Ibu Poppy dan Pak Budi beserta kedua anaknya sedang dalam perjalanan menuju ke daerah Tanah Kusir. Mereka hendak menghadiri pengajian kerabat dekat mereka. Ketika melewati sebuah mini market tiba-tiba Salfa berseru, “Mamah, lihat! Aa lagi gendong anak kecil.”
Ibu Poppy kaget mendengarnya.
“Berhenti, Ayah!” seru Ibu Poppy secata refleks.
Pak Budi langsung menepikan mobilnya.
“Mana, Salfa?” tanya Ibu Poppy sambil menengok ke belakang.
“Itu, masuk ke dalam mini market,” jawab Salfa sambil menunjuk ke mini market yang berada di belakang mobil.
“Bener nggak, Ndri?” tanya Ibu Poppy kepada anak bungsunya Andri.
“Bener, Mah,” jawab Andri.
Ibu Poppy langsung membuka pintunya.
“Mamah mau kemana?” tanya Pak Budi sambil memegang tangan Ibu Poppy.
“Mama mau nyamperin Firas,” jawab Ibu Poppy.
“Tidak usah! Biarkan saja,” cegah Pak Budi.
“Ayah ini bagaimana, sih? Bagaimana kalau apa yang dikatakan Vivin benar, kalau Firas pacaran dengan perempuan yang sudah punya anak,” kata Ibu Poppy dengan kesal.
“Belum tentu, Mah. Mungkin saja perempuan itu salah satu karyawan Firas,” kata Pak Budi dengan sabar.
“Salfa, kamu jangan suka manas-manasin Mamah kamu!” seru Pak Budi kepada Salfa.
“Ih..Ayah, memang bener, kok. Andri juga lihat Aa Firas,” jawab Salfa.
“Kita tunggu di sini saja,” kata Pak Budi.
Mereka pun menunggu di mobil sampai Firas keluar dari mini market. Tak lama kemudian mobil Firas keluar dari mini market.
“Itu mobil Aa,” ujar Salfa menunjuk ke mobil yang baru keluar dari mini market.
“Ayah, ikuti mobil Firas!” kata Ibu Poppy.
Pak Budi pun mengikuti mobil Firas. Mobil Firas jalannya sangat lamban.
“Jalannya lambat amat, sih,” Andri mengerutu.
“Mungkin Aa sambil pacaran,” bisik Salfa.
“Ih, Teteh. Kalau tidak bener bisa jadi fitnah,” kata Andri.
Pak Budi terus mengikuti mobil putra sulungnya.
“Ini kan jalan ke rumah Aa,” kata Andri.
“Jangan-jangan Firas menyimpan perempuan di rumahnya,” kata Ibu Poppy.
“Belum tentu benar, Mah. Jangan suuzon dulu!” kata Pak Budi.
Firas berhenti di depan rumahnya. Ketika Firas hendak membuka pintu pagar, Ibu Poppy langsung turun dari mobil dan memanggil putra sulungnya.
“Firas!”
Firas menoleh.
“Mamah?” kata Firas kaget.
Firas menghampiri Ibu Poppy.
“Mamah, kok ke sini? Katanya mau pergi ke pengajian,” tanya Firas.
“Mamah yang mestinya bertanya, siapa anak kecil yang tadi kamu gendong?” Ibu Poppy balik bertanya.
“Maksud Mamah, Maira?” tanya Firas.
Tiba-tiba Firas sadar akan sesuatu.
“Ya Alloh. Firas meninggalkan Maira sendirian di mobil,” kata Firas dengan panik.
Ia lupa kalau ia meninggalkan Maira sendirian di mobil.
“Sebentar, Mah. Firas masukakn mobil dulu,” Firas langsung lari ke mobilnya.
Firas mengeluarkan Maira dari dalam mobil lalu menghampiri mamahnya.
“Tolong pegangin Maira dulu, Mah. Firas mau masukkan mobil," Firas memberikan Maira ke Ibu Poppy.
Ibu Poppy bengong ketika disuruh menggendong Maira. Firas kembali ke depan rumahnya untuk membuka pintu pagar rumahnya dan memasukan mobilnya.
Ibu Poppy membawa Maira masuk ke dalam mobil. Maira bingung melihat banyak orang yang asing di sekelilingnya.
“Ih, lucu,” Salfa menowel pipi Maira.
“Siapa namanya?” tanya Salfa.
“Mala,” jawab Maira.
“Namanya Maira,” kata Ibu Poppy.
“Kok, Mamah tau?” tanya Andri.
“Tadi Aa yang bilang kalau anak ini namanya Maira,” jawab Ibu Poppy.
“Ayo jalan, Yah,” kata Ibu Poppy.
“Kita jalan kemana, nih?’ tanya Pak Budi bingung.
“Ke rumah Firas lah. Masa anak ini kita bawa ke pengajian,” kata Ibu Poppy.
Pak Budi memasukkan mobilnya ke halaman rumah putranya.
Ibu Poppy langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah Firas.
“Assalamualaiikum,” ucap Ibu Poppy ketika masuk ke dalam rumah.
Aida ke luar dari dalam rumah.
“Waalaikumsalam,” jawab Aida.
“Silahkan masuk, Bu. Pak Firas sedang ke kamar mandi,” kata Aida.
Aida mengambil Maira dari gendongan Ibu Poppy.
Ibu Poppy masuk ke dalam rumah Firas.
“Silahkan duduk, Bu. Maaf duduknya di bawah,” kata Aida.
“Ana ekim, Mala?” tanya Maira.
“Sama Om ditaruh di dapur,” jawab Aida.
Pak Budi dan anak-anaknya masuk ke dalam rumah.
“Assalamualaikum,” ucap Pak Budi.
“Waalaikumsalam,” jawab Aida.
“Kamu siapa?” tanya Pak Budi kepada Aida.
“Saya Aida, pembantunya Pak Firas,” jawab Aida.
“Oh, jadi kamu pembantunya Firas?” tanya Ibu Poppy.
“Iya, Bu,” jawab Aida.
“Kamu tinggal di sini?” tanya Ibu Pippy.
“Tidak, Bu. Saya kerja di sini hanya hari sabtu dan minggu,” jawab Aida.
“Oh, pantas setiap sabtu dan minggu Firas tidak ada di rumah. Rupanya dia di sini,” kata Ibu Poppy.
“Ibu dan Bapak mau dibuatkan minum apa?” tanya Aida.
“Teh saja,” jawab Ibu Poppy.
“Baik, Bu,” Aida langsung beranjak ke dapur, namun tiba-tiba dipanggil oleh Firas.
“Da! Buat kopi untuk ayah saya!" kata Firas.
“Baik, Pak,” jawab Aida.
Firas duduk di karpet bersama kedua orang tuanya dan adik-adiknya.
“Ayah harus cobain kopi buatan Aida. Rasanya nikmat,” kata Firas.
“Oh, ya? Boleh juga,” kata Pak Budi.
“Mas Wira juga suka dengan kopi buatan Aida,” kata Firas.
“Memangnya Wira suka ke sini?” tanya Ibu Poppy.
“Aida itu office girl di kantor Mas Wira,” jawab Firas.
“Kok, bisa kerja di sini?” tanya Ibu Poppy.
“Panjang ceritanya, Mah,” jawab Firas.
“Andri juga mau kopi,” sahut Andri.
“Sana bilang sendiri ke Aida,” jawab Firas.
Andri langsung bangun dan langsung menuju ke dapur. Tak lama kemudian Andri kembali sambil membawa sebungkus snack.
“Andri, kamu dapat snack darimana?” tanya Salfa.
“Dari dapur. Kata Teh Aida boleh diambil,” jawab Andri.
“Andri itu snack untuk Aida, kenapa kamu ambil?” tanya Firas dengan kesal.
“Sama Teh Aida boleh diambil, kok,” jawab Andri dengan tenang.
Tak lama kemudian Aida datang membawa minuman. Maira mengikuti mamahnya dari belakang sambil memakan ice cream.
“Da, aku minta snacknya,” kata Salfa.
“Silahkan, Mbak,” jawab Aida.
Salfa langsung beranjak ke dapur untuk mengambil snack. Aida menaruh minuman di atas karpet.
“Suami kamu dimana?” tanya Ibu Poppy.
“Saya belum menikah, Bu,” jawab Aida.
“Terus anak itu, anak siapa?” tanya Ibu Poppy.
“Maira anak angkat saya. Saya menemukannya di pinggir sungai,” jawab Aida.
“Kamu masih tinggal dengan orang tua kamu?” tanya Ibu Poppy.
“Orang tua saya sudah meninggal, Bu,” jawab Aida.
“Terus kamu tinggal sama siapa?” tanya Ibu Poppy.
“Saya cuma tinggal berdua dengan Maira,” jawab Aida.
“Usia kamu berapa?” tanya Ibu Poppy.
“Sebilan belas tahun, Bu,” jawab Aida.
“Masih sangat muda,” kata Ibu Poppy.
“Labih muda dari Salfa,” lanjut Ibu Poppy.
Firas menceritakan semuanya tentang Aida kepada kedua orang tuanya.
“Otak kamu sempit juga, ya. Sampai mau bunuh diri,” kata Ibu Poppy setelah mendengar cerita Firas.
“Nama orang tua kamu siapa?” tanya Pak Budi.
“Ayah saya bernama Rardjo Handoko. Ibu saya Maira Puspita,” jawab Aida.
“Jadi nama Maira kamu ambil dari nama ibu kamu?” tanya Firas.
“Iya, Pak,” jawab aida.
“Tunggu sebentar, tadi kamu bilang kalau ayah kamu Rardjo Handoko. Apakah ayah kamu pemilik CV Handoko?” tanya Pak Budi.
“Iya, Pak. Bapak kenal dengan ayah saya?” tanya Aida.
“Bukan saya, tapi almarhum Papahnya Firas yang mengenal ayah kamu,” jawab Pak Budi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sandisalbiah
jd Pak Budi ayah sambung Firas ..?
2023-11-14
1
Yani
Makun seru ni
2022-08-26
2
Anisnikmah
saling nyambung terus ya Thor karyamu
2022-08-26
2