Setelah memesan bubur, merekapun mencari tempat duduk yang nyaman. Sambil menunggu pesanan mereka datang Firas memperhatikan sekelilingnya. Ternyata selain berjualan bubur ayam, menjual roti bakar juga.
“Maira, mau roti bakar?” tanya Firas ke Maira.
“Au,” jawab Maira.
“Jangan, Pak. Nanti tidak akan dimakan,” kata Aida.
“Kalau begitu dibungkus saja untuk dimakan di rumah,” kata Firas.
Firas pun memesan roti bakar untuk di rumah. Tak lama kemudian pesanan bubur mereka datang. Mereka pun memakan bubur ayam. Maira memakan buburnya dengan lahap. Mungkin ia sudah kelaparan.
“Enak nggak buburnya?” tanya Firas kepada Maira.
Maira menjawab dengan mengangguk.
Akhirnya Maira menghabiskan bubur ayamnya. Setelah selesai makan merekapun menuju ke rumah Firas. Sengaja Firas menjemput Aida pagi-pagi karena Firas akan menyuruh Aida membersihkan kebunnya.
Sesampai di rumah Firas, Aida langsung mengerjakan pekerjaannya. Aida memotong rumput dan mencabut tanaman liar. Selama mamahnya bekerja Maira asyik berlari mengejar kupu-kupu. Sedangkan Firas duduk di teras memperhatikan keduanya sambil membalas chat di ponselnya.
Pukul sebelas siang, Firas menyuruh Aida menghentikan pekerjaannya.
“Aida, istirahat dulu. Nanti dilanjutkan lagi pekerjaannya,” kata Firas.
Aida langsung menghentikan pekerjaannya dan memasukan semua peralatan ke dalam rumah. Aida duduk di teras. Ia memandangi Maira yang sedang asyik bermain.
“Maira, sudah mainnya,” kata Aida.
Batita kecil itu menghampiri mamahnya, ia duduk di sebelah Mamahnya. Baju Maira nampak kotor dan basah dengan keringat. Tapi untung Aida membawa baju ganti untuk dirinya dan Maira.
“Aus, Ma. Au cucu,” kata Maira sambil bersender ke mamahnya.
“Nanti ya, minum susunya. Sekarang kita bersih-bersih dulu,” kata Aida.
Aida mengajak Maira masuk ke dalam rumah untuk bersih-bersih. Setelah bersih-bersih dan anti baju Aida membuatkan susu untuk Maira. Batita itu mengedot sambil tidur. Tak lama kemudian matanya terpejam, Maira pun tertidur.
Firas menghampiri Aida.
“Tolong buatkan saya kopi, sekalian untuk kamu juga,” kata Firas.
“Baik, Pak,” jawab Aida.
Aida langsung menuju ke dapur. Tak lama kemudian ia membawa dua buah cangkir dan sepiring roti bakar yang tadi mereka beli di kedai bubur ayam.
Aida menaruh cangkir dan sepiring roti bakat di depan Firas.
“Hari ini cukup sampai di sini kerjanya. Dilanjutkan minggu depan,” kata Firas setelah meneguk kopi.
“Kenapa, Pak?” tanya Aida.
“Saya mau cari kado untuk Mas Wira. Nanti kamu yang memilih kadonya. Saya tidak tau harus memberi apa untuk bos kamu,” jawab Firas.
“Baik, Pak,” jawab Aida.
“Kita berangkat setelah sholat dzuhur. Kita makan siang di sana,” kata Firas lagi.
“Baik, Pak,” jawab Aida.
Aida mengikuti apa yang dikatakan oleh Firas, bagaimanapun juga sekarang Firas sudah menjadi bosnya.
“Kopi buatamu enak. Siapa yang mengajari cara membuatnya?” tanya Firas.
“Mamah yang mengajari. Saya diajari membuat kopi untuk Papah,” jawab Aida.
“Wah, Mamah kamu pintar juga. Pasti Mamah kamu disayang sama Papah kamu. Karena tau cara memanjakan lidah suami,” kata Firas.
Aida hanya menjawab dengan tersenyum.
Suara adzan dzuhur berkumandang Aida dan Firas bersiap-siap untuk sholat. Setelah selesai sholat merekapun pergi menuju mall. Selama perjalanan menuju mall Maira tidur dengan lelap, sepertinya ia kelelahan setetelah bermain.
Akhirnya sampailah mereka di mall yang berada di kawasan Pondok Indah. Fiiras memarkirkan mobil namun tidak mematikan mesin mobil.
“Maira masih belum bangun?” tanya Firas.
“Iya. Sepertinya ia kelelahan,” jawab Aida.
“Nanti saya gendong,” kata Firas.
“Jangan, Pak! Saya gendong pakai kain gendongan,” ujar Aida.
“Dimana kainnya?” tanya Firas.
“Ada di dalam tas Maira,” jawab Aida.
Firas mengambil tas Maira yang berada di kursi belakang. Kemudian ia mengeluarkan kain dari dalam tas dan diberikan kepada Aida.
Setelah Aida menggendong Maira dengan menggunakan kain gendongan, barulah Firas mematikan mesin mobilnya.
Aida dan Firas keluar dari mobil kemudian mereka berjalan menuju mall.
Di dalam mall cukup ramai oleh para pengunjung. Maira yang sedang tidur nyenyak langsung terbangun oleh suara berisik dari dalam mall. Mata batita itu melirik ke kanan dan ke kiri. Ketika melewati salah satu booths yang banyak balonnya Maira langsung menunjuk ke balon itu.
“Mama au icu,” kata Maira.
Aida langsung menoleh ke Maira.
“Eh, anak cantik sudah bangun,” kata Aida.
Ia langsung berhenti dan membetulkan posisi Maira. Melihat Aida berhenti Firas pun ikut berhenti.
“Kenapa?” tanya Firas.
“Maira bangun,” jawab Aida.
“Mama au icu,” Maira menunjuk kearah balon yang digunakan untuk interior sebuah booths.
“Itu bukan untuk dijual. Nanti kalau ada yang menjual balon Mamah belikan,” kata Aida.
Kemudian mereka melanjutkan jalannya. Namun tiba-tiba terdengar seseorang memanggil Firas.
“Mas Firas….Mas Firas…Mas.”
Firas berhenti dan menoleh ke belakang. Seorang perempuan cantik berjalan menghampiri Firas.
“Eh, Vivin,” kata Firas begitu perempuan itu mendekat.
“Vivin dari tadi panggil Mas Firas. Tapi Mas Firas terus saja berjalan,” kata Vivin sambil merengut.
“Maaf, nggak kedengaran,” jawab Firas.
“Ini siapa?” tanya Vivin menunjuk ke Aida.
“Oh, ini teman Mas Firas, namanya Aida,” kata Firas.
Vivin menandangi Aida dari atas sampai bawah dengan tatapan meremehkan. Namun ketika melihat Maira tiba-tiba langsung kaget.
“Vivin ke sini sama siapa?” tanya Firas.
Pertanyaan Firas mengalihkan perhatiannya dari Maira.
“Sendiri,” jawab Vivin.
“Mas Firas mau ngapain?” tanya Vivin.
“Mas Firas mau makan,” jawab Firas.
“Makan bareng sama Vivin, yuk. Kebetulan Vivin juga belum makan,” kata Vivin sambil menggelayut manja di tangan Firas.
“Lain kali saja, Vin. Sekarang Mas Firas mau makan siang dengan Aida, ada yang mau Mas Firas bicarakan dengan Aida,” jawab Firas sambil menepis tangan Vivin yang menggelanyut manja di tangannya.
Aida hanya diam melihat interaksi Firas dengan perempuan itu.
“Mau membicarakan apa, sih? Vivin janji tidak akan mengganggu Mas Firas,” kata Vivin yang masih bertahan menggelayut
“Mas Firas mau membicarakan tentang pekerjaan dengan Aida. Nanti Vivin mengganggu,” kata Firas yang terus berusaha menepis tangan Vivin.
“Ih, Mas Firas jahat tidak mau mengajak Vivin,” kata Vivin sambil cemberut.
“Lain kali saja, Vin. Sudah ya, Mas Firas sudah lapar. Kasihan Aida dan anaknya juga sudah kelaparan. Dadah Vivin,” kata Firas sambil melambaikan tangannya ke arah Vivin lalu meninggalkan Vivin begitu saja.
Firas dan Aida melanjutkan jalannya.
“Pak, kenapa temannya ditinggalin? Kasihan kalau tidak diajak,” kata Aida.
“Dia bukan teman saya, tapi teman adik saya,” jawab Firas.
“Kalau dia ikut hanya mengganggu saja. Kita tidak bisa cari hadiah untuk Pak Wira,” jawab Firas.
“Kamu mau makan apa?” tanya Firas.
“Terserah Bapak,” jawab Aida.
Firas mengajak Aida ke tempat food court. Tiba-tiba mata Aida melihat restaurant bakmi yang cukup terkenal di Jakarta. Nama restaurantnya diambil dari nama sebuah jalan di Jakarta Barat tempat restaurant itu pertama kali didirikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kenapa Vivi terkejut saat melihat Maira ..apa dia mengenali wajah Maira yg mirip seseorang yg dia kenal mungkin..? 🤔🤔 tp kalau lihat gelagatnya si Vivi ini bukan cewek baik...
2023-11-14
1
Dahlia Anwar
lah tak kirain ikut membantu wkwk
2023-04-02
1
Dahlia Anwar
lah tak kirain ikut membantu wkwk
2023-04-02
1