sore hari, semua sedang duduk berkumpul di teras, saat mobil Virnie sampai di rumah itu.
Vita turun begitupun dengan Virnie, melihat keduanya Tian langsung berdiri senang.
dia berlari menuju ke arah Virnie yang berjalan lebih dahulu dari Vita, karena wanita itu masih mengeluarkan barang.
Virnie merentangkan tangan pada putrinya itu, tapi dia salah sangka, Tian bukan memeluknya malah menghampiri Vita.
Virnie pun nampak syok, putrinya malah mengabaikannya sekarang, "mbak Vita, aku bantu!!"
"terima kasih nona," jawab Vita.
Bu Elva memberikan kode pada Jimmy dan Jefry, akhirnya mereka pun bangun dan membantu Vita.
Virnie menyapa kedua mertuanya, Kris juga tak mau melihatnya, "selamat sore bapak, ibu, maaf aku datang tak mengabarkan dulu,habis aku tak mau sendirian saat semua berkumpul disini," kata Virnie dengan gayanya.
Kris pun masuk tanpa memperdulikan mamanya, begitupun Jimmy yang nampak dingin.
"iya gak papa, kapan lagi kita bisa kumpul seperti ini, terus ini siapa?" tanya Bu Elva melihat Vita.
"dia itu pelayan di rumah kami," jawab Virnie.
Vita juga menghampiri kedua orang tuan Jimmy dengan sopan. bahkan dia mencium tangan dari keduanya dengan lembut.
"saya Vita Bu, pelayan di rumah nyonya dan tuan," jawab Vita.
"aduh pelayan mu dipan sekali, kebetulan aku belum masak untuk makan malam," kata Bu Elva.
"Halah mama ini bisa saja, Virnie sana bantu mertua mu," kata pak Syam.
"em... iy- iya pak," jawab Virnie tergagap.
"tidak perlu, biarkan Virnie istirahat, ayo kamu saja yang membantu," kata Bu Elva.
Vita mengangguk dan mengikuti wanita itu,Vita sudah menceritakan semuanya tentang Vita.
jadi Bu Elva ingin lihat bagaimana dia selama bekerja, karena Vita yang terlalu muda untuk jadi pelayan.
"ibu tuan, ingin masak apa?" tanya Vita sopan.
"suamiku sedang ingin makanan yang di hidangkan di negaranya saat perayaan Thanksgiving, apa kamu bisa membuatnya," tanya wanita itu.
"baiklah biar saya coba," jawab Vita yang langsung mengikat rambutnya.
Jimmy berada di kamar dan Virnie langsung menghampiri suaminya itu.
Jimmy duduk di ranjang sambil menunjukkan wajah marah, "mau apa kamu kesini,mau menunjukkan pada ku jika kamu sudah tercemar, lihat dirimu, kenapa kamu bisa begitu bodoh sampai sejauh ini berani berhubungan dengan pria lain!" bentak Jimmy.
"berhenti menghardik pa, jika kamu bisa berguna mungkin aku tak mungkin sejauh ini," marah Virnie.
Vita di bawah tersenyum saat masak bersama orang tua Jimmy, pasalnya dia sangat suka dengan mama Dati jimmy yang sangat lucu.
bahkan Tian juga ikut membantu, dia juga beralasan ingin ikut belajar masak.
"tidak berguna, kau kira gajinya berapa ratus juta, kau kira hanya gaji mu yang menjalankan rumah tangga kita, tidak!!! aku juga berperan penting di sana, aku yang membayar semua tagihan rumah, biaya sekolah anak-anak, itu semua dari royalti buku ku, kau pikir berapa gaji mu," marah Jimmy yang membuat Virnie diam.
"cukup aku sudah muak, jika kamu tak bisa menghargai ku, lebih baik kita berpisah, buat apa kamu terus menyiksa dirimu yang begitu sukses harus tinggal dengan pria pengangguran tak berguna seperti ku," marah Jimmy yang akan pergi.
"tidak pa, aku mohon, jangan tinggalkan aku, aku tau jika ini salah, tapi aku tak bisa bercerai dengan mu..." tangis Virnie yang menahan kaki Jimmy.
sedang Jimmy terpaku karena Kris berdiri di depan kamarnya, pria itu pasti mendengar semua percakapan ini.
"pa... tolong pikirkan kami, jika papa tak bisa bertahan, terus kami harus bagaimana, kasihan Tian yang sudah sedih dari kemarin pa," kata pemuda itu.
melihat hal itu, Jimmy luluh, dia akan memberikan satu kesempatan lagi pada istrinya.
"baiklah, papa akan memberikan maaf untuk mama kalian, tapi ini papa lakukan untuk ku dan Tian,dan untuk mu Virnie berhenti merendahkan ku, dan ingat bagaimana pun aku tetap kepala keluarga di rumah ini," kata Jimmy yang langsung pergi meninggalkan keduanya.
"maafkan mama... itu semua terjadi karena mama tak sadar," tangis Virnie di depan Kris.
"mama terlalu sering melukai kami dan papa, jadi sekarang perbaiki itu semua, dan berikan aku waktu untuk bisa memaafkan mama sepenuhnya," kata Kris yang kemudian pergi juga.
Jimmy turun ke bawah sudah melihat kehebohan di dapur, pasalnya mereka sedang membuat pie apel.
"Jimmy tolong antarkan Vita untuk memetik apel, karena Jefry sudah hilang entah kemana," perintah Bu Elva.
"baik ma, ayo!" kata Jimmy sedikit keras.
"aku ikut ya pa," kata Tian.
"eh.. kamu bantu Oma untuk membuat kulit pie ini, lihat ini begitu banyak," kata Bu Elva menahan cucu perempuannya itu.
Vita terus mengikuti Jimmy menuju ke area perkebunan apel yang terletak cukup jauh dari rumah, karena Bu Elva mau bikin selai.
"apa kamu yang mengajari Virnie untuk memohon seperti tadi," tanya Jimmy dingin.
"iya, karena aku tak suka ada pertengkaran di sebuah rumah tangga," jawab Vita yang berjalan terlebih dahulu saat melihat kebun apel itu.
ternyata pohon apel itu tak tinggi tapi cukup rimbun, "apa maksudmu, dia sudah menyelingkuhi diriku, dia kotor," kata Jimmy menyeret Vira ke tengah kebun.
"memang tuan suci tidak bukan, kemarin saja kalian pesta s**, jadi apa salahnya jika nyonya juga melakukan one night stand," jawab Vita dengan enteng.
"kau," kata Jimmy terbungkam oleh bibir Vita yang menciumnya.
"berhenti mengomel, aku memikirkan kedua anak anda, jika tak ingin melihat istrimu, ya Hannan di lihat," jawab Vita.
Jimmy kembali ******* bibir wanita itu dengan ganas, Vita mengeleng saat Jimmy ingin meninggalkan bekas.
"jangan disana, nanti ketahuan," bisik Vita yang melepaskan beberapa kancing kemejanya.
Jimmy pun benar-benar gila, Vita menjambak rambut Jimmy, dan menahan pria itu.
"sekarang biarkan aku yang melakukannya untuk anda tuan," kata Vita yang langsung berjongkok di depan Jimmy.
Keduanya pun kembali dengan sekeranjang apel, Vita sempat memakan dua buah apel untuk menyamarkan apa yang habis terjadi.
sedang Jimmy sudah tak nampak kesal, bahkan raut wajahnya sudah berubah.
Jefry tanpa sadar menabrak Vita dan Jimmy memeluk untuk menahan tubuh wanita itu.
"hei kalau jalan pakai mata Jef, kamu hampir membuat dia jatuh," kata Jimmy.
"ah... apelnya jatuh," kata Vita yang langsung mendorong Jimmy dan memunguti apel yang bertebaran itu.
Virnie tak suka Jimmy yang memeluk Vita seperti tadi, tapi dia harus menahan diri karena tak mungkin dia marah sekarang, terlebih ini adalah rumah mertuanya.
setelah beres di pungut, Vita langsung mencuci apel itu, Kris datang membantu.
dia yang seorang pria mau masuk dapur demi menolong Vita memotong apel.
"aduh di tampan,manis banget mau bantu potong apel," kata Vita gemas pada Kris
"aku juga mau bantu," kata Tian.
Vita pun tertawa melihat tingkah keduanya yang terus berebut, bahkan sekarang Tian sudah menempel pada Vita.
"siapa dia? kok cantik amat?" tanya Jefry yang baru sadar tadi menabrak gadis cantik
"dia pelayan di rumah kami, dia janda yang di tinggal mati suami dan anaknya," Jawab Virnie datar.
"cantik," gumam Jefry yang langsung bisa memancing amarah Virnie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments