Super Blood Moon

Sari masuk ke ruangan kerjanya yang cukup luas. Deretan buku berjajar rapi di sisi kanan dan kiri ruangan. Dua meja berukuran sedang diletakkan berhadapan. Di tengah ada sofa empuk dengan meja kecil yang sering digunakan untuk membaca buku dengan santai.

Di sebelah meja kerja Sari ada papan besar dengan pola menyerupai peta dan juga beberapa note paper warna warni yang menempel pada beberapa lokasi peta. Semuanya bertuliskan jenis hantu, waktu kejadian dan informasi penting lainnya yang berhubungan dengan Airlangga.

Ruangan kerja Sari dan Doni bagaikan markas utama ghost hunter. Deretan buku berisi mantra kuno pemberian Bayu juga berjajar rapi di rak dan sebagian juga menumpuk di meja Sari. Dua buah laptop ada di masing-masing meja kerja mereka.

Sari sengaja memilih ruangan yang lebih luas untuk dirinya dan Doni bekerja, agar mereka bisa berdiskusi dan berbagi cerita baik tentang misi mereka ataupun bahan tulisan Doni. Lima belas tahun adalah waktu yang cukup lama untuk menemukan jejak Airlangga, dan Sari tidak ingin menyerah.

Sari berjalan menuju mejanya, sebuah televisi layar datar yang cukup besar sedang menyiarkan prediksi peristiwa alam unik yang hanya terjadi setiap 195 tahun sekali. Super Blood Moon.

Sari tidak memperhatikan berita itu, dan asyik membaca buku mantra kuno pemberian Bayu. Mbak Asri yang masuk ke ruangan membawakan dirinya teh herbal dan cemilan, langsung mengoceh dan bercerita tentang gerhana bulan. 

"Mbak Sari, ini teh nya mau ditaruh mana ya?"

"Taruh aja di meja mbak, biasanya gimana sih pake nanya segala!" jawab Sari tanpa mengalihkan matanya dari buku kuno itu.

"Ooh, nggih … mbak, besok ada gerhana bulan ya?"

"Hhhm, entah." Sari menjawabnya dengan singkat 

"Lha itu mbak ada di berita!"

"Oh, ya mungkin. Saya bukan BMKG atau Lapan mbak, mana saya tahu mau ada gerhana apa nggak." Sari menjawab sekenanya.

"Mbak,"

"Hmm, apalagi?"

"BMKG niku nopo sih? Sejenis makanan apa minuman gitu nggih? Lah Nek Lapan nopo mbak Sari?"

Sari mendengus dengan kesal, lalu menutup buku mantranya, "Astagaaaaaa mbak Asriiii … itu kantor pemerintah yang ngurusin cuaca, sama ngurusin alam-alam gitu deh! Masa kamu nggak tahu to mbak?" 

"Oh gitu ya, saya mudengnya makanan sama minuman aja mbak!" sahutnya dengan cengengesan membuat Sari rasanya ingin melempar buku mantra yang dipegangnya.

"Kamu ni umurmu berapa to mosok nggak tau begituan!"

"Saya baru tiga puluh tahun besok mbak, tapi Nganu … saya kan cuma lulusan SD itu ja nda lulus," jawab mbak Asri kalem.

"Eeh, kenapa nggak lulus?"

"Nganu saya kalo belajar malah ngantuk he mbak jadi sering bolos, udah gitu Nganu … ehm, saya kesengsem sama mas Prayit sek jadiii ….,"

"Jadi?"

Mbak Asri hanya mesam mesem tanpa menjawab membuat Sari kesal dan menebaknya asal, "Kamu … Nganu duluan?!"

Mbak Asri mengangguk malu, "Nggih mbak,"

"Astaghfirullah, mbak Asri …," Sari tertawa terpingkal pingkal sementara mbak Asri hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nganumu kebanteren yae jadilah otak mbak Asri rodok miring," ujar Sari dengan menggelengkan kepala.

"Nganu nya nggak kebanteren mbak Sari, tapi keseringan!" 

Sari spontan tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa sakit. Asisten rumah tangga nya yang satu ini memang agak telat mikir, tapi dia paling rajin dan paling bisa dipercaya selain mbak Pur.

"Mbak kalo ada gerhana bulan berarti kita harus siap-siap mbak!" kata mbak Asri setelah Sari mulai reda tawanya.

"Eeh, siap-siap gimana?"

"Kalo didesa saya siapin kentongan, wajan, alu sama lumpangnya, terus opo neh yo … ehm, lali saya mbak?"

"Eeh, buat apaan tuh semua? Mau demo masak?"

"Ccckk, mbak Sari nggak gaul niiih! Itu buat ngusir Betara Kala biar nggak makan bulan mba!" Mbak Asri mengatakannya dengan ekspresi yang sangat serius.

Sari melongo melihat wajah mbak Asri yang begitu serius bicara, tapi sejurus kemudian ia tertawa lagi.

"Astaghfirullah, mbak Asri jaman apa ini masih percaya gituan?"

"Hadeh lama-lama ngobrol sama kamu bisa ikutan miring ini otak mbak!" ujar Sari lagi.

Sari gemas melihat mbak Asri yang menggerutu karena Sari tidak percaya dengan ocehannya. "Mbak Sari kebiasaan Nek dikandani ngeyel!"

"Saya bukan ngeyel mbak, cuma hari gini mbak Asri masih percaya gituan?"

Mbak Asri sukses mengangguk dengan cepat membuat Sari geli.

"Mbak Asri, gerhana bulan itu cuma proses alam yang biasa terjadi jangan dikait kaitkan sama yang namanya Batara Kala atau hal lain yang bersifat klenik dan mistis."

"Itu peristiwa alam dimana bayangan bumi itu jatuh menutupi bulan, bukan dimakan Batara Kala mbak?!" Sari berusaha menjelaskan dengan singkat agar mbak Asri memahaminya.

"Oooh …" mulut Mbak Asri membulat sempurna.

"Lha nek super bladmun apa mbak?"

Sari kembali tergelak karena mbak Asri mengucapkan lafal yang salah.

"Super Blood Moon kali!" Sari membetulkan.

"Nggih niku lah pokokmen!"

"Super Blood Moon, bulan darah itu adalah …," Sari seketika teringat sesuatu.

Sari terdiam dan mengalihkan pandangan ke arah televisi. Kebetulan sekali sedang menayangkan hal itu.

"Bulan darah? Jangan-jangan …,"

Sari mendengarkan dengan seksama berita itu. Hatinya berdebar, firasatnya mengatakan hal besar akan terjadi.

Hari kebangkitan iblis, ramalan kuno itu sungguh terjadi?! 

  

Terpopuler

Comments

Dhika Ahmad

Dhika Ahmad

super bladmun .....hihihi....

2022-07-11

2

Andbie

Andbie

👍👍👍👍

2022-07-05

4

vithree-rahayu

vithree-rahayu

terjadi perang geden iku sar,, mas pandji seng jaremu sek lucu kae sing saiki geger karo demit nergal😅

2022-06-27

3

lihat semua
Episodes
1 Gerimis yang Mengundang
2 Hantu Tanpa Kepala
3 Kesabaran Doni
4 Hari yang menguras keringat.
5 Awal Hidup Baru
6 Super Blood Moon
7 Firasat dari Mimpi
8 Kemunculan Hantu Tengil
9 Lelembut Pencuri Sukma
10 Menyergap Lelembut Nakal
11 Roh yang Tak Terselamatkan
12 Kecurigaan Sang Suami
13 Hasrat Terpendam
14 Munculnya Lelembut Penggoda
15 Siluman Ular yang Jatuh Cinta
16 Akhir Cinta Siluman Ular
17 Rumah yang Menghilang
18 Lelembut Berbulu Hitam
19 Pembersihan Rumah
20 Pemuda dalam Ramalan
21 Kidung Pemanggil Roh
22 Tamu tak Diundang
23 Menjadi Official Team
24 Kunjungan ke Pakualaman
25 Garis Takdir
26 Pesta Penyambutan 1
27 Pesta Penyambutan 2
28 Energi yang Mengancam
29 Rasa Penasaran
30 Menyelidiki Hargo Baratan 1
31 Mengunjungi Gia
32 Pertemuan Tak Terduga
33 Hadiah Kecil untuk Giandra
34 Hari Pertandingan
35 Tawaran Menggiurkan
36 Pertarungan Menegangkan 1
37 Pertarungan Menegangkan 2
38 Hari yang Melelahkan
39 Anna Van de Groot
40 Anna Kabur
41 Menemukan Anna
42 Perjanjian yang sia - sia
43 Lawan Baru atau Kawan
44 Kakek Wisesa
45 Sebuah Petunjuk
46 Teror yang Meresahkan
47 Menghadang Balak
48 Teluh yang Merepotkan!
49 Pak RT Sakit?
50 Kiriman lagi?
51 Tamu tak Diundang
52 Pengantar Pesan 1
53 Akhir dari Pengantar Pesan
54 Collateral Damage
55 Untung Dobel
56 Mbah Wito
57 Memori yang Terpendam
58 Cantik yang Mematikan
59 Mika yang Ceroboh
60 Rencana untuk Saka
61 Rencana sang Kesatria
62 Rencana sang Ksatria 2
63 Antara Rindu dan Ilusi
64 Dimensi Cermin
65 Bersyukur Memilikimu
66 Bisikan Gaib
67 Sesekali Gratis
68 Munculnya Pilar Kegelapan
69 Kontak Pertama Sari vs Maroz
70 Gelang Iblis
71 Ular versus Ular?
72 Mission completed
73 Mata dalam Gelap
74 Bangkitnya Kegelapan
75 Macet yang Bikin Seram
76 Antara Mencari dan Kesiangan
77 Pak Hisyam
78 Air Mata Sang Ayah
79 Menguak Misteri 1
80 Menemukan Shinta
81 Pagi yang Menggemparkan
82 Bantuan Kecil Pak Agus
83 Tantangan untuk Doni
84 Hitam Versus Putih
85 Mika Sang Penjaga
86 Peperangan Besar
87 Mustika Penyihir
88 Bayu dan Kakek Wisesa
89 Sepupu dari Holland
90 Pembawa Pesan 2
91 Pedang Sihir
92 Seseorang di Celah Kecil
93 Kembali ke Semarang
94 Pertemuan di Pakualaman
95 Negosiasi
96 Kedatangan Mika
97 Debut Berburu Mika
98 Burong Tujoh
99 Dukun hitam yang tampan
100 Trik Jitu Sari
101 Mika Penasaran
102 Perang Besar??
103 Janji Palsu Iblis
104 Rencana dan Strategi
105 Serangan Pertama
106 Waktunya Berkenalan
107 Menjajal Kemampuan
108 Percobaan
109 Teror berlanjut
110 Obrolan Pagi
111 Masuk dalam Jebakan
112 Kopi Darat
113 Pertarungan Perdana
114 Kedatangan Airlangga
115 Pertarungan Dahsyat Sepanjang Masa
116 Pandji dan Mustika Penyihir
117 Kembali ke Masa Lalu
118 Sari vs Airlangga
119 Diambang Batas Kematian
120 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Gerimis yang Mengundang
2
Hantu Tanpa Kepala
3
Kesabaran Doni
4
Hari yang menguras keringat.
5
Awal Hidup Baru
6
Super Blood Moon
7
Firasat dari Mimpi
8
Kemunculan Hantu Tengil
9
Lelembut Pencuri Sukma
10
Menyergap Lelembut Nakal
11
Roh yang Tak Terselamatkan
12
Kecurigaan Sang Suami
13
Hasrat Terpendam
14
Munculnya Lelembut Penggoda
15
Siluman Ular yang Jatuh Cinta
16
Akhir Cinta Siluman Ular
17
Rumah yang Menghilang
18
Lelembut Berbulu Hitam
19
Pembersihan Rumah
20
Pemuda dalam Ramalan
21
Kidung Pemanggil Roh
22
Tamu tak Diundang
23
Menjadi Official Team
24
Kunjungan ke Pakualaman
25
Garis Takdir
26
Pesta Penyambutan 1
27
Pesta Penyambutan 2
28
Energi yang Mengancam
29
Rasa Penasaran
30
Menyelidiki Hargo Baratan 1
31
Mengunjungi Gia
32
Pertemuan Tak Terduga
33
Hadiah Kecil untuk Giandra
34
Hari Pertandingan
35
Tawaran Menggiurkan
36
Pertarungan Menegangkan 1
37
Pertarungan Menegangkan 2
38
Hari yang Melelahkan
39
Anna Van de Groot
40
Anna Kabur
41
Menemukan Anna
42
Perjanjian yang sia - sia
43
Lawan Baru atau Kawan
44
Kakek Wisesa
45
Sebuah Petunjuk
46
Teror yang Meresahkan
47
Menghadang Balak
48
Teluh yang Merepotkan!
49
Pak RT Sakit?
50
Kiriman lagi?
51
Tamu tak Diundang
52
Pengantar Pesan 1
53
Akhir dari Pengantar Pesan
54
Collateral Damage
55
Untung Dobel
56
Mbah Wito
57
Memori yang Terpendam
58
Cantik yang Mematikan
59
Mika yang Ceroboh
60
Rencana untuk Saka
61
Rencana sang Kesatria
62
Rencana sang Ksatria 2
63
Antara Rindu dan Ilusi
64
Dimensi Cermin
65
Bersyukur Memilikimu
66
Bisikan Gaib
67
Sesekali Gratis
68
Munculnya Pilar Kegelapan
69
Kontak Pertama Sari vs Maroz
70
Gelang Iblis
71
Ular versus Ular?
72
Mission completed
73
Mata dalam Gelap
74
Bangkitnya Kegelapan
75
Macet yang Bikin Seram
76
Antara Mencari dan Kesiangan
77
Pak Hisyam
78
Air Mata Sang Ayah
79
Menguak Misteri 1
80
Menemukan Shinta
81
Pagi yang Menggemparkan
82
Bantuan Kecil Pak Agus
83
Tantangan untuk Doni
84
Hitam Versus Putih
85
Mika Sang Penjaga
86
Peperangan Besar
87
Mustika Penyihir
88
Bayu dan Kakek Wisesa
89
Sepupu dari Holland
90
Pembawa Pesan 2
91
Pedang Sihir
92
Seseorang di Celah Kecil
93
Kembali ke Semarang
94
Pertemuan di Pakualaman
95
Negosiasi
96
Kedatangan Mika
97
Debut Berburu Mika
98
Burong Tujoh
99
Dukun hitam yang tampan
100
Trik Jitu Sari
101
Mika Penasaran
102
Perang Besar??
103
Janji Palsu Iblis
104
Rencana dan Strategi
105
Serangan Pertama
106
Waktunya Berkenalan
107
Menjajal Kemampuan
108
Percobaan
109
Teror berlanjut
110
Obrolan Pagi
111
Masuk dalam Jebakan
112
Kopi Darat
113
Pertarungan Perdana
114
Kedatangan Airlangga
115
Pertarungan Dahsyat Sepanjang Masa
116
Pandji dan Mustika Penyihir
117
Kembali ke Masa Lalu
118
Sari vs Airlangga
119
Diambang Batas Kematian
120
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!