sore harinya, Tian dan Kris baru saja pulang dari sekolah, Vita membukakan gerbang pada keduanya.
Vita tetap tersenyum seperti biasa tanpa terlihat apa yang baru saja terjadi Padanya dan Jimmy.
"kok sore sekali tuan dan nona," sapa Vita yang mengambil kotak bekal keduanya.
"iya mbak, aku lupa bilang jika kami ada ekstrakulikuler Kris basket dan aku tim cheers," jawab Tian.
"baiklah, kalau begitu cepat mandi, mbak mau masak, atau tuan dan nona mau request apa?" tanya Vita.
"pasrah dan pastel," kata keduanya yang memang sudah berdiskusi selama perjalanan pulang.
"baiklah, pasta istimewa dan pastel siap, saat makan malam," jawab Vita.
Jimmy melihat semuanya dari jendela lantai dua, dia tak mengira jika Vita bisa sangat sempurna menjadi ibu yang baik.
"seandainya istriku bisa seperti itu, Virnie terlalu sibuk dengan karirnya," gumam Jimmy.
Vita mengantarkan cemilan dan jus untuk kedua majikan mudanya. tak lupa dengan Jimmy juga.
Vita mengantarkan kopi dan cemilan, dia masuk ke ruang kerja Jimmy setelah mengetuk pintu.
"maaf tuan, ini kopi dan kue rasa lemon agar Anda tak merasakan pengar," kata Vita menaruh di meja.
"tunggu Vita, aku ingin minta maaf, karena sikap ku yang kurang ajar," kata Jimmy.
"sudah tuan tak perlu di ingat, saya tau jika itu tak sengaja karena tuan sedang mabuk," Jawab Vita tersenyum.
"terima kasih ya Vita," kata Jimmy.
"tentu tuan, oh ya nanti malam anak-anak minta pasta untuk makan malam. apa tuan ingin di masakan yang lain?" tanyanya dengan sopan.
"tolong buatkan steak saja, aku jamin anak-anak pasti juga mau," kata Jimmy.
"baik tuan. kalau begitu saya permisi," pamit Vita.
dia langsung turun untuk menyiapkan semuanya, Vita mengenakan baju rok selutut dengan atasan kaos berwarna peach.
Jimmy seakan tersihir melihatnya, wajah kalem dengan tutur kata yang selalu lembut.
Vita terlihat begitu cekatan menyiapkan semuanya, dia benar-benar memasak semua request dari ketiga orang di rumah.
pukul setengah enam malam, Virnie pulang, Vita membukakan pintu untuk nyonya rumah.
Virnie melihat penampilan Vita, dia pun tak peduli karena baginya Vita bukan ancaman.
"selamat datang nyonya," sapa Vita sopan.
"Hem, anak-anak sedang apa?" tanya Virnie yang memberikan tasnya untuk di bawa Vita
"semuanya sedang menonton tv sambil menunggu waktu makan malam," jawab Vita.
"baiklah, lanjutkan pekerjaan mu," jawab Virnie
Vita pun menaruh tas Virnie, dan kembali menyiapkan meja makan, Virnie langsung memeluk kedua anaknya.
"lepas ma, mama bau obat, aku gak suka," protes Tian.
"tau nih, mandi sana mama," protes Kris juga.
"apa kalian berdua menyebalkan, halo sayang," kata Virnie mencium pipi Jimmy.
"kamu baru satu luar, mandi dan ganti pakaian mu sebentar lagi kita makan malam, jarang-jarang kamu bisa makan di rumah," kata Jimmy tegas.
"baiklah, tapi maukah kamu mandi bersamaku," bisik Virnie menggoda suaminya.
"maaf, aku kurang enak badan," jawab Jimmy.
Virnie pun merasa kesal, pasalnya dari semalam Jimmy terus cuek padanya, padahal dia sudah memakai baju paling seksi.
Vita selesai menata meja makan, dan menghampiri Jimmy, "tuan makan malam sudah siap, saya mau pamit untuk bersih-bersih," kata Vita.
"baiklah, terima kasih ya Vita," jawab Jimmy yang tersenyum manis.
"mbak Vita gak makan bareng kita?" tanya Tian.
"tidak nona, saya makan nanti saja, masih kenyang," jawab Vita yang langsung undur diri.
mereka pun melihat Vita yang pergi ke kamarnya, sedang tak lama Virnie turun dengan gaun pas body dan cukup pendek.
Kris tak heran melihat hal itu, sedang Jimmy tak habis pikir melihat istrinya itu.
"kamu ini, ingat putra mu sudah dewasa, kenapa mengenakan gaun seperti itu," tegurnya.
"kenapa ini juga tak terbuka, kamu ingat gaun ini bukan," kata Virnie.
"iya itu gaun yang sering kamu gunakan ke club malam bersama teman-teman mu, sudahlah kita makan malam dulu," ajak Jimmy.
Tian tak mengira jika mama yang terlihat sempurna sering ke tempat seperti itu, jadilah gambaran mana sempurna benar-benar hancur di benak Tian.
Virnie melihat masakan yang tersaji hanya tersenyum sinis, kenapa pelayan baru itu memasak makanan yang begitu sederhana.
tapi dia tak sadar jika kedua anaknya dan suaminya begitu lahap makan, bahkan Kris yang selalu pilih-pilih makanan.
"kalian begitu suka pasta sederhana seperti ini," tanya Virnie yang belum makan.
"kenapa, ini enak terlebih ini buatan rumah bukan restoran, apa mama pernah masak untuk kami," jawab Kris
bam.... sebuah bom besar menghantam virnie, dia pun terdiam mendapatkan perkataan seperti itu.
sedang Jimmy juga fokus makan, "sudahlah kalian berdua jangan mulai, makan dan setelah itu kerjakan PR kalian berdua, Tian, Kris," kata Jimmy melerai pertengkaran itu.
"tugas kami sudah selesai berkat mbak Vita, jadi kami bisa main setelah makan, benar Kris, cepat selesaikan makan mu," kata Tian.
Virnie pun mulai makan, entah kapan mereka pernah duduk bersama seperti ini,karena kesibukannya dia memang jarang memperhatikan kedua anaknya.
Vita keluar dari kamar dengan celana selutut dan kaos oblong, dia mengambil air putih.
ternyata semuanya susah selesai makan, Vita pun ingin membereskan meja makan.
ternyata ada Jimmy yang sedang membersihkan meja. "biarkan saja tuan, biar saya saja, ini tugas saya," kata Vita.
"sebelum ada kamu ini tugasku,tak masalah, aku akan membantumu," jawab Jimmy.
Vita tak mengira jika selama ini adalah tugas Jimmy memasak makanan untuk memasak makan malam.
Vita pun membantu mengeringkan piring-piring, tak lama Virnie turun dan langsung menuju dapur.
"kamu sedang apa pa? biarkan piring-piring itu di bersihkan olehnya, karena dia itu P-E-L-A-Y-A-N," kata Virnie dengan penekanan.
"maaf Vita, jangan di masukkan ke hati ya," lirih Jimmy yang langsung naik ke lantai atas.
melihat suaminya pergi, Virnie memandang buta tak suka, "ingat status mu, jangan berusaha merebut semua milikku," kata Virnie.
"nyonya, saya hanya menjalankan tugas saya sebagai pelayan profesional," jawab Vita sopan.
"terserah padamu, tapi ku harap kamu ingat batasan mu," kata Virnie yang kemudian pergi.
Vita pun tak mengerti ada apa dengan Virnie yang begitu ketus, terlebih dia tak melakukan apapun yang salah menurutnya.
Vita menyelesaikan semua pekerjaannya, dan kini dia memilih mematikan semua lampu dan tidur.
karena besok masih banyak pekerjaan yang menunggu, terlebih membuatkan bekal untuk kedua anak majikannya yang sudah meminta di masakan yang spesial.
Tian dan Kris sudah memakai headphone agar tak mendengar suara-suara aneh yang di buat oleh orang tua mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments