Bismillahirohmanirohim
"Vin ada kabar kurang menyenangkan" Eza baru saja kembali dari mencari makan untuk semua anggota geng somplak.
Tadi saat dipertengahan jalan pulang ke markas Eza tidak sengaja bertemu dengan orang yang sama sekali tidak dia kenal, dan mereka sempat mengancam Eza, agar menyuruh Alvin membubarkan geng somplak.
Eza memang tidak kenal dengan orang-orang itu, tapi dia tahu mereka sepertinya dari geng Atlas, geng yang paling suka mencari masalah, apalagi jika ada geng yang lebih terkenal dari mereka, maka geng Atlas tidak akan tinggal diam mereka akan menghancurkan geng tersebut.
Beruntung tadi Eza bisa mengalahkan dua anggota geng Atlas sekaligus, karena mereka bukan geng inti dari geng Atlas, melainkan mereka hanya anggota biasa saja, yang selalu bertugas mencari informasi apapun itu.
"Kabar apa Za?" bukan Alvin yang bertanya melainkan Cecep si tukang kepo. Sedangkan Alvin menanti Eza untuk menjelaskan semuanya tanpa diminta.
Mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu tadi, sambil menunggu Eza datang membawa makanan.
Alex menoyor kepala Cecep pelan. "Alvin yang diajak ngomong kok lo yang nyaut" komen Alex dingin.
Tadinya Cecep hendak protes siapa yang sudah berani menoyor kepalanya, tapi saat mengetahui jika Alex lah pelakunya, maka hal itu dia urungkan, cukup Cecep pendam saja, coba saja jika pelakunya Bintang atau Bagas kalau tidak Eza, maka Cecep akan membalas dengan hal setimpal, bahkan bisa lebih dari itu, entahlah mereka sebenarnya musuh atau teman?.
"Tadi pas gue di perjalanan pulang setelah selesai cari makan tiba-tiba geng Atlas ngeroyok gue, tapi kayaknya mereka bukan anggota inti soalnya, mereka nggak terlalu jago adu jotos, sedangkan setahu gue geng Atlas sangat kuat"
"Geng atlas" gumun Bagas merasa sangat familiar dengan nama geng tersebut.
"Selagi mereka nggak cari gara-gara terang-terangan sama kita biarin aja, tapi kalau mereka menghajar kita, kita balas, bukan untuk mencari ribut, tapi buat melakukan perlawanan" timpal Alvin, akhirnya orang itu bersuara juga.
Kini semuanya beralih menatap Bagas secara bersama. "Kenapa kalian semua ngeliatin gue gitu?" bingung Bagas.
"Tadi gue denger lo bilang geng Atlas, gue rasa lo kayak kenal gitu deh" Eza berbicara sambil terus menatap Bagas, hingga yang di tatap merasa risih sendiri.
"Gue juga" ucap Alvin, Alex, Bintang, Cecep dan Fahmi secara bersama.
"Set dah, santai mas bro!" maki Bagas akhirnya.
"Lo kenal sama geng Atlas?" Alvin masih menuntut jawaban dari Bagas, tapi pandangannya sekarang sama sekali tak teralihkan dari benda ajaibnya yang sekarang sering disebut handphone.
"Gue kenal sama bosnya geng Atlas, nggak kenal sih, lebih tepatnya dia selingkuhan cewek gue dulu" empat orang melotot dengan sempurna mendengar penjelasan Bagas. Tapi tidak dengan Alex dan Alvin keduanya hanya bersikap biasa saja.
"Wah, wah pantes cewek lo lebih milih si Leon, secara dia ketua geng somplak" sahut Bintang.
"Lo kenal bosnya geng Atlas?" tanya mereka secara serempak.
Bintang menepuk jidatnya pelan, bisa-bisanya ada geng yang tidak tahu tentang geng lain. "Jelas tahu lah gue, secara geng atlas itu sangat terkenal dimana-mana, lagian ada anggota geng yang nggak tahu tentang geng lain? kayak kalian" bingung Bintang, dia kira geng somplak yang sekarang sangat terkenal itu dan dia salah satu anggotanya, tahu semua tentang geng lain dan geng yang akan menjadi musuh mereka.
"Beda konsep bang, geng kita dibangun bukan untuk mencari keribuatan atau cuman buat balapan liar, geng kita itu ada karena untuk membuat perdamaian dan menegakan keadilan" jawab Eza tegas diikuti anggukan oleh semua anggota geng somplak.
"Lah terus?"
"Apa nya yang lah terus Cecep?" Kini Fahmi yang menoyor kepala Cecep.
"Kenal lagi gue" gumun Cecep pelan.
"Yang sabar ya Cep, ingat Allah menyukai orang-orang yang sabar" bisik Bagas.
"Vin, tapi tadi waktu gue diserang geng Atlas, salah satu dari mereka ngomong kalau mau menyerbu geng kita besok" kini mereka kembali fokus pada permasalahan geng atlas saat Eza kembali bersuara, membicarakan tentang geng Atlas.
"Besok hati-hati aja, asalkan mereka nggak menyerbu kita di tempat keramaian, gue nggak mau orang yang nggak tahu apa-apa tentang ini kena imbasnya. Mereka juga tidak bersalah dan seharusnya tidak merasakan dampak apa-apa" tutur Alvin dengan tegas.
Mereka semua mengangguk atas apa yang Alvin sampaikan, karena mereka juga tidak setuju jika ada orang yang tak bersalah terkena imbas dari pertarungan yang diciptakan dari antar kubu atau geng.
Memang niat Alvin membangun geng somplak itu bukan untuk membuat keributan apa menjadi pusat perhatian banyak orang, tapi sudah menjadi hukum anak geng permotoran sepertinya jika saling bermusuhan satu sama lain.
Untuk itu Alvin selalu berhati-hati dan waspada, dia tidak ingin satu pun bermusuhan dengan orang lain, karena Alvin yakin anak-anak geng motor yang lainnya bisa jadi memiliki nasib yang sama seperti mereka, hanya saja mereka menyalah artikan tentang kebersamaan yang digunakan untuk memicu keributan dan mengundang kerusuhan dan kegaduhan di masyarakat.
Padahal seharusnya mereka ada itu untuk menebarkan kebaikan dan membantu yang membutuhkan, bukan malah sebaliknya.
"Udah isya yok sholat ke masjid" ajak Bintang pada yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Embun pagi
Kasian gue sama lo cep
2022-07-25
2
Kucing Hitam
Alvin emang pas jadi ketua geng
2022-07-25
3