangi parfum
131
koleksi menarik
132
Alien
133
Celah
134
Warung makan
135
ikatan yang lebih kuat
136
Priboemi
137
Sial
138
Panik
139
Pencarian
140
Bayangan samar
141
Khawatir
142
Damar tiba
143
Penjara
144
kondisi baik
145
Keluarga
146
Pulang kerumah
147
Pemilik baru
148
Much more...
149
Mulai sibuk
150
Semua berjalan lancar
151
Rencana di mulai
152
Sop Buntut
153
Penumbra
154
Fansclub
155
Bathtub
156
Nasi bungkus
157
Meeting pertama
158
Saling membantu
159
Keributan
160
Minta Ampun
161
Arisan
162
Membeli properti
163
Masukan
164
Mereka bertemu
165
Renovasi villa
166
Undangan Ulang Tahun
167
Inspeksi
168
video call
169
Jemputan
170
Rindu
171
Kelelahan
172
Kejadian pertama
173
Acara Utama
174
Orang gila
175
Pemilik Penumbra
176
Interaksi yang serasi
177
Kecupan di tangan
178
Kesempatan
179
Singa jantan kelaparan
180
Persiapan
181
Menuju Penumbra
182
Hari H
183
Bookingan
184
Foto bersama
185
Muncul di publik
186
Damar pulang
187
Ketahuan
188
Perdebatan aneh
189
Salah sangka
190
Akrab
191
Hubungan terbuka
192
Pemeriksaan Hotel
193
Jemputan
194
Perasaan Gelisah
195
Tertangkap
196
Tegang
197
Terlambat
198
Jebakan
199
Pencarian
200
Enak
201
Mengulur waktu
202
Riri yang Nakal
203
Kabur
204
maaf
205
Serangan
206
Rumah Sakit
207
Jijik
208
Berjalan Lancar
209
Gangguan di hari pertama
210
Indahnya Jatuh Cinta
211
Wangi parfum
212
Gagal
213
Tidak Rela
214
Tandatangan
215
mengobrol
216
Hampir kena hajar
217
Laki-laki berkemeja flanel
218
laki-laki berkemeja flanel 2
219
Rasa itu kembali
220
Muse
221
Belum menyerah
222
Ambisi pak Brata
223
Pemilik baru
224
Merasa aman
225
Intim
226
Tumbang
227
Rencana Sugi
228
Kejutan manis
229
kejutan manis 2
230
Kehamilan tak terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!