16. TBB

Setelah selesai membuat rusuh di rumah sakit geng somplak memutuskan untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu di cafe depan yang terletak tepat di depan rumah sakit Harapan Kita, mereka akan mengurus administrasi untuk Reza setelah mengisi perut mereka.

"Gue mau pulang duluan ada yang mau ikut nggak?" ajak Alvin, pada tujuh temannya itu. Alvin telas selesai menyantap semua makanan yang dia pesan.

Eza yang sedang asik menikmati es cremnya hanya mentap Alvin sebentar lalu kembali fokus pada kegiatannya. Sedangkan keenam temannya yang lain masih berpikir. Apakah mereka akan ikut dengan Alvin atau tetap berada disana, menunggu seorang Eza menghabiskan makanannya.

"Gue lagi males ngapa-ngapain" sahut Eza, setelahnya.

"Gue aja deh Vin ikut lo pulang, tapi pulang ke rumah lo ya jangan ke markas" Alex membuka suara.

"Kenapa lo mau ke rumah Alvin? bukan ke markas" Fahmi menatap curiga Alex. 

"Janga-jangan lo" ucapnya lagi tanpa meneruskan kalimatnya.

"Woi, jangan-jangan apa?" timpal Cecep yang tukang kepo.

"Nggak usah mikir kejauhan lah mie ayam, kalau ngomong disaring dikit" sahut Alex sambil tersenyum penuh kemenagan pada Fahmi.

"Lo aneh yang kagak usah mikir kejauhan, maksud gue itu jangan-jangan lo mau minta makan sama Alvin" jelas Fahmi, dia merasa banga karena telah menjebak seorang Alex yang sangat cuek itu.

"Astagfirullah sabar Vin" ucap Alvin pada diri sendiri, dia mengelus dadanya sebentar. "Woi, Alex! jadi kagak ikut gue" sungut Alvin, Alvin sudah bosan melihat drama yang diciptakan oleh para cecunguk itu.

"Bos ngamok" bisik Bagas pada Cecep.

Bintang hanya menggelengkan kepalanya saja, seperti orang yang paling benar saja. Padahal dia yang biasanya bikin rusuh, lagi tobat kali ya si Bintang, Wkwkwkw!

"Jadi Vin, jangan marah-marah cepet tua nanti lo" jawab Alex.

"Bodoh amat. kalau kagak gue tinggal lo"

"Satu lagi buat lo Eza!" Alvin menekankan dikata Eza, agar orang itu menoleh pada Alvin.

"Eza hadirroh" sahut Eza cepat.

"Jangan lupa lunasin semua administrasinya udah gue tf semau uangnya ke no rekening lo" ucap Alvin dengan sedikit santai.

"Assalamualaikum" ucap Alvin setelahnya, lalu pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya.

"Waalaikumsalam" jawab mereka kompak

"Vin, tunggu gue" teriak Alex, sambil berlari menyusul Alvin yang sudah sedikit jauh dari mereka. 

"Napa si Alvin? pms?" bingung Bintang, tumbem sekali dia tidak mengeluarkan suara sedari tadi saat Alvin masih berada disitu.

"Mana gue tahu, tempe aje kagak" sahut keempatnya kompak.

"Dan seharusnya yang ditanya itu lo, kenapa lo diem aja tumben banget pms lo?" Eza mengulangi kata-kata Bintang.

Bintang hanya melotot tidak percaya medengar jawaban dari teman-temannya yang sangat kompak itu. Apalagi pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Eza.

Kalau saja dia tidak melihat mbak baju putih di pohon depan cafe itu, mungkin saja Bintang sudah heboh sendiri, tapi sayangnya mbak baju putih yang sedang bergantungan di pohon mangga depan Cafe itu membuat Bintang sebisa mungkin tidak melihatnya. Maka dari itu Bintang sedari tadi hanya diam saja.

"Nggak asik lo pada" Bintang pura-pura kesal.

Sayangnya tidak ada yang peduli pada dirinya, karena mereka kembali fokus pada kegiatan masing-masing.

"Sabar ya Tang" ucap Bagas, dia mengelus punggung Bintang, seakan-akan Bintang adalah seorang korban yang tersakiti.

Eza yang sudah melahap habis tak tersisa es cremnya segera bangun dari kuris, entah dia mau pergi kemana.

"Mau keman lo Za?" tanya Fahmi.

"Kayak mak nya Eza aja lo Mi, setiap Eza mau kemana aja lo tanyain" sahut Cecep, padalah Eza belum sempat menjawab pertanyaan yang Fahmi lontarkan pada dirinya.

"Syirik aja lo bang" balas Fahmi, tak mau kalah.

"Gue mau urusin administrasi disuruh bos tadi, abis itu pulang ke markas" jelas Eza.

Mau ngapain lagi si Eza ke markas kalau bukan tidur atau nggak bikin rusuh di markas, setelahnya dia akan mendapat hukuman dari Alvin, karena sudah memberantakan markas mereka yang sudah tersusun rapi.

Kadang Eza itu sering bersih-bersih dimarkas tapi juga dia sering berantakin markas, ya macam orang yang tidak punya pekerjaan saja, itulah Eza.

Hari ini pembuat onar satu itu sepertinya sedang tidak bersemangat untuk melakukan apa-apa. Apalagi untuk membuat kekacauan diantara teman-temannya.

"Gue ikut" Fahmi cepat berdiri menyusul Eza yang sudah beranjak pergi.

Eza dan Fahmi pergi meninggalkan tiga orang lagi setelah keduanya mengucapkan salam. Sekarang disana hanya tinggal Bintang, Bagas dan Cecep.

"Jalan-jalan yuk, bosen nih gue" ajak Bintang pada dua orang temannya yang masih tersisa.

"Yuk lah, tapi bayar dulu makan kita Tang" ucap Cecep sambil nyegir tak jelas, dia yang paling banyak makan.

"Bukannya udah dibayar sama Eza?" bingung Bagas.

"Si Eza bayar administrasi rumah sakit bukan bayar makan!"

Padahal biasanya Eza yang nomor satu makan, belum sadar saja si Bintang jika Eza sudah memesan makanan banyak.

"Bayar aja gue yang lu suruh" sungut Bintang

"Sabar Tang, ini cobaan" Bagas seperti sedang menasehati adiknya.

"Berapa totolanya mbak?" tanya Bintang tanpa basa-basi pada mbak kasir, sedangkan mbak kasir terus menatap Bintang yang sama sekali tidak digubris oleh Bintang.

"2 juta 800 ribu kak" jawabnya.

"Apa!" 

Bintang tidak percaya dengan nominal yang baru saja disebutkan oleh mbak kasir, sungguh seperti dihujain beribu beton yang sangat besar.

Bisa-bisanya dia hanya makan beberapa menu saja tapi nominal yang disebutkan tidak membuatnya baik-baik saja.

Bukan tidak punya uang, masalah uang gampang menurut Bintang, tapi kitakan harus irit, inget di luar sana masih banyak orang yang kekuarangan makan.

"Santai ngab kagak usah kaget gitu, jangan bilang lo kagak punya uangnya" sindir Bagas.

"Masalah uang gampang Bagasi! tapi ini yang jadi masalah bukan uangnya" ucap Bintag drama.

"Sabar Tang, ini cobaan" sahut Cecep

"Sabar itu ada batasnya Cep" Bintang masih menjawab ucapan Cecep.

"Etss, jangan salah loh Tang, mungkin kata manusia sabar ada batasnya, tapi sang maha kuasa tidak berkata seperti itu, sabar itu tiada batasnya, itulah orang yang benar-benar sabar, dia tidak akan mengenal batas sabar, yang dia tau sabar dan sabar, karena semua itu Allah yang akan memberikan timbal baliknya" jelas Bagas

Terpopuler

Comments

Ilmara

Ilmara

6 maksudnya ges

2022-08-08

2

Anak orang

Anak orang

empat

2022-07-18

0

Anak orang

Anak orang

lanjut

2022-07-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!