pertandingan di menangkan oleh sekolah dari Kris dan Tian, semua orang bersorak.
mereka pun turun untuk menghampiri putra-putri mereka, vita memeluk Tian dengan erat.
sedang Kris juga di peluk Jimmy, "pak putra anda luar biasa, dan istri anda sangat mengagumkan, di saat semua orang diam, dia malah sangat bersemangat mendukung putranya," kata seorang pria memberikan ucapan selamat.
"terima kasih atas pujiannya tuan," jawab Jimmy.
Vita juga memeluk Kris, "selamat untuk kapten Kris," kata Vita senang.
"terima kasih, tapi makanannya gak ketinggalan kan mbak, karena kami sudah lapar?" tanya Kris.
"dasar kamu ini, masak yang di pikirkan makanan Mulu," kesal Jimmy mengacak rambut putranya.
"papa rambutku kusut," teriak Kris yang tak terima.
Vita dan Tian tertawa bersama, "sudah-sudah sekarang ajak teman-teman mu kita makan bersama,"
"siap!!" teriak Kris.
mobil dari Jimmy menuju ke area salah satu kelas yang paling dekat, kemudian Jimmy, Vita dan Ferdi datang membantu.
ternyata Vita menyiapkan begitu banyak cemilan bahkan bisa di bilang bisa kenyang walau hanya makan itu.
semua siswa pun makan dengan lahap pasalnya semua tau, jika makanan buatan dari rumah di kembar sangat enak.
sedang para orang tua makan nasi catering yang di pesankan oleh salah satu wali murid.
"lihatlah mereka semua sangat lahap menikmati makanannya, wah saya tak menyangka istri pak Jimmy yang sibuk bisa membuatkan makanan sebanyak itu demi anak-anaknya," kata salah seorang pria yang juga wakil murid.
"itu semua buatan dari asisten rumah tangga kami, sejak kapan dokter terkenal dan sibuk bisa masak di dapur," jawab Jimmy yang langsung merasa kesal.
dia pun pergi untuk merokok ke luar ruangan, Vita heran tak melihat Jimny di dalam kelas.
dia pun mencari Jimny yang sedang mengobrol bersama Ferdi, keduanya nampak begitu serius.
"Jimmy, kamu seharusnya tak mengatakan itu, aku tau jika kamu sedang ada masalah, tapi orang lain tak perlu tau," tegur Ferdi.
"kamu tau apa sih fer, asal kamu tau Virnie terus mengungkit pekerjaan dan uang, seandainya bukan aku yang membuatnya masuk ke rumah sakit itu, dia juga tak akan di terima dengan kemampuannya itu," marah Jimmy yang selama ini terus diam.
"kalau begitu jujur saja, apa salahnya sih, toh kamu memang bukan penulis biasa, kamu itu bos besar jadi jujur saja," kata Ferdi.
"mana percaya, dia selalu merasa jika dia adalah orang yang mencari nafkah, bahkan dia merasa selalu lebih hebat dariku, jadi biarkan saja, aku juga sudah bosan terus di injak oleh wanita seperti itu," jawab Jimmy.
"hei kamu jangan aneh-aneh bung, kamu jangan berpikir mulai untuk main api," kata Fedi menginggatkan.
"siapa yang mulai main api, yang aku tau, aku akan membalas apa yang dia perbuat padaku," jawab Jimmy.
Vita bersembunyi mendengarkan pembicaraan keduanya, dia pun tersenyum dan kemudian pergi.
Ferdi pun hanya menggeleng pelan, dia tak mengira Jimmy yang dia kenal sangat baik.
bisa bicara seperti itu, terlebih itu seperti bukan dirinya, tapi Ferdi juga tak bisa berbuat apa-apa karena bagaimanapun dia tak berhak mencampuri urusan pribadi dari temannya itu.
Virnie benar-benar melupakan segalanya, setelah mendapatkan semua sanjungan.
dia bahkan berkesempatan untuk belajar pada dokter senior di salah satu rumah sakit pusat.
Virnie mengiyakan hal itu tanpa pikir panjang, dia juga berterima kasih pada dokter Bram.
Virnie mengira jika ini semua karena dokter Bram, padahal dokter kepala mengenalkan Virnie sebagai istri Jimmy.
jika tidak seperti itu, tak akan ada orang yang tertarik pada Virnie yang tak memiliki track record yang baik.
terlebih dia pernah salah diagnosis dan membuat salah satu pasiennya sampai memburuk tapi beruntung itu tak sampai membuat pasiennya meninggal dunia.
"baiklah, hari ini kami harus mentraktirku makan dan minum sebagai ucapan terima kasih, jika tidak aku akan marah dan tak akan membantumu lagi," kata dokter Bram.
"baiklah aku mengerti, aku akan menurutimu, jadi hari ini semua keinginan mu akan ku penuhi," jawab Virnie tersenyum bahagia.
dokter Bram pun merasa senang karena sebentar lagi wanita itu akan jatuh ke pelukannya.
setelah acara makan-makan selesai, Vita membereskan semua dan menaruh semua kotak di mobil.
"sudah selesai Vita?" tanya Jimmy.
"sudah tuan, sekarang kita bisa pulang," ajak Vita.
"tunggu dulu, kita belum foto bersama, om Ferdi tolong fotoin dong," kata Tian.
"aku juga mau ikut foto, pak tolong bentar," panggil Ferdi pada supirnya.
dia pun bergabung merangkul putranya Steve, sedang Jimmy bersebelahan dengan Tian, dan di samping putrinya itu ada Vita dan kemudian Kris.
mereka mengambil foto beberapa kali, dan setelah itu baru pulang, "pa kita min dulu yuk, kebetulan kami juga sudah ganti baju," kata Kris memberi usul.
"boleh mi main kemana?" tanya Jimmy juga tak ada rencana ingin kemana.
"kita ke Timezone saja yuk,lumayan bisa bikin fresh otak loh," usul Tian.
"baiklah kita ke Timezone," jawab Jimmy.
mobil pun putar balik dan menuju tempat yang di inginkan oleh anak-anaknya.
sedang Vita merasa jika dia harus bersenang-senang juga di sana, terlebih pekerjaannya juga sangat banyak.
hari ini seperti hari libur untuknya terlebih Jimmy yang tak mengizinkan dia diam dan terus harus menemaninya.
mereka sampai di mall yang di maksud, dan langsung menuju ke Timezone.
bahkan mereka pun bermain bersama, Tian dan Vita bahan berlomba untuk menang dalam permainan basket.
dan ternyata Vita menang, tian pun sedih, "baiklah sekarang giliran aku dan papa," kata Kris.
"oke Kris, menang supaya kita bisa minta ponsel baru dari papa," kata Tian.
"hei gak gitu mainnya, kalian curang itu," kata Jimmy yang tak ingin kalah.
akhirnya poinnya seri, dan permainan di menangkan oleh tim Jimmy dan Vita.
mereka pun terus berkeliling untuk main permainan yang lain, hingga tiket yang keluar cukup banyak.
mereka pun sangat menikmati waktu santai mereka, dan akhirnya tiket permainan bisa do tukar dengan dua boneka beruang yang sangat besar.
meski Jimmy bisa membeli boneka seperti itu dengan mudah, tapi hasil dari permainan lebih berkesan bagi Vita dan Tian.
"sudah sekarang pulang atau kita makan dulu," tanya Jimmy
"kita pulang saja, nanti mbak buatkan pizza kesukaan kalian berdua, agar mbak gak salah lagi," kata Vita.
"baiklah kita pulang," ajak Kris.
mereka pun pergi meninggalkan mall itu, tapi mereka tidak melihat jika Virnie dan dokter Bram baru saja sampai di lantai dua.
pasalnya mereka terlalu sibuk bercanda dan tertawa, dokter Bram dan Virnie masuk ke sebuah restoran Jepang.
tak sengaja Benny melihat virnie yang baru masuk dengan pria asing, bahkan keduanya terlihat begitu akrab.
"dasar wanita busuk, sudah di bantu habis-habisan oleh suaminya malah selingkuh," gumamnya merasa kasihan pada Jimmy.
"ada apa sih Ben?" tanya dokter Iwan.
pria itu menoleh dan kaget melihat dokter Bram dan Virnie di sana dengan sangat mesra, bahkan keduanya seperti sepasang kekasih.
"aduh kasihan sekali Jimmy, masak istrinya selingkuh dengan pria yang bahkan tak sebanding dengan debu di kakinya," kata dokter Iwan yang juga salah satu dokter di tempat yang sama dengan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments