The Housemaid
seorang wanita membawa sebuah tas besar sedang berdiri di depan rumah mewah yang berpagar tinggi.
wanita itu bernama Arvita, wanita cantik yang baru saja di terima menjadi seorang pelayan di rumah seorang penulis novel terkenal dan juga dokter.
Vita melihat ke sekitar yang nampak sepi, dia bingung karena tak ada tanda-tanda orang di dalam rumah.
dia pun memutuskan untuk menekan bel rumah, tak lama terdengar suara orang dari dalam.
"iya tunggu sebentar," suara bariton itu.
"ingin bertemu dengan siapa?" tanya seorang pria yang nampak seperti bangun tidur.
"selamat siang tuan, saya adalah pelayan baru di rumah ini, ini surat-surat dari jasa penyalur pelayan dan sertifikat kerja saya," kata Vita memberikan dokumen.
pria itu hanya melihatnya sekilas, "ayo masuk dulu di luar sangat panas," ajaknya.
Vita pun mengangguk dan berjalan di belakang pria itu, terlihat rumah itu berlantai dua dengan balkon di lantai atas.
saat Vita masuk rumah itu begitu berantakan, bahkan bekas piring kotor juga banyak.
"duduklah dulu, oh ya kamu bisa memanggilku dengan tuan Jimmy," kata pria itu yang mengambilkan air dingin.
"baik tuan," jawab Vita sopan.
Jimmy duduk dan mulai meneliti setiap dokumen itu, pasalnya dia tak ingin kecolongan lagi.
pasalnya pelayan terakhir keluarganya mencuri perhiasan istrinya, dan itu mengakibatkan istrinya marah besar.
"baiklah Vita, tugas mu adalah membuat makanan, membersihkan rumah, menjaga dua anakku, dan yang paling penting jangan membuat istriku marah," kata Jimmy.
"baik tuan, tapi kalau boleh tau apa saja yang tidak di sukai oleh nyonya?" tanya Vita.
"istriku paling tak suka jika pakaiannya kotor, dan jangan menyentuh semua barangnya, karena biasanya dia akan membersihkan kamar kami sendiri," kata Jimmy.
"baik tuan, apa di keluarga ada yang memiliki alergi?" tanya Vita dengan sopan lagi.
"tidak ada, kami bisa memakan apapun dan ingat dua anak kami, putraku bernama Kris dan putri kami Tian, jadi kamu harus menjaga keduanya," saut Jimmy lagi.
"baik tuan, kalau boleh tau di mana kamar saya," tanya Vita.
"di samping dapur, itu ada pintu kamu bisa tidur di sana, dan kamu bisa mulai bekerja, dan ini adalah kartu yang bisa kamu gunakan untuk belanja kebutuhan rumah," kata Jimmy.
Vita mengangguk, pasalnya dia sebenarnya sudah tau semua tentang keluarga ini.
karena sebelum berangkat ke rumah ini,Vita di berikan lembaran tentang semua rincian dari keluarga itu.
terlebih nyonya rumah ini yang memang perfeksionis, dan tak pernah suka jika barang miliknya di sentuh orang lain.
meski dia seorang dokter, tapi dia memiliki kontrol emosi yang sangat baik, tapi di rumah dia menjadi istri yang otoriter.
Vita masuk dan mulai menata semua pakaiannya, kemudian dia mulai membersihkan piring kotor yang sudah menumpuk.
setelah itu dia mengambil semua cucian kotor yang sudah menumpuk dan menguning itu.
Vita memudahkan baju yang bisa di cuci mengunakan mesin atau baju yang harus di cuci secara manual dengan tangan.
setelah itu dia mulai menyapu dan mengepel, tugasnya sangat banyak karena rumah itu seperti kapal pecah.
keringat bercucuran, Vita hanya mengusapnya dengan baju yang dia pakai.
dia tak sadar dari tadi ada mata yang memperhatikan dirinya, Jimmy menelan ludahnya saat melihat Vita yang basah karena keringat.
"apa anda membutuhkan sesuatu tuan?" tanya Vita yang kaget akan sosok dari Jimmy.
"aku hanya ingin mengambil air putih karena air di ruang kerjaku telah habis, kamu lanjutkan saja pekerjaan mu," jawab Jimmy yang mencoba bersikap biasa.
"baik tuan," kata Vita yang kembali mengepel.
Jimmy melihat wanita itu dan langsung bergegas naik ke lantai dua, "sialan ..."
setelah selesai mengemas dan membersihkan rumah, Vita menjemur pakaian di loteng.
dia melihat semua pakaian dalam dari nyonya rumah, Vita tersenyum sendiri melihat berbagai bentuk dan model dari pakaian itu.
setelah selesai dia turun dan membuka kulkas, ternyata isinya juga sangat kacau.
dia memutuskan untuk merapikan dan menata dengan rapi, bahkan ada roti yang besok sudah expired.
dia segera mengeluarkan roti itu dan memasaknya atau jika tidak membuat cemilan dari bahan itu.
pukul tiga sore, terdengar bel rumah, Vira buru-buru keluar dan melihat siapa yang datang.
ternyata kedua putra putri kembar dari pemilik rumah, "selamat datang tuan muda dan nona muda," sapa Vita dengan sopan.
"iya, mbak pelayan baru ya?" tanya Tian pada Vita.
"iya nona, mari saya bawakan tasnya," kata Vita.
"tidak perlu, kami bisa membawanya sendiri, bisa tolong buatkan kami cemilan saja dan jus jeruk, dan bawa ke kamar kami," kata Kris.
"baik tuan muda," jawab Vita.
keduanya masuk kedalam rumah dan terkejut melihat rumah yang begitu bersih dan wangi, bahkan suasananya nampak begitu nyaman.
mereka berdua langsung masuk ke lantai atas karena di sanalah kamar mereka berada.
Vita membawa jus jeruk dan roti goreng isi sayur dan coklat untuk Keduanya.
Vita mengetuk pintu kamar dari Kris, "permisi tun muda, boleh saya masuk?" tanya Vita.
"silahkan mbak, taruh di meja belajar, oh ya tolong cuci semua baju ku ya mbak, maaf tadi aku lupa tak membawanya turun," kata Kris yang memberikan keranjang pakaian kotor.
"iya tuan muda, nanti setelah mbak menaruh jus dan cemilan milik nona muda ya," kata Vita sopan.
wanita itu pun berpindah ke kamar sebelah, Kris menaruh keranjang pakaian kotor itu di depan kamarnya kemudian menutup pintu kamarnya.
saat di kamar Tian, Vita kaget melihat Tian yang hanya mengenakan hot pens dan tangtop saja, terlebih gadis muda itu seperti sudah terbiasa seperti itu.
"wah ini apa mbak? sepertinya enak?" tanya Tian dengan ceria.
"ini adalah roti goreng isi coklat dan ada yang isi sayur, di coba dulu, sebelum menghina ya," kata Vita tersenyum.
"sepertinya enak nih, asal mbak tau ya Kris itu paling sudah di suruh makan sayur, jadi pintar-pintar Mbah deh ya," kata Tian mengingatkan Vita
"siap nona, oh ya apa ada yang perlu di cuci?" tanya Vita.
"tidak ada, bajuku sudah ku bawa turun di tempat laundry tadi pagi, coba tanya Kris deh, dia itu biasanya sangat malas," kata Tian lagi
"sudah nona, kalau begitu saya pamit dulu untuk melanjutkan pekerjaan," kata Vita.
dia turun dengan membawa keranjang baju kotor dari Kris, tapi baru juga dapat separuh tangga.
Vita mendengar suara Jimmy dari lantai dua, "Vita bisakah membuatkan ku kopi hitam pahit dan cemilan, aku membutuhkan,"
"baik tuan besar," jawab Vita sambil tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments