Jimmy sedang minum saat tak sengaja melihat ke arah kolam renang, ternyata ada Vita yang sedang membersihkan kolam.
"Ais...bisa gila aku lama-lama melihatnya seperti itu, kenapa dia begitu menggoda," gumam Jimmy.
Vita menyelesaikan semua pekerjaannya, dia pun memilih mandi dan berganti baju.
kini dia memakai celana pendek dan kaos pas body, kebetulan siang ini tak ada kegiatan juga.
Jimmy turun ke bawah karena merasa lapar lagi, tapi dia tak melihat Vita.
"Vita bisa tolong buatkan makan siang," kata Jimmy yang langsung membuka pintu kamar pelayannya itu.
"ah tuan bikin kaget saja," kata Vita yang menjatuhkan gelas berisikan air minum itu.
"ah maaf," kaget Jimmy juga
Vita pun reflek langsung menunduk untuk membereskannya, Jimmy yang juga melihat itu langsung membantu Vita.
Jimmy tak sengaja melihat bagian dada Vita, dia pun menelan ludahnya, karena hal itu.
"tuan mau dimasakin apa?" tanya Vita yang membuang pecahan gelas itu.
"dada, ah ... maaf maksudnya steak dada ayam," jawab Jimmy cangung.
Vita tersenyum melihat tingkah Jimmy, "padahal setiap hari lihat loh, masak masih kaget," bisik Vita sebelum pergi.
Jimmy terdiam, dia tak mengira jika Vita berani membisikkan kata-kata seperti itu.
dia pun mengikuti Vita ke dapur, terlihat wanita itu mulai mengikat rambutnya tinggi.
menunjukkan leher jenjang yang putih terawat itu, dengan iseng Jimmy menyentuhnya.
tiba-tiba tubuh Vita seperti limbung, Jimmy langsung menahannya agar tak jatuh.
"tuan, jangan melakukan itu, ingat anda susah memiliki nyonya," kata Vita.
tapi Jimmy tak memperdulikan hal itu, dia mematikan kompor itu, dan langsung mencium bibir Vita dengan menuntut.
bahkan Jimmy kini berani merangkul Vita dan mendekapnya erat, Vita pun mendorong tubuh Jimmy pelan.
"tunggu tuan, jangan seperti ini, ingat anda memiliki istri," kata Vita yang kemudian melepaskan diri dari Jimmy.
"tapi lihatlah, dia bangun hanya saat dengan ku, dan dia akan selalu sulit di pancing oleh istriku," bisik Jimmy menyandarkan kepalanya di bahu Vita.
dia bahkan meminta Vita menyentuh adiknya, Vita terkejut merasakan ukuran itu.
"tunggu tuan, jangan seperti ini," kata Vita yang langsung menarik tangannya.
Jimmy pun mengecup pipi Vita sebelum pergi, Vita pun memasak untuk Jimmy, tapi otaknya tak bisa konsen.
terlebih dia terus terbayang ukuran dari benda itu, bahkan Vita mulai menjilat tangannya sendiri.
dia pun selesai memasak, dan memberanikan diri naik ke ruang kerja Jimmy membawa makan siang pria itu.
"tuan aku masuk," kata Vita yang kemudia menaruh nampan berisikan makanan.
Jimmy terlihat murung, Vita berjalan mendekat ke arah Jimmy. "kenapa tuan tertarik padaku, padahal nyonya lebih cantik di banding diriku?"
"entahlah, semenjak beberapa bulan ini dia terus egois tak pernah memikirkan kami, dan saat kamu datang aku bisa kembali melihat senyum anak-anak, dan yang paling penting kamu mengurus kami dengan baik," kata Jimmy yang menyentuh tangan Vita.
Vita mengambil minuman anggur merah milik Jimmy dan langsung meminumnya.
kemudian langsung bertukar minuman dengan Jimmy melalui mulut ke mulut.
Jimmy pun di tahan untuk tetap di kursi oleh Vita, "kalau begitu biarkan aku membantumu hari ini," kata wanita itu.
di sekolah, Kris kembali di buat kaget melihat semua bekal itu, pasalnya bekal itu cukup banyak.
dia dan semua temannya merasa beruntung, "wah Kris kalau seperti ini, kami bisa dapat asupan nutrisi dengan baik," puji Steve teman Kris.
"kamu benar, mbak di rumah ku benar-benar memanjakan kami, bahkan dia lebih menyenangkan dari pada mamaku," jawab Kris.
"benarkah, kalau begitu besok kita ada tanding, ajak dia datang bersama orang tua mu, dan yang pasti jangan lupa untuk makanannya ya," kata Steve.
"huh dasar tukang makan," kesal Kris yang memang tau kondisi temannya itu.
terlebih Steve adalah korban dari perceraian dan dia hidup bersama ayahnya, pria itu juga kurang mendapatkan kasih sayang.
sore hari, Kris dan Tian baru pulang dari kegiatan ekstrakurikuler mereka, saat Vita menyapanya dengan senyum.
"halo mbak, wah cantik banget, mau kemana?" tanya Tian yang melihat Vita mengenakan gaun.
"tidak kemana-mana, ayo masuk dan belajar, ingat jangan lupa kerjakan PR kalian," kata Vita.
"tapi sayangnya kami tak memiliki pr dari guru," jawab Kris yang masuk terlebih dahulu.
saat masuk rumah dia kaget melihat Jimmy yang sedang nonton tv dengan wajah yang begitu bersih.
"wah papa cukur jenggot? ada apa ini, apa ada hati besar?" kaget Kris.
"benarkah, wah dunia mau kiamat saat papa cukur jenggot," kata Tian.
"kenapa? aneh ya, padahal papa ingin terlihat muda, agar di anggap kakak kalian," kata Jimmy.
"idih... ada angin tornado kali ya, tapi papa ganteng kok, tapi besok papa Haris lihat kami main, karena itu pertandingan persahabatan tim basket sekolah kami," kata Tian memeluk Jimmy.
"baiklah, biar ayah ajak mama kalian juga besok," kata Jimmy mengiyakan.
"mbak Vita juga ikut, dan tolong buatkan makanan yang banyak, karena teman-teman ku suka semua masakan mbak Vita, mereka bilang jika makanannya istimewa," jawab Kris.
"baiklah, mbak akan membuatkan semua jenis cemilan dan masakan yang mbak bisa buat nona dan tuan muda serta temannya," jawab Vita tersenyum sopan.
"baiklah-baiklah, kalian cepat mandi sana, bau matahari sekali," kata Jimmy.
keduanya pun langsung naik, dan terdengar suara pintu tertutup.vukup keras dari lantai dua.
Vita sedang di dapur saat Jimmy berani memeluknya dari belakang, "tuan, disini ada tuan muda dan nona, tolong jaga sikap anda," kata Vita.
Jimmy membalik Vita dan mengusap bibir wanita itu, "aku tak mengira, kamu begitu ganas, bahkan hanya dengan bibir ini bisa membuatku tak bisa mengungkapkan perasaan tadi," kata Jimmy.
dia pun kemudian pergi baik ke lantai atas untuk kembali bekerja, sedang Vita tersenyum sambil melanjutkan pekerjaannya.
dia tadi membantu Jimmy untuk melepaskan keinginan pria itu yang sudah tak terbendung.
Jimmy bahkan berteriak dan menekan kepala Vira saat mencari titik puncak.
Vita mengusap bibirnya di depan Jimmy, dan membuat pria itu tersenyum senang dan sempat mengecup bibir Vita.
"terima kasih, kamu begitu hebat," kata Jimmy.
Vita mengangguk dan kemudian pergi, dia menyeringai senang karena langkahnya perlahan-lahan sudah mulai terwujud.
Kris dan Tian, sore itu main air sambil di tunggui oleh Vita, sedang Jimmy memantau ketiganya dari lantai dua ruang kerjanya.
terlihat Kris dan Tian begitu bahagia, bahkan tawa mereka terus mengembang.
suara bercanda kini terus terdengar di rumah yang dulu begitu suram, tapi kini sudah berubah berkat Virai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Rohinem
dasar pembantu enggak punya akhlak
2022-09-15
1