Doni dan Sari saling berpandangan, keduanya tersenyum samar.
"Hhm, mas Aji memang butuh bantuan apa nih?" tanya Doni.
Aji menghela nafas berat, ia sejenak ragu untuk bicara tapi setelah menatap Sari sesaat ia mantap untuk berbicara tentang kegelisahan hatinya.
Aji mengawali cerita dengan kepindahan dirinya ke rumah baru yang dibelinya dari hasil penjualan sawah kedua orang tuanya. Niatnya memiliki rumah sendiri begitu besar hingga ketika ada informasi rumah murah dan besar Aji tergiur.
Pria yang tampak semakin manis dengan kumis tipisnya itu juga menceritakan awal mula pertengkaran demi pertengkaran itu terjadi.
Semuanya bermula ketika Aji sering mendapatkan tugas keluar kota. Aji meninggalkan Septi sendirian dirumah kadang hingga berhari hari, dan di suatu ketika Aji pulang mendapati wewangian aneh dikamarnya. Wewangian tak biasa yang bukan miliknya.
"Hhm, maksud mas Aji itu parfum lelaki lain?" tanya Doni memastikan.
"Saya rasa bukan mas, itu aneh begitu menyengat dan bikin kepala saya pusing … seperti dupa atau bunga lain," jawabnya berusaha mengingat.
"Ya … ya, wewangian khas lelembut kalo nggak wangi aneh bunga ya bau bangkai dan busuk," sambung Sari dengan melipat tangan di dadanya.
"Lelembut?"
"Lelembut Nakal penggoda rumah tangga manusia," jawab Sari.
"Istri mas Aji sepertinya juga diganggu sama seperti mas Aji." sambung Doni.
"Saya? Diganggu apa?"
"Mas Aji suka mimpi aneh kan? Bercinta dengan wanita lain, memikirkan wanita dalam mimpi, tengkuk mas Aji berat, kalo ada kalo ketemu istri bawaannya emosi terus justru kalau jauh mas Aji kangen berat," Sari menjelaskan.
"Lho mbak Sari kok tahu?" tanya Aji heran sekaligus bingung.
Sari dan Doni saling berpandangan, "Anggap aja kami ini sedang main tebak-tebakan," ujar Doni dengan tawa kecil.
"Saya tahu mas sama mbak pasti bisa bantu saya, jadi mau kan nolongin saya?"
"Ehm, boleh tapi harus nurut apa kata saya dan satu hal yang penting … tolong bayar penuh di depan," sahut Sari dengan senyuman lebar.
"Beb …," Doni melayangkan protes pada Sari.
Sari tertawa kecil dan mengerling lalu berkata, "Urusannya agak sedikit rumit beb, so bolehkan sesekali kita juga pake tarif?"
"Apa aja mba, saya mau kok! Yang penting mbak Sari bisa bantu selamatkan rumah tangga saya!" pinta Aji dengan bersungguh sungguh.
"Hhmm, ok … deal! Besok saya ke rumah mas Aji, lebih cepat lebih baik sebelum terlambat," ujar Sari
"Dimana alamat rumah mas Aji?" tanya Sari lagi,
Aji memberikan alamat jelasnya beserta ciri rumahnya lengkap. Sari memberikan beberapa petunjuk untuk dikerjakan Aji yang langsung dipahami.
...----------------...
Doni dan Sari telah memutar tiga kali ke alamat yang sama, dan berkali kali Sari juga memeriksa GPS dan bertanya pada warga sekitar.
"Ini aneh, kita dah tiga kali lho beb kesini. Alamat udah bener seperti yang dituliskan mas Aji tapi kenapa kita nggak Nemu juga," Doni membaca ulang alamat yang tertulis di kertas.
"Hmm, sepertinya ada pencuri dengar rencana kita buat bantuin mas Aji,"
"Maksudnya?"
"Mereka kaum licik yang biasa berbuat curang, kita udah muterin daerah ini tiga kali dan sama sekali nggak nemu ini artinya mereka sudah bersiap menyambut kedatangan kita," terang Sari.
"So, kita harus gimana?"
"Telepon mas Aji suruh dia tunggu kita didepan rumah, i mean diluar pagar rumah dia harus keluar dari area kekuasaan mereka baru kita bisa nemuin rumah itu,"
Doni mengangguk dan langsung menghubungi Aji. Sementara Sari melintasi dimensi sejenak mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Pantas saja rumah itu nggak ketemu ternyata rumah itu diselimuti mantra gaib. Ada tanaman di rumah itu yang harus aku cabut rupanya,"
Sari memindai setiap pergerakan lelembut nakal yang berpatroli di rumah Aji.
Satu …,
Dua …,
Tiga …,
Empat …,
Hmmm, cukup banyak juga. Pimpinan mereka pasti juga ada disini tapi dimana dia?
Sari menemukan jejak energi terbesar yang ada dalam rumah. Makhluk itu bercokol di dalam rumah tepatnya di salah satu kamar
Dapat, baiklah tunggu waktunya aku akan datang untukmu!
Sari kembali bertepatan saat Doni selesai menghubungi Aji.
"Mas Aji siap nunggu di depan rumahnya beb,"
"Good, aku juga udah nemuin dimana sumbernya. Rumah itu punya tanaman yang harus dicabut, sepertinya kita harus bekerjasama beb," kerling Sari pada Doni.
"As you wish beb!"
Mereka kembali memutar mobil menuju alamat mas Aji untuk yang keempat kalinya, tapi kali ini mereka berhenti di depan rumah mas Aji. Keduanya keluar dari mobil, rumah Aji masih belum terlihat juga.
"Rumahnya ada di antara toko kecil itu sama pos jaga kan?" Doni memastikan sekali lagi dengan melihat alamat.
"Yup, tapi lihat di depan kita itu! Yang ada cuma lapangan kosong," Sari tersenyum sinis mendapati tipuan iblis.
"Hubungi mas Aji beb!" pinta Sari.
Doni pun melakukan panggilan dan meminta Aji untuk keluar.
"Mas Aji kami diluar, bisa minta tolong untuk keluar rumah?" Doni melirik.ke arah Sari sejenak.
"Oh ya mas, sebentar saya keluar dulu," sahut Aji diseberang sana.
Tak perlu menunggu lama Aji pun keluar dari pintu gerbang rumahnya. Sari dan Doni menunggu kemunculan Aji dengan was-was, mereka khawatir para lelembut penjaga akan menghalangi Aji keluar.
Senyum Sari mengembang saat melihat Aji muncul entah darimana. Bersamaan dengan itu rumah yang Aji dan Septi tinggali pun terlihat. Rumah itu muncul dengan tabir pelindung gaib yang terlihat sangat kuat.
"Gotcha … akhirnya rumah itu muncul juga!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
vithree-rahayu
rumah e ajaib, iso ngilang 😂😂
2022-07-06
2
Bintang kejora
Gotcha..., ketemu kamu...!!
Mantra gaibnya tdk berpengaruh ktika Aji yg keluar dr rmh tsb.
Mgknkah lawan Sari ckp tangguh kali ini??
Ada Doni, sang suami yg membantunya. Tenang Sari 🤭🤭🤭
2022-06-23
1
winda hikari
widihh keren tuh rumahnya..bisa nipu bank plecitt klo gitu,😂😂😂😂✌️✌️✌️✌️
2022-06-20
2