6. Demam Berdarah

“Maira kenapa?” tanya dokter Odie.

“Masih panas, Dok,” jawab Aida.

“Tidurkan di tempat tidur, akan saya periksa dulu,” kata dokter Odie.

Aida menidurkan Maira di tempat tidur, batita itu langsung bangun dan hampir menangis. Cepat-cepat Aida menenangkan Maira.

“Diperiksa dulu ya, sayang,” kata Aida.

Dokter Odie menghampiri Maira.

“Dokter periksa dulu, ya. Nggak sakit, kok,” kata dokter Odie.

Dokter Odie memeriksa Maira. Bayi itu diam ketika diperksa oleh dokter.

“Nggak sakit, kan?” kata dokter Odie selesai memeriksa.

“Bagaimana, Dok?” tanya Aida.

“Seperti yang kemarin saya katakan, Maira harus periksa darah,” jawab dokter Odie.

“Iya, Dok. Tidak apa-apa,” kata Aida.

Dokter Odie kembali ke mejanya dan membuat pengantar ke laboraturium. Aida menggendong Maira lalu duduk di sebelah Firas.

“Dok, andaikan anak saya sakit demam berdarah apakah harus di rawat di rumah sakit?” tanya Aida.

“Saya belum bisa memutuskan. Harus lihat hasil laboraturiumnya dulu,” jawab dokter Odie.

Dokter Odie memberikan surat pengantar ke laboraturium.

“Nanti kalau sudah ada hasilnya langsung kembali ke sini. Bilang saja ke suster mau memberikan hasil laboraturium,” kata dokter Odie.

“Baik, Dok. Terima kasih,” ucap Aida.

Aida dan Firas keluar dari kamar periksa. Mereka langsung menuju ke laboraturium. Sesampai di laboraturium mereka harus mengantri, sampai akhirnya nama Maira dipanggil.

“Maira Puspita,” panggil petugas laboraturium.

Aida dan Firas langsung berdiri dan masuk ke ruangan laboraturium. Ketika hendak diambil darahnya Maira menangis.

“Eeeekkkkk,” Maira sudah memasang muka ingin menangis.

“Sebentar saja, kok. Nggak sakit,” kata petugas laboraturium.

Firas mengusap-usap kepala Maira agar tidak menangis. Ketika jarum ditusukkan ke tangan Maira, Maira langsung menangis.

“Eeeeeeekkkkkkkkkk,” Maira menangis dengan kencang.

“Sudah selesai di suntiknya,” hibur Aida.

Aida menimang-nimang Maira agar berhenti menangis.

“Di su-sui saja, Bu. Agar berhenti menangis,” kata petugas laboraturium.

“Iya,” jawab Aida.

Aida membawa Maira keluar dari ruang laboraturium dan duduk di ruang tunggu. Firas duduk di sebelah Aida.

“Bawa susu, nggak?” tanya Firas.

“Bawa, tapi belum di seduh,” jawab Aida.

“Kamu bawa air panasnya?” tanya Firas.

“Bawa,” jawab Aida.

“Saya buatkan susu Maira,” kata Firas.

Aida mengerut keningnya.

“Bapak bisa membuat susu anak?” tanya Aida.

“Bisalah, kan sama saja dengan membuat susu biasa,” jawab Firas.

Aida memberi tas Maira kepada Firas. Firas membuka tas Maira. Di dalam tas Maira penuh dengan barang kebutuhan Maira. Firas mengeluarkan termos kecil, dot serta susu.

“Susunya segimana?” tanya Firas.

“Satu tempat susu untuk sekali minum,” jawab Aida.

Firas mengerti maksud Aida. Firas mengerjakan semuanya sesuai dengan yang dikatakan Aida. Akhirnya susu Maira telah siap.

Firas memberikan dot kepada Maira.

“Dicoba dulu, Pak. Takut kepanasan,” kata Adida.

“Bagaimana cara mencobanya?” tanya Firas bingung.

“Begini caranya.”

Aida mengambil dot dari tangan Firas lalu ia teteskan sedikit susu ke punggung tangannya. Kemudian Aida memberikan dot kepada Maira. Batita itu menge-nyot dotnya hingga habis. Maira tidur kembali. Aida menepuk bagian belakang badan Maira agar Maira tertidur dengan lelap.

Firas membereskan kembali barang-barang Maira.

“Terima kasih, Pak. Maaf sudah merepotkan Bapak,” ucap Aida.

Firas menoleh ke Aida sambil tersenyum.

“Sama-sama, Aida,” jawab Firas.

Tak lama kemudian hasil laboraturium Maira sudah keluar. Firas mengambil hasil laboraturium Maira.

“Ayo, kita balik lagi ke dokter,” kata Firas.

Firas menyelempangkan tas Maira di bahunya, lalu berjalan di samping Aida.

Aida dan Firas kembali ke dokter Odie. Dokter Odie tersenyum melihat Firas bagaikan seorang ayah yang sedang membawa anaknya ke dokter.

“Firas, kamu sudah pantas menjadi ayah,” kata dokter Odie.

Firas hanya nyengir mendengar perkataan dokter Odie. Aida memberikan hasil laboraturium kepada dokter Odie. Dokter Odie memeriksa hasilnya satu persatu.

“Seperti dugaan saya, Maira sakit demam berdarah. Harus di rawat beberapa hari,” kata dokter Odie.

Aida kaget mendengarnya.

“Apa tidak bisa dirawat di rumah, Dok?” tanya Aida.

“Bisa dirawat di rumah. Hanya dikhawatirkan trombositnya akan terus menurun,” kata dokter Odie.

Aida menghela nafas panjang. Apa boleh buat, demi Maira, Aida harus mengocek kantong lebih dalam lagi.

“Baiklah, Dok,” kata Aida.

Aida keluar dari ruang periksa dan diikuti oleh Firas dari belakang. Aida berjalan dengan gontai.Ia berjalan sambil berpikir. Akhirnya mereka sampai di tempat pendaftaran rawat inap. Firas yang mengurus pendaftaran rawat inap.

“Kamar VIP,” jawab Firas ketika ditanya mau dirawat di ruang apa.

Aida menoleh ke Firas.

“Jangan! Kelas tiga aja,” kata Aida yang protes.

“Sudah kamu tenang saja. Saya yang bayar semuanya,” kata

Firas.

“Jangan, Pak! Saya sudah banyak merepotkan Bapak,” kata Aida.

“Saya tidak merasa direpotkan. Saya melakukan ini semua untuk Maira,” jawab Firas.

“Kamar VIP saja,” kata Firas sekaii lagi.

Setelah mereka melakukan pendaftaran mereka menunggu sampai ada suster yang mengantarkan Maira ke kamar inap.

“Nanti saya akan menjual rumah saya untuk menggantikan uang Pak Firas,” kata Aida.

Firas menoleh ke Aida.

“Kenapa rumahmu harus kamu jual?” tanya Firas.

“Saya tidak ingin ada hutang budi dengan Pak Firas,” jawab Aida.

Firas menghela nafas. Susah sekali ia membujuk perempuan ini. Pada hai ia ikhlas memberikan bantuan untuk Maira.

“Bagaimana kalau kamu bekerja di rumah saya?” tanya Firas.

Aida menoleh ke Firas.

“Kamu membersihkan rumah saya,” kata Firas.

“Di rumah Pak Firas tidak ada asisten rumah tangga?” tanya Aida.

“Yang saya maksud rumah pribadi saya, bukan rumah orang tua saya. Rumah itu kosong tidak ada yang menempati. Saya beli karena pemiliknya membutuhkan uang,” jawab Firas.

“Saya kan masih bekerja sebagai office girl. Tidak mungkin saya meninggalkan pekerjaan saya,” jawab Aida.

“Kamu bisa kerja di rumah saya setiap hari sabtu dan minggu,” kata Firas.

Aida berpikir sejenak.

“Baiklah,” jawab Aida.

“Oke, deal,” Firas mengulurkan tangannya kemudian Aida menyambutnya merekapun bersalaman.

Tak lama kemudian suster datang membawa kursi roda khusus anak-anak.

“Tak usah pakai kursi roda, Sus. Anaknya juga sedang tidur,” kata Aida.

“Kalau begitu pakai kursi roda untuk orang dewasa aja. Biar Mamahnya yang naik kursi roda,” jawab suster.

Susterpun membawa kembali kursi roda anak-anak. Tak lama kemudian suster datang kembali dengan kursi roda untuk orang dewasa.

“Sekarang Mamahnya yang naik ke kursi roda,” kata suster.

Dengan terpaksa Aida duduk di atas kursi roda. Lalu suster mendorong kursi roda menuju ke kamar inap. Firas mengikuti mereka dari belakang.

“Nah sudah sampai,” kata suster ketika sampai di kamar inap Maira.

Aida turun dari kursi roda dan memperhatikan sekelilingnya. Kamar rawat inap anak sangat bagus, rapih dan bersih. Mungkin dibuat sedemikian rupa agar anak-anak betah dirawat di tempat itu.

“Terima kasih, Suster,” ucap Aida.

“Sama-sama,” jawab suster.

Susterpun meninggalkan kamar inap itu.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

org baik yg di pertemukan dgn org baik pula...

2023-11-14

1

Yani

Yani

Cerita yang beda ni biasanya pemeran cowoknya suka dingin dan cuek

2022-08-26

2

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat aida

2022-07-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Bunuh Diri
2 2. Maira
3 3. Ke Rumah Sakit.
4 4. Kodok
5 5. Ke rumah Sakit Lagi.
6 6. Demam Berdarah
7 7. Dirawat Di Rumah Sakit
8 8. Kedatangan Pak Broto
9 9. Maira Pulang
10 10. Berganti Wilayah Kerja
11 11. Aida Berbohong
12 12.Berbelanja
13 13. Bekerja Di Rumah Firas
14 14. Vivin
15 15. Rifki
16 16. Gaji
17 17. Ibu Poppy
18 18. Resign
19 19. Pindah.
20 20. Ibu Poppy Datang.
21 21. Menikah?
22 22. Surat
23 23. Kue
24 24. Ricky
25 25. Masa Lalu Maira
26 26. Aida Menangis.
27 27. Menginap
28 28. Ibu Kandung Maira.
29 29.Maira Pergi
30 30. Toilet
31 31. ibu Poppy Marah
32 32. Sakit Kepala.
33 33. Sakit Kepala Hilang.
34 34. Persiapan Melamar
35 35. Melamar
36 36. Pakle Hendro
37 37. Bude Marlina
38 38. Bude Sekar
39 39. Akang Nakal
40 40.Pakde Purnomo
41 41. Ngangan Dicucup!
42 42. Perempuan Itu?
43 43. Vivin Membuat Ulah
44 44. Meminta Adik Bayi
45 45. Pak Hadi Danang
46 46. Bodyguard
47 47. Hijab
48 48. Menikah
49 49. Resepsi Pernikahan.
50 50. Berenang
51 51. Bercak Darah
52 52. Playground
53 53. Keluarga Ricky
54 54. Pulang Ke Rumah
55 55. Suprise
56 56. Di rumah Ricky
57 57. Piknik
58 58. Pacaran.
59 59. Dokter Kandungan.
60 60. Nasehat Ibu Poppy
61 61. Hamil?
62 62. Ibu Hamil
63 63. Kaki Pegal dan Sakit.
64 64. Operasi Caesar.
65 65. Pulang Ke Rumah
66 Pengasuh Anakku
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bunuh Diri
2
2. Maira
3
3. Ke Rumah Sakit.
4
4. Kodok
5
5. Ke rumah Sakit Lagi.
6
6. Demam Berdarah
7
7. Dirawat Di Rumah Sakit
8
8. Kedatangan Pak Broto
9
9. Maira Pulang
10
10. Berganti Wilayah Kerja
11
11. Aida Berbohong
12
12.Berbelanja
13
13. Bekerja Di Rumah Firas
14
14. Vivin
15
15. Rifki
16
16. Gaji
17
17. Ibu Poppy
18
18. Resign
19
19. Pindah.
20
20. Ibu Poppy Datang.
21
21. Menikah?
22
22. Surat
23
23. Kue
24
24. Ricky
25
25. Masa Lalu Maira
26
26. Aida Menangis.
27
27. Menginap
28
28. Ibu Kandung Maira.
29
29.Maira Pergi
30
30. Toilet
31
31. ibu Poppy Marah
32
32. Sakit Kepala.
33
33. Sakit Kepala Hilang.
34
34. Persiapan Melamar
35
35. Melamar
36
36. Pakle Hendro
37
37. Bude Marlina
38
38. Bude Sekar
39
39. Akang Nakal
40
40.Pakde Purnomo
41
41. Ngangan Dicucup!
42
42. Perempuan Itu?
43
43. Vivin Membuat Ulah
44
44. Meminta Adik Bayi
45
45. Pak Hadi Danang
46
46. Bodyguard
47
47. Hijab
48
48. Menikah
49
49. Resepsi Pernikahan.
50
50. Berenang
51
51. Bercak Darah
52
52. Playground
53
53. Keluarga Ricky
54
54. Pulang Ke Rumah
55
55. Suprise
56
56. Di rumah Ricky
57
57. Piknik
58
58. Pacaran.
59
59. Dokter Kandungan.
60
60. Nasehat Ibu Poppy
61
61. Hamil?
62
62. Ibu Hamil
63
63. Kaki Pegal dan Sakit.
64
64. Operasi Caesar.
65
65. Pulang Ke Rumah
66
Pengasuh Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!