15. Rifki

Firas memperhatikan Aida yang matanya terus menuju ke restaurant itu.

“Aida,” panggil Firas.

“Eh, ya Pak,” Aida cepat-cepat menoleh ke Firas.

“Kamu mau makan di sana?” tanya Firas sambil menunjuk ke restaurant bakmi itu.

“Tidak kok, Pak,” jawab Aida sambil menggelng.

“Kalau kamu makan di sana, kita makan di sana. Barangkali kamu kangen makan bakmi di sana. Saya juga suka makan di sana,” kata Firas.

“Terserah, Bapak,” jawab Aida.

Akhirnya Firas berjalan menunju ke restaurant bakmi itu. Aida mengikuti Firas dari belakang. Firas mencari meja yang kosong. Mereka pun menemukan meja yang kosong. Firas mengambil kursi untuk bayi.

“Maira mau duduk di sini?” tanya Firas.

“Au,” jawab Maira.

Aida menduduk Maira di kursi untuk bayi. Seorang pelayan menghampiri mereka dan memberikan daftar menu.

“Kamu mau pesan apa?” tanya Firas.

“Bakmi special GM,” jawab Aida.

“Wah, kamu masih ingat menu favorit kamu,” puji Firas.

“Maira makan nasi tim, ya,” kata Firas ke Maira.

“Iya,” jawab Maira.

Firas memesan nasi goreng smoked chicken. Minumnya Firas memesan air jeruk. Setelah menulis pesanan, Firas memberikan kertas pesanan ke pelayan.

Mereka menunggu pesanan cukup lama, karena restaurant sedang penuh dengan orang yang akan makan siang.

Ketika mereka menunggu pesanan tiba-tiba ada seorang laki-laki muda menghampiri mereka.

“Aida,” sapa laki-laki itu.

Aida menoleh, “Rifki?”

“Iya, gue Rifki teman SMA luh,” jawab Rifki.

“Kemana aja, Da? Luh menghilang bagaikan di telan bumi,” kata Rifki.

Ngomong deh luh sama ember. Sudah jelas-jelasan luh menghindar dari gue, kata Aida di dalam hati.

“Gue sekarang kerja, Ki. Gue kan sudah punya anak,” jawab Aida.

“ini anak gue. Namanya Maira,” kata Aida sambil mengusap punggung Maira.

Mendengar perkataan Aida, Rifki langsung kaget.

Kok sudah punya anak? Kapan hamilnya? Kelihatannya anaknya sudah berusia satu tahun, kata Rifki di dalam hati.

“Itu suami, luh?” tanya Rifki sambil berbisik.

“Oh, bukan. Beliau bos gue. Gue kerja jadi office girl di perusahaan milik Pak Firas,” jawab Aida berbohong.

Daripada gue dikirain sugar baby Pak Firas, kata Aida di dalam hati.

“Kenapa elo nggak kerja di perusahaan bokap gue? Di perusahaan bokap gue luh bisa jadi staf. Daripada jadi office girl,” kata Rifki.

Halah, omdo (omong doing) luh! seru Aida dalam hati dengan kesal.

“Terima kasih, Rif. Gue betah kerja di sana. Teman-teman gue baik-baik,” jawab Aida.

“Suami luh mana? Kok nggak kelihatan?” tanya Rifki.

“Gue nggak punya suami, Rif. Gue aja ngak tau siapa bapak anak gue,” jawab Aida.

Rifki langsung kaget mendengarnya. Firas yang dari tadi memperhatikan keduanya langsung menahan ketawa ketika melihat Rifki kaget.

“Luh nggak tau siapa bapak anak luh?” tanya Rifki.

“Iya, kalau nggak percaya tanya saja sama bos gue,” jawab Aida.

Rifki menoleh ke Firas. Firas menjawab dengan mengangguk.

“Gue minta nomor telepon luh, deh,” kata Rifki lalu mengulurkan ponselnya ke Aida.

“Gue nggak bawa ponsel. Ponsel gue ketinggalan di rumah. Elu tau sendiri, emak-emak ribet kalau bawa anak,” jawab Aida berbohong.

“Tapi elu kan ingat nomor telepon lu,” kata Rifky.

“Gue lupa nomor telepon gue, gara-gara jarang gue pake. Gue mana ada uang buat beli pulsa. Uang gue habis buat kebutuhan anak gue,” jawab Aida.

“Mintain nomor telepon luh ke bos luh,” bisik Rifki.

“Bos gue tidak punya nomor telepon gue. Kalau luh kagak percaya tanyain aja sendiri,” jawab Aida.

“Ya sudah, gue minta alamat rumah luh,” kata Rifki.

“Mau ngapain? Rumah gue di gang sempit di daerah kumuh, elu mana mau ke daerah kumuh,” jawab Aida.

Rifki langsung menghela nafas. Ia sudah putus asa mencari cara untuk bisa menghubungi Aida.

“Ya sudah, kalau gue nggak boleh main ke rumah luh. Gue cabut dulu,” pamit Rifki.

“Permisi, Pak,” pamit Rifki ke Firas.

“Iya,” jawab Firas.

Rifki pun pergi meninggalkan restaurant bakmi itu.

“Kamu tuh lucu juga, ya,” kata Firas.

“Saya kesal sama dia, Pak. Waktu saya butuh bantuan dia, dia malah menghindar begitu saja. Padahal saya mau minta tolong nawarin mobil saya ke relasi bapaknya. Bukan minta uang ke bapaknya,” jawab Aida.

“Sudahlah, yang sudah berlalu biarkan berlalu. Sekarang kamu harus melihat ke depan, sekarang kamu sudah ada Maira,” kata Firas.

“Iya, Pak,” jawab Aida.

Tak lama kemudian pesanan merekapun datang. Merekapun makan. Aida menyuapi nasi tim ke Maira.

“Hmm ena, deh,” puji Maira.

“Alhamdullilah,” ucap Aida.

Sambil menunggu Maira mengunyah makanannya Aida memakan bakmi pesanannya.

“Bagaimana rasanya? Masih seperti dulu?” tanya Firas.

“Iya, Pak,” jawab Aida.

Merekapun melanjutkan makannya.

“Mama, au mimi icu,” kata Maira sambil menunjuk ke air jeruk milik Aida.

“Jangan sayang, nanti Maira sakit perut,” jawab Aida.

“Kasih saja, itu air jeruk asli,” kata Firas.

Akhirnya Aida memberikan air jeruk kepada Maira.

“Sedikit saja,” kata Aida.

Maira menyedot air jeruk dari sedotan.

“Ena, Mama,” kata Maira setelaj meminum air jeruk.

“Sudah, ya. Jangan banyak-banyak nanti sakit perut,” kata Aida.

“Au ajih,” kata Maira.

Terpaksa Aida memberikan air jeruk ke Maira.

“Ujah,” kata Maira setelah meminum air jeruk.

“A ajih,” Maira minta disuapi nasi tim.

Aida menyuapi Maira sedikit demi sedikit. Akhirnya habis juga makanan Maira. Kemudian mereka menuju ke department store yang cukup ternama di mall tersebut.

Firas mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

“Biasanya orang kasih hadiah apa ke pengantin?” tanya Firas.

“Biasanya peralatan rumah tangga,” jawab Aida.

“Peralatan rumah tangga, ya?” tanya Firas sambil berpikir.

“Iya, Pak,” jawab Aida.

“Kasih seprei dan bedcover saja, Pak,” kata Aida.

“Boleh juga. Ayo kita cari sprei,” kata Firas.

“Biar saya yang gendong Maira. Agar kamu mudah mencari barang-barangnya,” kata Firas.

Firas mengambil Maira dari gendongan Aida.

“Maira sama Om, ya. Mamah mau mencari hadiah untuk teman Om,” kata Firas ke Maira.

Maira menjawab dengan mengangguk.

Aida mengitari department store mencari sprei. Akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka cari. Aida mencari sprei yang pantas untuk atasannya. Sampailah ia pada sebuah sprei yang berwarna biru muda yang lembut. Namun ketika melihat harganya Aida langsung terkejut. Ia langsung menyimpai sprei itu.

“Kenapa?” tanya Firas bingung.

“Harganya mahal, Pak,” jawab Aida.

“Berapa?” tanya Firas.

Aida memperlihatkan bandroll harga yang menempel pada plastik sprei.

“Kalau menurut kamu itu bagus. Ya sudah, ambil saja,’ kata Firas.

“Jangan, Pak! Terlalu mahal. Belum bedcovernya,” seru Aida.

“Sudah beli saja,” kata Firas.

Akhirnya Aida menuruti perkataan Firas. Lagipula Firas yang bayar, bukan ia bayar sendiri. Aida memberikan sprei dan bedcover kepada karyawan toko.

“Bayar langsung di kasir, Bu,” kata karyawan toko.

Aida dan Firas mengikuti karyawan itu. Sesampai di kasir, kasir menghitung semuanya.

“Totalnya delapan juta rupiah,” kata kasir.(Itu hasil survey harga spei di dept store yang sama yang berada di TSM)

Mendengar jumlah totalnya Aida kaget.

Mahal sekali, kata Aida di dalam hati.

Aida memilih merek itu karena dulu Mamahnya biasa membeli sprei merek tersebut. Kini ia tau berapa banyak uang yang Mamahnya keluarkan ketika membeli spei.

Firas memberikan kartu kredit kepada kasir. Kemudian memproses pembayaran lalu mengembalikan kartu kredit Firas.

“Terima kasih,” ucap kasir sambil memberikan belanjaan kepada Aida.

Selesai berbelanja merekapun pulang.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

sebagai mantan ank org kaya harusnya Aida terbiasa dgn barang mahal.. kecuali... papa dan mama nya membiasakan dia hidup sederhana..

2023-11-14

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BAGUS AIDA, HRS TEGAS SAMA2 LAKI2 KYK RIFKI...

2023-03-30

1

Yani

Yani

Itu bukan teman sejati

2022-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bunuh Diri
2 2. Maira
3 3. Ke Rumah Sakit.
4 4. Kodok
5 5. Ke rumah Sakit Lagi.
6 6. Demam Berdarah
7 7. Dirawat Di Rumah Sakit
8 8. Kedatangan Pak Broto
9 9. Maira Pulang
10 10. Berganti Wilayah Kerja
11 11. Aida Berbohong
12 12.Berbelanja
13 13. Bekerja Di Rumah Firas
14 14. Vivin
15 15. Rifki
16 16. Gaji
17 17. Ibu Poppy
18 18. Resign
19 19. Pindah.
20 20. Ibu Poppy Datang.
21 21. Menikah?
22 22. Surat
23 23. Kue
24 24. Ricky
25 25. Masa Lalu Maira
26 26. Aida Menangis.
27 27. Menginap
28 28. Ibu Kandung Maira.
29 29.Maira Pergi
30 30. Toilet
31 31. ibu Poppy Marah
32 32. Sakit Kepala.
33 33. Sakit Kepala Hilang.
34 34. Persiapan Melamar
35 35. Melamar
36 36. Pakle Hendro
37 37. Bude Marlina
38 38. Bude Sekar
39 39. Akang Nakal
40 40.Pakde Purnomo
41 41. Ngangan Dicucup!
42 42. Perempuan Itu?
43 43. Vivin Membuat Ulah
44 44. Meminta Adik Bayi
45 45. Pak Hadi Danang
46 46. Bodyguard
47 47. Hijab
48 48. Menikah
49 49. Resepsi Pernikahan.
50 50. Berenang
51 51. Bercak Darah
52 52. Playground
53 53. Keluarga Ricky
54 54. Pulang Ke Rumah
55 55. Suprise
56 56. Di rumah Ricky
57 57. Piknik
58 58. Pacaran.
59 59. Dokter Kandungan.
60 60. Nasehat Ibu Poppy
61 61. Hamil?
62 62. Ibu Hamil
63 63. Kaki Pegal dan Sakit.
64 64. Operasi Caesar.
65 65. Pulang Ke Rumah
66 Pengasuh Anakku
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bunuh Diri
2
2. Maira
3
3. Ke Rumah Sakit.
4
4. Kodok
5
5. Ke rumah Sakit Lagi.
6
6. Demam Berdarah
7
7. Dirawat Di Rumah Sakit
8
8. Kedatangan Pak Broto
9
9. Maira Pulang
10
10. Berganti Wilayah Kerja
11
11. Aida Berbohong
12
12.Berbelanja
13
13. Bekerja Di Rumah Firas
14
14. Vivin
15
15. Rifki
16
16. Gaji
17
17. Ibu Poppy
18
18. Resign
19
19. Pindah.
20
20. Ibu Poppy Datang.
21
21. Menikah?
22
22. Surat
23
23. Kue
24
24. Ricky
25
25. Masa Lalu Maira
26
26. Aida Menangis.
27
27. Menginap
28
28. Ibu Kandung Maira.
29
29.Maira Pergi
30
30. Toilet
31
31. ibu Poppy Marah
32
32. Sakit Kepala.
33
33. Sakit Kepala Hilang.
34
34. Persiapan Melamar
35
35. Melamar
36
36. Pakle Hendro
37
37. Bude Marlina
38
38. Bude Sekar
39
39. Akang Nakal
40
40.Pakde Purnomo
41
41. Ngangan Dicucup!
42
42. Perempuan Itu?
43
43. Vivin Membuat Ulah
44
44. Meminta Adik Bayi
45
45. Pak Hadi Danang
46
46. Bodyguard
47
47. Hijab
48
48. Menikah
49
49. Resepsi Pernikahan.
50
50. Berenang
51
51. Bercak Darah
52
52. Playground
53
53. Keluarga Ricky
54
54. Pulang Ke Rumah
55
55. Suprise
56
56. Di rumah Ricky
57
57. Piknik
58
58. Pacaran.
59
59. Dokter Kandungan.
60
60. Nasehat Ibu Poppy
61
61. Hamil?
62
62. Ibu Hamil
63
63. Kaki Pegal dan Sakit.
64
64. Operasi Caesar.
65
65. Pulang Ke Rumah
66
Pengasuh Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!