11. TBB

Bismillahirohmanirohim

Setelah hari itu Bagas dan Alex sudah sah menjadi bagian dari geng somplak. 

"Sayur-sayur, sayurannya bapak ibu, tempe nya tahunya yuk dibeli siapa tau mau makan bacem telur pagi ini" pagi-pagi sekali Cecep sudah membuat kegaduhan di markas mereka, setelah sholat subuh tadi mereka kembali tertidur kecuali Alvin dan Cecep. Malam ini mereka semua menginap di markas, karena akan berkunjung ke rumah kakek Hasan. 

"Berisik lo Cep" maki Alex. 

Dua minggu sudah Alex dan Bagas menjadi bagaimana dari geng somplak, tapi mereka semua tidak membedakan-bedakan keduanya dengan yang lain. "Bangun ngab matahari sudah terbit di ufuk timur ku berjalan di pinggir sungai" si Cecep malah nyanyi.

"Ku berjalan di pinggir kali Cep" serang Alex dan Eza secara bersama.

"Ssg bang, mulut-mulut  saya, oh iya saya lupa, apakah kalian mau beli sayuran?" tawar Cecep lagi, sungguh Cecep sedang mengetes kesabaran orang dipagi hari.

"Cecep…..!!" teriak Alvin dari dapur. 

"Mampus gue lupa suhur beli tahu di depan" ucap Cecep saat mendengar teriakan dari Alvin. 

"Ya sabar ya Cep, nikmati harimu yang sangat indah ini" sahut Bagas yang baru saja bangun.

Alvin keluar dari dapur untuk mencari keberadaan Cecep tapi dia urungkan saat melihat temannya yang lain sudah bangun. "Gimana enak tidurnya?" tanya Alvin sambil menatap satu persatu dari mereka.

"Wah, perasaan gue kenapa tiba-tiba gak enak gini ya?"

"Sama Mi gue juga" sahut Bintang.

"Sekarang juga lo pada bersih markas sambil istighfar dan sholawat" suara Alvin yang memang lumayan besar membuat Cecep yang baru saja masuk menahan tawanya. 

"Bener kata gue, tadi perasaan gak enak jadi disuruh ngebabu sama si Alvin" sungut Fahmi. 

"Selamat untuk kalian bersenang-senang" Alvin dan Cecep meninggalkan mereka semua, untuk kembali ke dapur mereka berdua sedang menyiapkan sarapan.

"Makanya jangan tidur habis subuh dapat hadiah kan lu pada pas bangunnya" ucap Eza santai.

"Sadar ngab, yang paling ngebo dari tadi diantara kita lo, abis subuhan langsung tidur lagi di sajadah, mending gue ketiduran karena ngantuk" 

"Sada diri juga Tang, siapa tadi pas subuh bangun paling terakhir gak tahajud dan lagi, wkwkwk" sindir Fahmi.. 

"Nggak usah ribut ayo, kita bersin markas" ajak Alex. 

"Gue boleh perwakilan gak Lex?" Bagas langsung mendapatkan tatapan maut dari mereka semua.

"Canda babang gitu doang baper, kek mau neleng gue aja lo pada"

"Kalau muat di mulut gue langsung gue telen sih lo" celetuk Eza. 

"Ngeri lo Za"

Setelah perdebatan yang entah kapan usianya mereka membersihkan markas sambil sholawat dan istighfar seperti apa yang Alvin katakan tadi, oh tentu saja dengan keadaan yang saling mengejek satu sama lain. "Tadi gue denger tukang sayuran jualan di dalam markas, menang boleh sama si Alvin?" longgok Bintang.

"Sadar Tang, itu si Cecep"

Di dapur Alvin dan Cecep masih fokus memaksa. "Cep coba lo cicip" pinta Alvin. 

"Astagfirullah, ini lauk ikan apa lauk cabe?" Cecep sudah kepedasan padahal baru mencicipi kuahnya saja.

"Kenapa Cep?" Alvin pura-pura tidak tahu. 

"Lo mau bunuh anak orang kah?"

"Gak boleh suudzon Cep" mulai jika diteruskan Alvin akan menjadi ustadz tiba-tiba, namanya juga Alvin. 

Dua jam kemudian mereka semua telah menyelesaikan pekerjaan mereka masing-masing bahkan mereka sudah rapi tinggal menikmati sarapan.

"Akhirnya makan juga, lelah gue abis bersihin markas" adu Bagas. 

"Ya belum duhaan gak boleh makan" sahut Bintang. 

"Gue duhaan abis makan gak baik, kalau entar sholat perutnya kosong pas sholat mikirnya ke makana, nanti gak khusyuk sholatnya"

"Bisae lo ngeles Gas, kayak kalau sholat khusyuk aja" sanggah Alex. 

"Haya Allah dan gue yang tau Lex"

"Suka-suka lk aja Gas, lo kapan mau lepas itu centong nasi gue udah laper…!!" sahut Fahmi dari tadi dia sabar menunggu Bagas untuk melepaskan centong nasi tapi tak kunjung dilepas oleh Bagas sampai cacing di perutnya sudah marah-marah. 

"Yang sabar Mi ini cobaan, seberapa sabar lu" celetuk Bintang yang sudah hampir habis sarapannya. 

"Gue ke rumah kakek Hasan mau bawa si Mike" suara Alvin yang sudah selesai makan membuat Bintang keselek nasinya sendiri. 

"Pelan-pelan kalau makan Tang, maka nya baca bismillah dulu" Eza berkata sambil menyodorkan satu gelas air putih pada Bintang.

"Hehe gue lupa Za, tapi lo yang benar aja sih Vin mau bawa si Mike"

"Kan kakek Hasan suka sama kucing"

Suara Fahmi membuat semua temannya menganggukan kepala mereka terkecuali Bintang. "Oh no, apa yang akan terjadi sama gue disana nanti" Bintang sedang memikirkan nasibnya.

"Inget Tang, Rasulullah mencontohkan untuk menyayangi binatang, apalagi kucing Rasulullah sampai punya kucing peliharaan apa ya namanya gue lupa" Alex sedang mengingat nama kucing peliharaan .

"Muezza (kucing kesayangan nabi muhammad)"

"Lah itu lo tau Tang"

"Gue apa yang gak tau, cuman geli aja sama kucing"

"Si Bintang gak bisa dipuji sekali aja, langsung narsis" sahut Cecep. 

"Namanya juga si Bintang" celetuk Bagas dan Fahmi.

Mereka semua sudah berada di perjalanan menuju rumah kakek Hasan, hari ini Alvin memutuskan untuk membawa mobil, karena membawa Mike dan beberapa oleh-oleh untuk kakek Hasan. 

"Assalamualaikum" sapa mereka semua yang sudah berada di depan gubuk sederhana itu.

"Ini benar rumah kakek Hasan?" tanya Alex dan Bagas hari ini untuk pertama kalinya mereka berdua berkunjung ke gubuk kakek Hasan.

"Dari sini kita bisa melihat agar kita lebih banyak bersyukur" Alvin menepuk kedua pundak anggota barunya itu. 

Kakek Hasan yang sedang berzikir segar keluarga saat mendengar ada yang mengucapkan salam beramai-ramai. Di depan gubuk tuanya itu.

"Waalaikumsalam, Masya Allah nak Alvin dan teman-temannya, ayo silahkan masuk"

Dengan senang hati mereka masuk ke dalam gubuk sederhana milik kakek Hasan walaupun hanya beralas tikar. 

"Maaf kek, Alvin sama yang lain baru bisa silaturahmi kesini lagi" ucap Alvin sambil mencium punggung tangan kakek Hasan diikuti oleh semua temannya.

"Iya nggak papa nak Alvin" jawab kakek Hasan ramah.

"Kakek kayaknya baru liat kalian berdua?" tanya kakak Hasan ramah pada Alex dan Bagas. 

"Iya kek, kita juga baru ketemu Avin dua minggu yang lalu" jawab Alex sopan.

"Iya kek, kakek masak banyak gak?" tanya Eza to the point saat gilirannya bersalaman dengan kakek Hasan, sungguh Eza tukang makan nomor satu, bikin semua temannya malu saja, tapi Eza tidak akan peduli dengan itu semua.

"Astagfirullah malu dikit napa" sindir Fahmi. 

"Alhamdulillah kebetulan kakek masak banyak, tadi gak tau kenapa pengen banget masak banyak ternyata mau ada tamu"

"Alvin lupa kek, Alvin kesini bawa si Mike" ucapnya Bintang yang mendengar nama kucing Alvin disebut segera menjauh dari Alvin. 

"Kenapa lu Mi?" tanya Cecep pura-pura polos.

"Gak!!" singkat padat dan jelas itu yang Bintang ucapkan.

Mereka banyak mengobrol dengan kakek Hasan, mereka juga menceritakan pertemuannya dengan Bagas dan Alex, tak lupa kakek Hasan memberikan nasihat pada Alex dan Bagas juga yang lainnya.

Sampai pada akhirnya kakek Hasan menjuluki mereka bertujuh dengan julukan 'Tujuh berandal beriman' 

Pada hari ini lah semuanya berawal, kakek Hasan bukan hanya sekedar kakek untuk mereka tapi lebih dari itu. Kakek Hasan sosok yang berperan penting dalam kehidupan Alvin the geng. 

Terpopuler

Comments

Anak orang

Anak orang

Tujuh berandal beriman

2022-06-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!