Terjebak Pesona Mamah Muda

Terjebak Pesona Mamah Muda

1. Bunuh Diri

Aida berdiri di pinggir jembatan. Ia terlihat sedang bersedih. Kedua orang tuanya meninggal dunia beberapa minggu yang lalu. Harta kedua orang tuanya habis disita oleh bank untuk membayar hutang bank. Hanya satu yang tersisa yaitu sebuah mobil miliknya yang dibelikan oleh orang tuanya ketika ia berulang tahun yang ke tujuh belas tahun. Kini Aida hidup sebatang kara tidak punya sanak saudara. Semua saudara dari orang tuanya menjauhinya. Tidak seperti sewaktu orang tuanya masih ada, keluarga orang tuanya sering datang ke rumah. Teman-temannya juga menjauhinya.

Aida berdiri di pinggir jembatan sambil meratapi nasibnya. Ingin rasanya ia bunuh diri terjun ke sungai.

“Mamah, Papah biarkan Aida menyusul Mamah dan Papah. Aida tidak sanggup harus hidup sendiri,” kata Aida.

Aida sudah hendak bersiap-siap untuk terjun ke sungai. Namun ketika ia hendak meloncat ia melihat seorang wanita setengah baya sedang membawa sebuah kardus ke pinggir sungai. Ketika dilihat lebih jelas lagi di dalam kardus ternyata isinya seorang bayi.

“HEI! MAU DIAPAKAN BAYI ITU?” teriak Aida.

Wanita paruh baya tersebut langsung meninggalkan begitu saja bayi itu di pinggir sungai. Aida yang tadinya hendak melonpat dari jembatan cepat-cepat kembali ke jalan dan mencari jalan untuk turun ke pinggir sungai. Aida turun ke pinggir sungai lalu mendekati dus yang tadi ditinggalkan wanita tadi. Aida menaruh jarinya di hidung bayi tersebut.

“Alhamdullilah, dia masih hidup,” ucap Aida.

Aida menggendong bayi itu.

“Kasihan sekali kamu sayang, kamu dibuang oleh orang tuamu,” kata Aida sambil menimang-nimang bayi tersebut.

“Ayo ikut Kakak, Kakak juga hidup sendiri. Orang tua Kakak sudah meninggal,” kata Aida.

Aida membawa bayi itu pergi dari situ. Tanpa Aida ketahui wanita paruh baya itu mengintip dari balik batang pohon.

“Alhamdullilah, ada yang mau mengambil Cucuku. Semoga saja ia perempuan yang baik dan mau mengurus Cucuku,” kata wanita itu.

Lalu wanita itu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Aida membawa bayi tersebut masuk ke dalam mobilnya. Aida mengelus-elus pipi bayi itu.

“Sungguh malang sekali nasibmu, Dik,” kata Aida.

“Sekarang biar kakak yang akan menjagamu,” kata Aida.

Aida berpikir sejenak.

“Tapi bagaimana caranya bisa menafkahi bayi ini? Bayikan butuh susu, pospak dan yang lainnya. Belum lagi kalau dia sakit harus ke dokter,” kata Aida kepada dirinya sendiri.

Aida berpikir lagi.

“Jual saja mobil ini, harganya pasti lumayan untuk bisa membeli rumah dan untuk makan,” kata Aida.

Aida memasukkan kembali bayi itu ke dalam dus.

“Maaf ya, De. Terpaksa Kakak taruh kamu ke dalam dus agar kamu tidak jatuh,” kata Aida.

Aida mengikat dus itu dengan seat belt agar tidak jatuh. Kemudian Aida mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu.

*****

Satu Tahun Kemudian.

Aida mengkayuh sepedanya dengan tergesah-gesah. Sebetulnya sekarang belum waktunya ia pulang kerja, namun tadi ia menerima telepon dari Ibu Ida tetangganya yang mengatakan kalau Maira badannya panas tinggi. Aida terpaksa meminta ijin untuk pulang ke rumah.

Ketika Aida melewati sebuah mobil yang sedang parkir di pinggir jalan tanpa sengaja setang sepeda Aida menyenggol seorang laki-laki yang sedang berdiri di sebelah kanan mobil yang sedang parkir dan seorang laki-laki pengemudi motor yang sedang berhenti di sebelah kanan mobil.

“Hei! Kalau jalan pakai mata!” tegur laki-laki yang sedang berdiri.

Aida menghentikan sepedanya di depan motor tersebut. Aida menoleh ke belakang.

“Maaf, Pak. Saya tidak sengaja, saya terburu-buru,” kata Aida sambil membungkukan badannya beberapa kali karena ia merasa bersalah.

“Maaf-maaf. Enak saja cuma minta maaf! Sakit tau kena stang sepeda,” seru pengemudi motor.

Namun tiba-tiba terdengar suara teriakan dari belakang.

“HEI! MAU MALING LUH, YA?”

Seorang laki-laki menggunakan suit berlari mendekati kedua orang itu sambil berteriak, “MALING-MALING!!!” Laki-laki itu adalah Firas Randi Rahadian pemilik mobil itu.

Kedua orang itu langsung panik. Laki-laki yang sedang berdiri langsung naik ke atas motor dan pengemudi motor itu langsung menjalankan motornya. Namun ketika melewati Aida, laki-laki yang duduk di belakang motor menendang pangkal kaki Aida dengan keras sehingga Aida terjatuh membentur aspal bersama dengan sepedanya.

Firas berhenti di samping mobil sambil bernafas dengan ngos-ngosan. Ketika melihat kaca mobil yang berada di sampingnya masih dalam keadaan utuh ia langsung menarik nafas lega. Tadinya Firas sudah cemas ketika melihat seorang yang berdiri menghadap ke mobilnya dan seorang pengendara motor yang menghentikan motornya di sebelah kanan mobilnya. Sepertinya mereka berniat memecahkan kaca mobilnya. Dari kejauhan Firas sudah melihat lelaki yang berdiri di sebelah mobilnya hendak mengayunkan helmnya ke kaca mobil. Namun tiba-tiba ada seorang perempuan lewat naik sepeda dengan tergesah dan menyenggol kedua orang tersebut.

Firas menghampiri Aida yang terjatuh dari sepedanya. Firas membantu berdirikan sepeda Aida. Aida berusaha bangun sambil menahan sakit pada bahu, sikut dan pinggul sebelah kirinya, belum lagi pangkal kakinya yang ditendang oleh maling tadi.

Firas mengulurkan tangannya kepada Aida untuk membantu Aida bangun, namun ditolak oleh Aida.

“Saya bisa berdiri sendiri,” kata Aida.

Aida berusaha bangun sambil menahan sakit, akhirnya Aida bisa berdiri. Aida membersihkan bajunya yang kotor oleh debu jalanan.

“Terima kasih. Kalau tidak ada kamu mungkin mereka sudah memecahkan kaca mobil saya,” ucap Firas.

“Tidak usah berterima kasih kepada saya, Pak. Saya juga tidak sengaja menyenggol mereka,” jawab Aida yang sedang memperhatikan luka lecet pada sikutnya.

Firas memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh Aida. Sepertinya ia mengenal pakaian yang dikenakan oleh Aida. Tanda lambang di baju Aida mirip seperti lambang perusahaan milik teman kakeknya. Dan melihat wajah Aida sepertinya ia pernah melihatnya. Tapi dimana? Firas lupa lagi.

Tapi kenapa dia berkeliaran di luar pas jam kantor? Ini kan belum jam istirahat, kata Firas di dalam hati.

“Kamu mau kemana?” tanya Firas.

“Saya mau pulang, anak saya mendadak sakit panas,” jawab Aida.

“Saya antar pulang, ya,” kata Firas.

“Tidak usah, Pak. Rumah saya sudah dekat, tuh di sebelah mini market Indojuli,” jawab Aida sambil menunjuk ke depan.

Firas melihat ke arah yang ditunjuk oleh Aida, plang tulisan Indojuli tidak terlihat jelas. Itu bertanda jika rumah Aida masih sangat jauh.

“Kamu bisa mengkayuh sepeda kamu dengan keadaan seperti itu? Rumah kamu masih jauh,” kata Firas.

“Saya sudah biasa setiap hari naik sepeda,” jawab Aida.

“Iya, itu sewaktu kamu sehat. Tapi kamu sekarang sedang luka-luka,” kata Firas.

Firas berusaha untuk mengantarkan Aida sebagai tanda terima kasihnya. Kalau Aida tidak menyenggol kedua penjahat itu mungkin kaca mobilnya sudah dipecahkan oleh kedua penjahat itu. Dan barang-barang berharganya pasti raib di gasak maling.

“Kalau saya ikut Bapak nanti sepeda saya bagaimana?” tanya Aida.

Bagaimanapun juga sepeda ini satu-satunya kendaraan yang dimiliki Aida.

“Masukin ke dalam bagasi,” jawab Firas.

“Memangnya muat?” tanya Aida dengan bingung.

“Muat, bagasinya tidak usah di tutup,” jawab Firas.

.

.

Novel ini akan selalu di up pada tengah malam. Karena cuma punya waktu senggang pas malam hari.

Terpopuler

Comments

Ika Susanty

Ika Susanty

novelnya mengingat kan salah 1 novel yg bergenre seperti ini. pengen banget baca kembali tp lupa judul dan author nya. "nama tokoh nya Laura dan punya baby nama nya Dirga" yg tw judul nya, please beritahu aq yah.

2024-07-24

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

pindah kemari Kk Deche... 🙏🤭

2023-11-14

1

ossy Novica

ossy Novica

permulaan yg bagus dan tidak bertele tele. 👍👌

2023-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bunuh Diri
2 2. Maira
3 3. Ke Rumah Sakit.
4 4. Kodok
5 5. Ke rumah Sakit Lagi.
6 6. Demam Berdarah
7 7. Dirawat Di Rumah Sakit
8 8. Kedatangan Pak Broto
9 9. Maira Pulang
10 10. Berganti Wilayah Kerja
11 11. Aida Berbohong
12 12.Berbelanja
13 13. Bekerja Di Rumah Firas
14 14. Vivin
15 15. Rifki
16 16. Gaji
17 17. Ibu Poppy
18 18. Resign
19 19. Pindah.
20 20. Ibu Poppy Datang.
21 21. Menikah?
22 22. Surat
23 23. Kue
24 24. Ricky
25 25. Masa Lalu Maira
26 26. Aida Menangis.
27 27. Menginap
28 28. Ibu Kandung Maira.
29 29.Maira Pergi
30 30. Toilet
31 31. ibu Poppy Marah
32 32. Sakit Kepala.
33 33. Sakit Kepala Hilang.
34 34. Persiapan Melamar
35 35. Melamar
36 36. Pakle Hendro
37 37. Bude Marlina
38 38. Bude Sekar
39 39. Akang Nakal
40 40.Pakde Purnomo
41 41. Ngangan Dicucup!
42 42. Perempuan Itu?
43 43. Vivin Membuat Ulah
44 44. Meminta Adik Bayi
45 45. Pak Hadi Danang
46 46. Bodyguard
47 47. Hijab
48 48. Menikah
49 49. Resepsi Pernikahan.
50 50. Berenang
51 51. Bercak Darah
52 52. Playground
53 53. Keluarga Ricky
54 54. Pulang Ke Rumah
55 55. Suprise
56 56. Di rumah Ricky
57 57. Piknik
58 58. Pacaran.
59 59. Dokter Kandungan.
60 60. Nasehat Ibu Poppy
61 61. Hamil?
62 62. Ibu Hamil
63 63. Kaki Pegal dan Sakit.
64 64. Operasi Caesar.
65 65. Pulang Ke Rumah
66 Pengasuh Anakku
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bunuh Diri
2
2. Maira
3
3. Ke Rumah Sakit.
4
4. Kodok
5
5. Ke rumah Sakit Lagi.
6
6. Demam Berdarah
7
7. Dirawat Di Rumah Sakit
8
8. Kedatangan Pak Broto
9
9. Maira Pulang
10
10. Berganti Wilayah Kerja
11
11. Aida Berbohong
12
12.Berbelanja
13
13. Bekerja Di Rumah Firas
14
14. Vivin
15
15. Rifki
16
16. Gaji
17
17. Ibu Poppy
18
18. Resign
19
19. Pindah.
20
20. Ibu Poppy Datang.
21
21. Menikah?
22
22. Surat
23
23. Kue
24
24. Ricky
25
25. Masa Lalu Maira
26
26. Aida Menangis.
27
27. Menginap
28
28. Ibu Kandung Maira.
29
29.Maira Pergi
30
30. Toilet
31
31. ibu Poppy Marah
32
32. Sakit Kepala.
33
33. Sakit Kepala Hilang.
34
34. Persiapan Melamar
35
35. Melamar
36
36. Pakle Hendro
37
37. Bude Marlina
38
38. Bude Sekar
39
39. Akang Nakal
40
40.Pakde Purnomo
41
41. Ngangan Dicucup!
42
42. Perempuan Itu?
43
43. Vivin Membuat Ulah
44
44. Meminta Adik Bayi
45
45. Pak Hadi Danang
46
46. Bodyguard
47
47. Hijab
48
48. Menikah
49
49. Resepsi Pernikahan.
50
50. Berenang
51
51. Bercak Darah
52
52. Playground
53
53. Keluarga Ricky
54
54. Pulang Ke Rumah
55
55. Suprise
56
56. Di rumah Ricky
57
57. Piknik
58
58. Pacaran.
59
59. Dokter Kandungan.
60
60. Nasehat Ibu Poppy
61
61. Hamil?
62
62. Ibu Hamil
63
63. Kaki Pegal dan Sakit.
64
64. Operasi Caesar.
65
65. Pulang Ke Rumah
66
Pengasuh Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!