Menyusuri pantai seperti ini membuat aku takjub akan pemandangan yang aku lihat. Sore ini Langit terlihat orange kemerahan, mentari perlahan hilang ditelan cakrawala di ujung sana. Suara deburan ombak yang pelan membuat suasana di sekitar nampak sendu.
Kenapa aku baru menyadari ada pemandangan yang begitu indah disini. Setiap hari aku hanya bekerja bagai robot. Datang kekantor, bekerja lalu pulang. Begitu saja setiap hari, sangat membosankan. Aku terpaku memandangi langit yang mulai gelap sedikit demi sedikit. Tanganku mulai sibuk memegangi topi yang aku kenakan. Angin laut yang sedikit kencang sedang asyik bermain-main dengan helai rambutku, beberapa saat kemudian aku melanjutkan lagi perjalananku.
Aku melalui lorong kecil yang berada disebelah restauran tersebut dan masuk melalui pintu samping yang langsung menuju kitchen. Sore ini seperti yang bisa kulihat dalam perjalanan kemari, Restauran ini sedang ramai-ramainya. Mungkin karena ini high season, turis yang datang tentu saja lebih banyak dari hari biasanya. Aku melihat Pak Sugi, asistennya dan seorang chef sedang membicarakan sesuatu dengan wajah tegang.
Kepala mereka otomatis menoleh ketika aku masuk dan melewati mereka. Wajah pak Sugi dan Chef itu berkerut melihatku. Pak Doni langsung saja buru-buru mendekatiku.
"Malam Bu Riri" Pak Doni menyapa dan segera menghampiriku
"Malam pak, Mmm maaf hari ini saya sengaja lewat belakang... " Kataku pelan menggantung, aku berharap pak Doni mengerti situasiku.
"Lewat sini bu, silahkan" Kata Pak Doni menunjukkan pintu yang sama dimana aku masuk tadi. Kemudian ia mempersilahkan aku naik langsung ke lantai dua melalui tangga besi yang menempel pada tembok kitchen.
"Bu Riri, nanti setiap kemari langsung saja naik yah tidak usah lewat kitchen lagi. Pak Sugi sangat disiplin untuk aturan yang telah ditetapkan. Selain yang berkepentingan dilarang masuk ke sana" Tutur pak Doni dengan jelas.
"Baik Pak" Kataku singkat
Aku mengambil tempat di satu meja yang berisi komputer dan langsung bekerja. Pak Doni sepertinya keluar ketika aku sibuk dengan pekerjaanku. Beberapa saat kemudian pak Sugi masuk ke ruangan tanpa aku sadari dan berdiri dibelakangku cukup lama.
Meja tempatku bekerja membelakangi pintu masuk, wajar saja aku tidak mengetahui siapapun yang masuk ataupun keluar saat sedang berkonsentrasi.
"Hmm malam bu Riri" Sapanya disampingku dengan suara berat, yang tentu saja mengagetkanku dan mampu membuat aku terlonjak dari tempat dudukku. Tanganku refleks memegang tangan dan lengannya cukup erat, persis seperti menahan orang yang akan melakukan serangan mendadak kepadaku.
Wajah pak Sugi terlihat kaget, dan aku buru-buru melepaskan tanganku ketika sadar orang tersebut ternyata pak Sugi.
"Maaf Pak saya kaget" Kataku datar sambil berusaha menenangkan diri. Aku mengatur nafasku kembali. "Ya Tuhan hampir saja aku memelintir tangannya, semenjak aku kembali dihantui oleh mimpi buruk itu aku menjadi semakin waspada. Sial!!" Aku menggerutu sendiri dalam hati
"Tidak apa-apa, saya yang salah mengagetkan anda yang sedang sibuk. Ngomong-ngomong itu tadi kuda-kuda pencak silat kan yah?" tanyanya dengan mimik wajah yang penasaran.
"Hmm Iyah pak" Aku menggangguk tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Sejak kapan bisa pencak silat? Saya dulu waktu sekolah juga atlit taekwondo loh" Katanya lagi kemudian.
"Entahlah kenapa aku merasa pak Sugi seperti bersemangat membicarakan hal ini. Sebaiknya aku tidak membicarakannya lebih jauh lagi. Aku tidak mau dia mengetahui apapun tentangku." Pikirku dalam hati
"Saya belajar dari sekolah dasar pak, sekedar untuk menjaga diri. Hmm saya kemari mau membahas konsep iklan yang saya kirim tadi sore pak. Saya sengaja kerjakan lebih cepat setelah siang tadi pak Sugi mengirimkan file dan photo yang saya minta" Jawabku berusaha mengalihkan perhatiannya
"Oh Iyah sudah saya lihat. Bagus, saya sudah pilih 2 diantara tiga konsep yang anda kirim. Yang ini sama yang ini" tangannya menunjuk ke layar LCD komputer yang ada di depanku.
"Jadi diantara dua ini yang mana pilihan bapak?" Aku menoleh padanya
" Yang nomor tiga sepertinya lebih menarik, menurut anda bagaimana?" Giliran pak Sugi balik memandangku
"Saya setuju pak, nanti siapa desain grafis nya pak? Staff di kantor pusat yah?"
"Iyah segala urusan brosur, iklan, dan sebagainya memang langsung dikerjakan di kantor pusat" Jawabnya cepat sambil kembali ke mejanya. "Media mana saja yang sudah merespon dari sekian list yang saya setujui Bu?"
"Semua merespon baik Pak, karena saya bilang dapat rekomendasi dari PR Hotel Z. Mungkin Pak Sugi belum membaca email terakhir yang saya kirim, mereka memberikan harga bagus untuk iklan termasuk mungkin beberapa bonus free release. Beberapa hari kedepan akan banyak ada telepon masuk ke saya. Kemungkinan besar mereka akan berkunjung kemari satu persatu, paling cepat biasanya dimulai dari media yang ada di kota ini"
Pak Sugi terlihat mendengarkan apa yang aku bicarakan dengan baik. Itu nampak dari raut wajahnya yang relax.
"Saya yang akan menemui mereka, seusaikan saja dengan jadwal saya, bu Riri bisa menghubungi pak Doni. Nomornya saya kirim sebentar lagi" Jawabnya lagi sambil mengetik sesuatu di laptopnya.
"Baik Pak , nanti saya akan katakan, Saya sedang tidak berada di tempat. Dengan alasan media call ke kota lain. Jadi saya alihkan bertemu Pak Sugi melalui asisten bapak, benar begitu kan pak?" Tanyaku untuk meyakinkan kembali
"Benar bu. Mengenai konsep iklan yang baru saja kita bicarakan sudah saya kirim ke staf di pusat. Nanti kalau sudah jadi hasilnya saya kirim ke bu Riri"
"Baik Pak, kalau begitu selesai sudah pekerjaan saya hari ini" Aku merapikan buku agenda dan ponselku yang berada di atas meja.
"Bu Riri sudah makan malam? Kalau belum bagaimana kalau kita bareng saja di bawah?, sebentar saya telepon kebawah dulu" Pak Sugi mengangkat gagang telepon dan menekan nomor internal.
Aku yang ingin menolaknya hanya bisa membuka mulutku tanpa mampu mengeluarkan kata-kata penolakan.
"Pak Doni, saya booking meja untuk dua orang, siapkan menu spesial hari ini" Katanya melalui telepon, Kulihat pak Sugi menutup telepon di mejanya dengan cepat. Bahkan aku tidak diberi kesempatan menjawab pertanyaannya tadi.
"Sekalian biar bu Riri tahu bagaimana pelayanan disini. Nanti kan bisa kasih feedback ke saya. Ayo kita turun" Lanjutnya lagi lalu berdiri berjalan mendahuluiku keluar ruangan.
Aku hanya bisa menghela nafasku "ck! Ya sudahlah, hanya makan malam kan Ri. Jadi nggak ada ruginya juga" Aku membathin sendiri sambil berjalan keluar ruangan menyusul pak Sugi.
Situasi restauran sedang ramai saat aku turun, aku lihat pak Sugi menuju meja bagian luar di belakang menghadap pantai. Aku pun segera ke sana dengan langkah cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments