3. Ke Rumah Sakit.

“Dimana puskesmasnya?” tanya Firas sambil fokus menyetir.

“Di depan sekitar lima ratus meter lagi,” jawab Aida.

Tiba-tiba Maira bangun dari tidurnya sambil merengek.

“Eekkkk Mama….,” kata Maira.

“Sssttt sayang, Mamah di sini.” Aida mengusap-usap kepala Maira.

Aida mengayun-ayun tubuh Maira agar tidak menangis.

Firas memperlambat laju mobilnya.

“Ini bukan puskesmasnya?” tanya Firas ketika berhenti di depan bangunan yang di depannya bertuliskan puskesmas.

Aida menoleh ke samping mobil.

“Iya betul,” jawab Aida.

“Terima kasih, sudah mengantar kami,” ucap Aida sambil hendak membuka pintu mobil.

“Jangan turun dulu! Saya parkir mobil dulu,” seru Firas.

Aida mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil. Kemudian Firas memarkirkan mobilnya di halaman puskesmas. Setelah mobil berhenti Aida membuka pintu mobil.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih karena Pak Firas telah mengantarkan kami,” ucap Aida.

“Hm,” jawab Firas sambul mengangukkan kepalanya.

“Assalamualaikum,” ucap Aida lalu keluar dari mobil Firas. Firas.

“Waalaikumsalam,” jawab Firas.

Aida berjalan menuju ke puskesmas. Firas memperhatikan Aida dari dalam mobilnya. Setelah Aida masuk ke dalam puskesmas, Firas bernafas lega.

Firas tidak langsung meninggalkan meninggalkan halaman puskesmas. Namun ia masih memarkirkan mobilnya di halaman puskesmas. Firas membaca chat yang masuk ke ponselnya satu-persatu. Ketika membalas chat di ponselnya ekor mata Firas menangkap Aida yang keluar dari puskesmas. Firas langsung mengalihkan pandangannya ke Aida yang sedang melirik ke kanan dan ke kiri yang sepertinya sedang mencari sesuatu.

“Kok cepat sekali,” kata Firas kepada dirinya sendiri.

Firas membunyikan klakson mobilnya. Aida menoleh ke mobil Firas. Firas menurunkan kaca mobilnya.

“Kok cepat?” tanya Firas kepada Aida.

Aida menghampiri Firas.

“Puskesmasnya tutup sedang makan siang. Saya mau ke rumah sakit saja,” jawab Aida.

“Ya sudah, ayo naik. Saya antar ke rumah sakit,” kata Firas.

“Terima kasih, tidak usah diantar. Saya mau naik ojek saja,” jawab Aida.

“Kalau naik ojek kasihan Maira, nanti kepanasan,” kata Firas.

Tiba-tiba terdengar rengekan Maira karena kena panas matahari.

“Tuh kan Maira menangis. Ayo cepat naik!” seru Firas.

Terpaksa Aida mengikuti perkataan Firas. Aida masuk ke dalam mobil Firas.

“Sebentar saya telepon dokter anak dulu.” Firas mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

“Pak, tidak usah,” cegah Aida.

“Sssttt,” Firas menepelkan telunjuknya ke bibirnya.

Aida langsung diam.

“Assalamualaikum, A,” ucap Firas.

“Waalaikumsalam,” jawab Odie.

“Aa lagi dimana?” tanya Firas.

“Masih di rumah sakit, lagi istirahat makan siang. Kenapa memangnya?” tanya Odie.

“Ini ada anak pegawai di kantor yang sakit panas, tapi puskesmasnya tutup karena jam istirahat makan siang. Daripada harus menunggu puskesmas buka, lebih baik dibawa ke dokter anak di rumah sakit,” jawab Firas.

“Hah…anak pegawai? Anak pegawai atau “anak pegawai” nih?” goda Odie.

“Anak pegawai beneran, A,” jawab Firas.

“Sejak kapan Pak Diirektur mengurusi anak pegawai yang sedang sakit? Ya sudah. Bawa ke sini saja!” kata Odie.

“Oke, A. Firas berangkat sekarang. Assalamualaikum,” ucap Firas.

“Waalaikumsalam,” jawab Odie.

Aida diam mendengar pembicaraan Firas dengan seseorang di seberang sana.

Aida menoleh ke arah Firas dengan wajah seribu tanya. Namun Firas sedang fokus memundurkan mobilnya keluar dari puskesmas sehingga tidak melihat wajah Aida.

Setelah mobil sudah keluar dari halaman puskesmas mobil Firas pun meluncur di jalan raya.

Setengah jam kemudian merekapun sampai ke rumah sakit yang dituju. Firas menghentikan mobilnya di depan lobby rumah sakit.

“Kamu turun duluan. Tunggu saya saya di lobby! Saya mau parkir mobil dulu,” kata Firas.

“Ya, Pak.”

Aida turun dari mobil lalu menuju lobby rumah sakit. Sedangkan Firas memarkirkan mobilnya. Setelah puluh menit Aida menunggu Firas, akhirnya Firas pun datang.

“Maaf lama menunggu,” kata Firas ketika menghampiri Aida.

“Tidak apa-apa, Pak,” jawab Aida.

Mereka pun berjalan menuju tempat pendaftaran. Setelah mendaftar Firas dan Aida menuju ke dokter anak dan duduk di ruang tunggu dokter anak. Sambil menunggu dipanggil Firas menelepon seseorang.

“Assalamualaikum, A. Firas sekarang sudah di ruang tunggu,” kata Firas.

“Waalaikumsalam. Sekarang Aa keluar,” kata Odie.

Pintu ruang dokter anak terbuka seorang dokter sekitar berusia tiga puluh empat tahun keluar dari ruang praktek menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari seseorang. Lalu ia tersenyum ketika melihat Firas dan melambaikan tanganya ke arah Firas.

“Ayo, Aida. Maira sudah dipanggil,” kata Firas.

“Eh…” Aida bingung karena ia belum mendengar suster memanggil nama Maira.

Firas langsung beranjak dari tempat duduk lalu menghampiri dokter tersebut. Aida langsung mengikuti Firas dari belakang. Firas menyalami dokter itu. Ia adalah dokter Odie kakak sepupu Firas.

“Mana pegawaimu?” tanya Odie.

“Ini,” jawab Firas sambil menunjuk ke Aida yang berdiri di belakangnya.

“Siapa nama pasiennya?” tanya Odie kepada Aida.

“Maira Puspita,” jawab Aida.

“Sudah daftar di tempat pendaftaran?” tanya Odie.

“Sudah, Dok,” jawab Aida.

“Sus, tolong ambil kasus pasien namanya Maira Puspita. Bawa ke ruangan saya!” kata Odie kepada suster yang duduk di meja yang berada di depan ruang periksa.

“Baik, Dok,” suster itu mulai mencari kartu kasus milik Maira diantara tumpukan kartu kasus pasien yang lainnya.

“Silahkan masuk, Bu,” kata Odie.

Firas dan Aida masuk ke dalam kamar periksa. Mereka duduk di depan meja kerja Odie.

“Kenapa anaknya, Bu?” tanya Odie.

“Sakit panas, Dok,” jawab Aida.

“Dari kapan, Bu?” tanya Odie.

“Dari semalam, Dok. Hanya demam biasa. Tapi tadi sekitar jam sepuluh kata Ibu yang mengasuhnya panasnya tinggi sekali,” jawab Aida.

Tiba-tiba pintu kamar periksa ada yang membuka suster masuk sambil membawa kartu kasus milik Maira.

“Ini Dok, kartu kasus milik Maira Puspita,” kata suster.

“Terima kasih, Sus,” ucap Odie.

“Dibaringkan dulu anaknya, saya mau periksa,” kata Odie.

Aida langsung beranjak menuju brankar yang berada di ruangan tersebut. Sementara itu Odie berbisik kepada Firas, “Kamu hutang penjelasan kepada Aa.”

“Iya,” jawab Firas sambil berbisik.

“Eeekkkkk,” terdengar rengekan Maira ketika ditidurkan di atas brankar.

“Sssstttt diperiksa dulu, ya sayang,” kata Aida yang berusaha menenangkan anaknya yang mulai merengek.

Odie menghampiri brankar untuk memeriksa Maira. Ketika melihat Odie, Maira seperti hendak menangis. Aida mengusap-usap kepala Maira agar tidak menangis.

“Dokter periksa dulu, ya,” kata Odie yang mulai memasang stetoskop ke telinganya.

Odie mulai memeriksa secara keseluruhan.

“ASI nya lancarkan?” tanya Odie.

“Maira tidak minum ASI, Dok. Maira bukan anak kandung saya, dia anak angkat saya,” jawab Aida.

“Oke, saya mengerti.”

Odie menghela nafas panjang.

“Tidak ada radang di tenggorokan dan amandelnya. Saya curiganya Maira terkena demam berdarah. Kalau sudah tiga hari panasnya belum juga turun, harus periksa darah. Kalau buang air kecil atau buang air besarnya ada darah segera bawa ke dokter!” kata Odie.

Aida kaget mendengar penjelasan dokter Odie.

“Ya, Dok,” jawab Aida dengan lemas.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ujian utk Aida dan Maira belum selesai... semoga mereka berdua tetap bersabar dan bisa saling menguatkan..

2023-11-14

1

Yani

Yani

Kasian Aida yang sabar Aida

2022-08-25

2

Dewi Zahra

Dewi Zahra

kasian AIDA nya

2022-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bunuh Diri
2 2. Maira
3 3. Ke Rumah Sakit.
4 4. Kodok
5 5. Ke rumah Sakit Lagi.
6 6. Demam Berdarah
7 7. Dirawat Di Rumah Sakit
8 8. Kedatangan Pak Broto
9 9. Maira Pulang
10 10. Berganti Wilayah Kerja
11 11. Aida Berbohong
12 12.Berbelanja
13 13. Bekerja Di Rumah Firas
14 14. Vivin
15 15. Rifki
16 16. Gaji
17 17. Ibu Poppy
18 18. Resign
19 19. Pindah.
20 20. Ibu Poppy Datang.
21 21. Menikah?
22 22. Surat
23 23. Kue
24 24. Ricky
25 25. Masa Lalu Maira
26 26. Aida Menangis.
27 27. Menginap
28 28. Ibu Kandung Maira.
29 29.Maira Pergi
30 30. Toilet
31 31. ibu Poppy Marah
32 32. Sakit Kepala.
33 33. Sakit Kepala Hilang.
34 34. Persiapan Melamar
35 35. Melamar
36 36. Pakle Hendro
37 37. Bude Marlina
38 38. Bude Sekar
39 39. Akang Nakal
40 40.Pakde Purnomo
41 41. Ngangan Dicucup!
42 42. Perempuan Itu?
43 43. Vivin Membuat Ulah
44 44. Meminta Adik Bayi
45 45. Pak Hadi Danang
46 46. Bodyguard
47 47. Hijab
48 48. Menikah
49 49. Resepsi Pernikahan.
50 50. Berenang
51 51. Bercak Darah
52 52. Playground
53 53. Keluarga Ricky
54 54. Pulang Ke Rumah
55 55. Suprise
56 56. Di rumah Ricky
57 57. Piknik
58 58. Pacaran.
59 59. Dokter Kandungan.
60 60. Nasehat Ibu Poppy
61 61. Hamil?
62 62. Ibu Hamil
63 63. Kaki Pegal dan Sakit.
64 64. Operasi Caesar.
65 65. Pulang Ke Rumah
66 Pengasuh Anakku
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bunuh Diri
2
2. Maira
3
3. Ke Rumah Sakit.
4
4. Kodok
5
5. Ke rumah Sakit Lagi.
6
6. Demam Berdarah
7
7. Dirawat Di Rumah Sakit
8
8. Kedatangan Pak Broto
9
9. Maira Pulang
10
10. Berganti Wilayah Kerja
11
11. Aida Berbohong
12
12.Berbelanja
13
13. Bekerja Di Rumah Firas
14
14. Vivin
15
15. Rifki
16
16. Gaji
17
17. Ibu Poppy
18
18. Resign
19
19. Pindah.
20
20. Ibu Poppy Datang.
21
21. Menikah?
22
22. Surat
23
23. Kue
24
24. Ricky
25
25. Masa Lalu Maira
26
26. Aida Menangis.
27
27. Menginap
28
28. Ibu Kandung Maira.
29
29.Maira Pergi
30
30. Toilet
31
31. ibu Poppy Marah
32
32. Sakit Kepala.
33
33. Sakit Kepala Hilang.
34
34. Persiapan Melamar
35
35. Melamar
36
36. Pakle Hendro
37
37. Bude Marlina
38
38. Bude Sekar
39
39. Akang Nakal
40
40.Pakde Purnomo
41
41. Ngangan Dicucup!
42
42. Perempuan Itu?
43
43. Vivin Membuat Ulah
44
44. Meminta Adik Bayi
45
45. Pak Hadi Danang
46
46. Bodyguard
47
47. Hijab
48
48. Menikah
49
49. Resepsi Pernikahan.
50
50. Berenang
51
51. Bercak Darah
52
52. Playground
53
53. Keluarga Ricky
54
54. Pulang Ke Rumah
55
55. Suprise
56
56. Di rumah Ricky
57
57. Piknik
58
58. Pacaran.
59
59. Dokter Kandungan.
60
60. Nasehat Ibu Poppy
61
61. Hamil?
62
62. Ibu Hamil
63
63. Kaki Pegal dan Sakit.
64
64. Operasi Caesar.
65
65. Pulang Ke Rumah
66
Pengasuh Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!