12. TBB

Bismillahirohmanirohim

"Woiii! siapa yang mau mancing sama gue" suara siapa lagi kalau bukan si Bintang tukang rusuh. 

"Lu sama si Cecep bisa gak, kalau ngomong gak usah teriak-teriak sekali aja, kita semua pendengarannya masih normal ngab, nggak budek kagak tuli juga" sahut Fahmi. 

"Santai babang, tapi kenapa nama gue dibawa-bawa segala? pencemaran nama baik itu namanya" ucap Cecep tidak terima padahal apa yang Fahmi katakan benar adanya.

"Lah, emang yang Fahmi bilang kenyataan yang sebenarnya" sahut Eza. 

"Dahlah, daripada dengerin lo pada yang ngomong gak ada faedahnya mending gue mancing" Bintang meninggal teman-temanya yang terus saja menyalahkan satu sama lain. Coba saja kalau mereka sadar diri, wkwkwk!

Mereka masih berada di sekitar gubuk sederhana milik kakek Hasan, setelah selesai makan bersama juga sedikit bercengkrama, mereka izin pada kakek Hasan untuk melihat-lihat tempat sekitar.

"Emang mancing lu dapet padeh?" tanya Alex sambil berteriak tapi karena Bintang sudah jauh jelas tidak mendengar pertanyaan Alex. 

"Mancing salah satu cara agar kita bisa menguji kesabaran kita, kita juga mancing bisa sambil sholawatan, kita bisa menikmati makanan enak yang telah Allah berikan, bisa membuat kita bersyukur, karena telah merasakannya yang namanya daging. Tapi jangan salah arti dulu kalau orang yang seharian mancing tanpa kenal waktu itu baru yang namanya salah. Jadi ada faedah yang bisa kita ambil dari memancing" jelas kakek Hasan panjang lebar.

"Semua itu balik lagi sama pribadinya masing-masing kan kek?"

"Bener banget nak Bagas"

Cecep dan Eza yang memang suka memancing sudah menyusul Bintang ke sungai yang berdekatan dengan tempat tinggal kakek Hasan. 

"Si Alvin mana? kok habis dzuhur batang hidungnya kagak keliatan lagi" tanya Fahim pada mereka semua, menang sehabis sholat dzuhur tadi dia sudah tidak melihat keadaan Alvin. 

 

Kini hanya ada Fahmi dan Alex lagi ditempat itu, kakek Hasan baru saja masuk bersama Bagas, karena Bagas meminta untuk belajar membaca Al-quran.

"Lagi pacaran sama si Mike" 

"Wah, yang benar aja lu ngatain si Alvin pacaran sama kucing"

"Lah biarin daripada pacaran sama cewek yang bukan mahramnya"

"Emang jaman sekarang masih ada cewek yang gak pacaran?"

"Jelas ada dong Mi" sahut Alex cepat.

Kini di rumah tamu sederhana milik kakek Hasan itu hanya ada Fahmi dengan Alex yang lain sibuk sendiri-sendiri. Alvin sibuk dengan Mike kucing kesayangannya, sudah tau Bintang dan dua curut si Cecep dan Eza pergi mancing di sungai sedangkan Bagas belajar mengaji dengan kakek Hasan. 

"Masa zaman sekarang masih ada cewek yang jomblo?" Fahmi mengulangi pertanyaannya lagi.

"Ada buktinya sepupu gue, karena apa coba kerjaannya?"

"Karena apa?" tanya Fahmi polos. 

"Karena kerjaannya baca novel terus pasa lihat tokoh utamanya yang cowok geng motor, Ceo, ustadz lah, guru lah  macem pengen punya cowok yang kayak gitu, sekarang mana ada coba jarang kan"

"Biarin dah pacaran sama novel, dari pada pacaran sama orang yang ada bukan dapet berkah malah dapet dosa"

"Tapi baca novel juga harus pinter-pinter milih Mi, sekarang novel yang begitu-begituan banyak 1821 nya" 

"1821 apa Lex?" tanya Fahmi dengan polosnya.

"Lo masih polos Mi, jadi lebih baik lo kagak usah tau" Alex sekarang pura-pura menjadi polos juga.

Entah sejak kapan Fahmi dan Alex bisa ngobrol dengan sangat akur. 

"Dari tadi ngomongin orang pacaran sadar nggak kalau lo sendiri jomblo" sindir Alex. 

"Gue gini-gini jomblo fi sabilillah ya Lex, gak akan macarin anak perempuan orang, ya kecuali kalau gue nikahin gas lah"

Alex dan Fahmi larut dalam obrolan mereka, sedangkan Bagas sedang serius belajar membaca Al-quran dengan kakek Hasan. 

"Coba ulangi, gini bacanya Bagas dengar dulu kakek baik-baik 'Tabats yadaa habillah abiw wattabb' jadi B' disitu namanya qolqolah, coba ulangi sekali lagi" pinta kakek Hasan pada Bagas. 

Dengan gemetar Bagsa menyelesaikan membaca Al-qurannya walaupun hanya satu ayat. "Tabats yadaa habillabiw_wattabb" kali ini Bagas membaca dengan lancar setelah lima kali percobaan.

"Coba sebutkan apa saja huruf qolqolah" pinta kakek Hasan lagi pada Bagas. 

"Ba' ja' da' tho' qof'" ucap Bagas. 

"Bagus kamu mengingat semuanya" kakek Hasan Bangga sama kamu nak Bagas, walaupun susah Bagas tidak pantang menyerah. 

"Kek apa bagas boleh bertanya?" tanya Bagas setelah selesai mengaji dengan kakek Hasan. 

"Tentu, In Sya Allah, kalau kakek bisa jawab, kakek jawab" Kakek Hasan tersenyum pada Bagas. 

"Kek apa salah Bagas baru mempelajari Al-quran lagi? setelah sangat lama tidak menyentuhnya"

Lagi dan lagi kakek Hasan tersenyum pada Bagas. "Nak Bagas menuntut ilmu itu memang lah wajib bagi setiap muslim muslimah di dunia ini, jadi selama kamu masih mengingat untuk mempelajari Al-quran, walaupun kamu sudah sedewasa ini, jadi tidak ada kata terlambat untuk kamu mencari ilmu dan kembali mempelajari Al-quran" jelas kakek Hasan.. 

"Bagaimana nak Bagas apa sampai sini paham?"

"In sya Allah kek, Bagas ngucapin terimakasih banyak sama kakek, Allah benar-benar masih sayang sama Bagas, Bagas gak tau jika waktu itu Bagas gak ketemu sama Alvin, hari ini entah apa yang terjadi pada Bagas"

Kakek Hasan masih setia mendengar Bagas bercerita dan sekali-kali memberikan nasihat untuk Bagas, sementara itu di sungai dekat gubuk sederhana milik kakek Hasan tiga orang sedang heboh sendiri. 

"Cecep….!! Bintang….!! sini cepet bantu gue…gue gak kuat mengangkat pancingnya ini ikannya gede banget" teriak Eza sambil terus menarik pancing miliknya. Cecep dan Bintang segera membantu Eza yang kesulitan.

"Ayo cepet Za tarik terus" ucap Cecep. 

"Gue penasaran segede apa ini ikan, sampai bikin orang heboh" Bintang ngoceh tapi masih setia membantu Cecep dan Eza.

"Oke gue hitung sampai tiga kita tarik bareng-barang" ucap Bintang yang di angguki oleh Eza dan Cecep. Bintang sudah akan mulai aba-abanya. 

"Satu, dua ti…" belum sempat hitungan ketiga tapi mereka sudah berhasil menarik pancing mereka, sayang bukan ikan yang mereka dapat tapi sebuah kayu besar, karena terlalu berat alhasil ketiganya nyebur ke sungai secara bersamaan.

"Woi, tolongin gue, gue kagak bisa berenang" heboh Cecep. 

"Sabar Cep, gue juga masih menyesuaikan diri" celetuk Bintang sungguh tidak tahu situasi si Bintang kalau Cecep mati di tempat gimana coba. Hauaa. 

"Eza... Bintang cepetan gue udah gak kuat" Cecep yang selama ini periang terlihat sangat ketakutan saat sudah tidak berdaya di tengah-tengah sungai. 

Dengan segera Eza dan Bintang menolong Cecep sebelum terjadi sesuatu dengan Cecep dan berakibat fatal. 

"Cep lu masih hidupkan?" tanya Eza sambil menepuk-nepuk pipi Cecep. 

"Cep jangan mati sekarang gue belum jahilin lo" tambah Bintang.

Cecep terbatuk dan mengeluarkan air dari mulutnya. "Gue hampir habis nafas" ucap Cecep sambil mengambil posisi duduk. 

"Huh, buat orang takut aja lo" ucap Eza dan Bintang sambil menoyor pelan kepala Cecep. 

***

Disisi lain Alvin sedang bermain dengan kucing kesayangannya yaitu si Mike. 

"Mike gue kangen sama almarhum adik gue,  kangen sama papa dan mama" Alvin mencurahkan isi hatinya pada Mike, Alvin tau Mike tidak akan menimbalinya tapi jika curhat dengan Mike bisa membuat Alvin sedikit tenang, walaupun sebenarnya Alvin bisa saja curhat pada keenam temannya, tapi bagaimanapun Alvin tidak ingin menambah beban mereka masing-masing. 

"Mike gue pengen ke makam adik gue setelah ini" ucap Alvin lagi.

"Sudahlah kalau begitu mari kita ke rumah kakek Hasan" ajak Alvin sambil menggendong Mike. 

Terpopuler

Comments

Ilmara

Ilmara

qolqolah kubro ya ges

2022-08-07

2

Anak orang

Anak orang

kelakukan bintang sama cecep dan Eza😂

2022-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!