19. Pindah.

Pemberitahuan.

Novel yang biasa di up 00.00 WIB akan saya pindahkan ke jam 20.00 WIB. Jadi mulai nanti tidak ada up tengah malam.

***

Aida sedang membereskan barang-barang yang akan dibawanya ke rumah Firas. Ibu Ida membantunya membereskan barang-barang.

“Mestinya kamu pikirkan baik-baik tawaran pekerjaan itu,” kata Ibu Ida sambil memasukkan baju-baju Maira ke dalam tas.

Aida hanya diam sambil mendengar perkataan Ibu Ida.

“Menjadi penjaga rumah bukanlah pekerjaan yang gampang. Pekerjaan itu tidak cocok untuk perempuan, lebih cocok untuk laki-laki. Ini pekerjaan yang berbahaya. Bagaimana kalau ada yang tau rumah sebesar itu hanya dihuni oleh perempuan dan seorang batita,” kata Ibu Ida sambil terus memasukkan baju Maira ke dalam tas.

“Kalau saja kemarin Ibu tidak sakit-sakitan, tentu kamu tidak akan menerima pekerjaan ini,” kata Ibu Ida lagi.

Aida menghentikan pekerjaannya lalu meraih tangan Ibu Ida.

“Bu, bukan karena Ibu sakit-sakitan Aida menerima pekerjaan ini. Pekerjaan ini ditawarkan Pak Firas sudah dari dulu, hanya saja Aida belum memikirkannya. Puncaknya Pak Firas melihat Aida membawa Maira ke kantor, ia mendesak Aida untuk menerima pekerjaan ini. Gaji yang Pak Firas tawarkan besar sekali dibandingkan dengan gaji office girl,” kata Aida.

“Tapi Da, resikonya juga besar. Gajinya tidak sebanding dengan resikonya,” kata Ibu ida.

“Bagaimana kalau ada orang jahat masuk dan mem….”

“Astagfirullahaladzim. Nauzubillah min zalik. Ya, Alloh lindungilah anakku,” ucap Ibu Ida sambil menangis.

Aida langsung memeluk Ibu Ida.

“Doakan Aida, Bu. Supaya Aida dan Maira selamat,” kata Aida.

“Ibu selalu mendoakanmu,” kata Ibu Ida sambil mengusap punggung Aida.

***

Keesokan harinya Firas datang menjemput Aida.

“Sudah siap yang mau kamu bawa?” tanya Firas.

“Sudah, Pak,’ jawab Aida.

“Peralatan dapur tidak usah dibawa. Nanti kita beli saja kalau ada yang diperlukan,” kata Firas.

“Iya, Pak,” jawab Aida.

Ibu Ida menghampiri Firas.

“Pak Firas, titip Aida, ya! Tolong selalu dipantau, Ibu takut ada apa-apa menimpa Aida. Aida sudah Ibu anggap seperti anak Ibu sendiri,’ kata Ibu Ida.

Firas tersenyum.

“Ibu tidak usah khawatir, saya tidak melepas Aida begitu saja. Saya akan terus memantau Aida. Lagipula di lingkungan rumah saya di jaga oleh satpam komplek selama dua puluh empat jam,” jawab Firas.

“Terima kasih, Pak Firas,” ucap Ibu Ida.

“Sama-sama, Bu,” jawab Firas.

“Bu, Aida pergi dulu,” pamit Aida.

“Jaga diri baik-baik, Da. Kalau hari sabtu dan minggu pulang ke sini, ya,” kata Ibu Ida.

“Iya, Bu,” jawab Aida.

Aida mencium tangan Ibu Ida. Maira ikut mencium tangan Ibu Ida.

“Maira, jaga Mamah ya,” kata Ibu Ida sambil mengusap kepala Maira.

“Iya, Nene,” jawab Maira.

“Saya permisi dulu, Bu. Assalamualaikum,” ucap Firas

“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Ida.

Aida dan Firas pun meninggalkan rumah Aida. Ibu Ida memperhatikan mereka dari belakang sambil berlinang air mata.

***

Aida tertegun di depan paviliun yang berada di halaman belakang. Paviliun itu tadinya kosong dan catnya sudah mulai kusam. Namun kini sudah berubah menjadi sebuah paviliun yang nyaman untuk dihuni. Di dalam paviliun ada sofa yang nyaman lengkap dengan meja dan televisinya. Tidak jauh dari televis ada sebuah sebuah pantry yang lengkap dengan kompor, kulkas serta wastafel untuk mencuci piring.

“Saya pindahkan dapur ke sini agar kamu nggak usah jauh-jauh ke rumah utama untuk masak. Kamu bisa masak sambil mengawasi Maira,” kata Firas tanpa ditanya.

“Ayo Maira, kita lihat kamar Maira dan Mamah,” Firas mengajak Maira ke kamar tidur.

Aida mengikuti mereka dari belakang. Firas membuka pintu kamar tidur. Di dalam kamar itu terdapat dua buah lemari. Yang satu berukuran sedang dan satu lagi berukuran kecil. Yang berukuran sedang berwarna coklat muda serasi dengan warna headboard tempat tidur. Sedangkan lemari yang kecil bergambar film animasi frozen dengan gambar tokoh Elsa.

“Ini lemari baju Maira. Om tidak tau Maira suka gambar apa. Jadi Om pilihkan gambar Elsa,” kata Firas.

Aida menghela nafas. Bagi Aida ini sangat berlebihan.

“Maira suka, nggak?” tanya Firas kepada Maira.

“Mala cuka, Om,” jawab Maira.

“Pak, ini sangat berlebihan! Saya memang akan bekerja di sini, tapi bukan seperti ini caranya,” Aida protes.

“Tidak apa-apa. Sengaja saya siapkan ini agar kamu dan Maira betah tinggal di sini,” jawab Firas.

“Tapi jadi merepotkan Bapak untuk menyiapkan ini semua,” kata Aida.

“Bukan saya yang mengurus ini semua, saya menyuruh asisten saya untuk mengurusnya,’ jawab Firas dengan tenang.

Aida menghela nafas. Ia tidak setuju dengan semua ini, apalagi melibatkan karyawan kantor Firas.

“Bapak pasti sudah mengeluarkan uang banyak untuk membeli ini semua,” kata Aida.

“Tidak banyak cuma sedikit,” jawab Firas dengan santai.

Aida membawa tas-tasnya ke dalam kamar.

“Membereskan barangnya nanti saja. Sekarang kita makan dulu, saya sudah lapar,” kata Firas di depan pintu kamar.

Aida ke luar dari kamar.

“Mau pesan makanan atau mau makan di luar?” tanya Firas sambil memegang ponselnya. Sepertinya ia siap untuk memesan makanan.

“Saya masak saja, Pak,” jawab Aida.

Aida berjalan menuju ke kulkas.

“Kulkasnya kosong belum diisi apa-apa,” kata Firas.

Aida membuka kulkas, benar saja kulkasnya masih kosong. Besok pagi ia akan berbelanja ke pasar. Namun Aida bingung naik apa dia ke pasar. Biasanya dia ke pasar naik sepeda, namun di sini tidak ada sepeda. Sepertinya ia ke pasar harus naik ojek. Aida menghela nafas.

“Oh, ya. Ada satu hal yang belum saya beritahu kamu,” sahut Firas.

“Apa itu, Pak?” tanya Aida.

“Ayo ikut saya,” kata Firas.

Aida mengikuti Firas ke rumah utama. Mereka meninggalkan Maira yang sedang asyik menonton televisi. Firas berjalan menuju ke garasi. Di dalam garasi ada sebuah motor matik yang masih baru dan belum ada plat nomornya.

“Kamu bisa naik motor, kan?” tanya Firas.

“Bisa, Pak,” jawab Aida.

“Motor ini bisa kamu pakai untuk berbelanja atau untuk keperluan yang lain,” kata Firas.

“Plat nomornya belum keluar. Nanti kalau sudah ada akan langsung dipasang,” kata Firas lagi.

“Kamu punya sim motor?’ tanya Firas.

“Punya, Pak,” jawab Aida.

“Baguslah. Jadi lebih leluasa kamu memakainya,” kata Firas.

“Sekarang kita pesan makanan. Saya sudah lapar sekali. Atau kamu mau makan di luar sekalian ke supermarket sekalian belanja untuk isi kulkas?” tanya Firas.

“Tidak usah, Pak. Besok subuh saya belanja ke pasar,” jawab Aida.

“Maira bagaimana? Kalau subuh Maira pasti masih tidur,” tanya Firas.

“Saya bawa, Pak. Maira sudah biasa dibawa ke pasar,” jawab Aida.

“Ya sudah. Hati-hati ke pasarnya,” kata Firas.

“Ya, Pak,” jawab Aida.

“Jadi kita makannya pesan aja?” tanya Firas sekali lagi.

“Iya, pesan saja. Saya mau membereskan barang-barang,” jawab Aida.

“Oke,” Firas mulai berselancar dengan gawainya mencari makanan untuk makan siang.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Firas itu bos rasa suami ya Aida... 🤭

2023-11-14

1

Yani

Yani

Kayanya Furas ada hati ni 🤭

2022-08-26

1

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut

2022-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bunuh Diri
2 2. Maira
3 3. Ke Rumah Sakit.
4 4. Kodok
5 5. Ke rumah Sakit Lagi.
6 6. Demam Berdarah
7 7. Dirawat Di Rumah Sakit
8 8. Kedatangan Pak Broto
9 9. Maira Pulang
10 10. Berganti Wilayah Kerja
11 11. Aida Berbohong
12 12.Berbelanja
13 13. Bekerja Di Rumah Firas
14 14. Vivin
15 15. Rifki
16 16. Gaji
17 17. Ibu Poppy
18 18. Resign
19 19. Pindah.
20 20. Ibu Poppy Datang.
21 21. Menikah?
22 22. Surat
23 23. Kue
24 24. Ricky
25 25. Masa Lalu Maira
26 26. Aida Menangis.
27 27. Menginap
28 28. Ibu Kandung Maira.
29 29.Maira Pergi
30 30. Toilet
31 31. ibu Poppy Marah
32 32. Sakit Kepala.
33 33. Sakit Kepala Hilang.
34 34. Persiapan Melamar
35 35. Melamar
36 36. Pakle Hendro
37 37. Bude Marlina
38 38. Bude Sekar
39 39. Akang Nakal
40 40.Pakde Purnomo
41 41. Ngangan Dicucup!
42 42. Perempuan Itu?
43 43. Vivin Membuat Ulah
44 44. Meminta Adik Bayi
45 45. Pak Hadi Danang
46 46. Bodyguard
47 47. Hijab
48 48. Menikah
49 49. Resepsi Pernikahan.
50 50. Berenang
51 51. Bercak Darah
52 52. Playground
53 53. Keluarga Ricky
54 54. Pulang Ke Rumah
55 55. Suprise
56 56. Di rumah Ricky
57 57. Piknik
58 58. Pacaran.
59 59. Dokter Kandungan.
60 60. Nasehat Ibu Poppy
61 61. Hamil?
62 62. Ibu Hamil
63 63. Kaki Pegal dan Sakit.
64 64. Operasi Caesar.
65 65. Pulang Ke Rumah
66 Pengasuh Anakku
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bunuh Diri
2
2. Maira
3
3. Ke Rumah Sakit.
4
4. Kodok
5
5. Ke rumah Sakit Lagi.
6
6. Demam Berdarah
7
7. Dirawat Di Rumah Sakit
8
8. Kedatangan Pak Broto
9
9. Maira Pulang
10
10. Berganti Wilayah Kerja
11
11. Aida Berbohong
12
12.Berbelanja
13
13. Bekerja Di Rumah Firas
14
14. Vivin
15
15. Rifki
16
16. Gaji
17
17. Ibu Poppy
18
18. Resign
19
19. Pindah.
20
20. Ibu Poppy Datang.
21
21. Menikah?
22
22. Surat
23
23. Kue
24
24. Ricky
25
25. Masa Lalu Maira
26
26. Aida Menangis.
27
27. Menginap
28
28. Ibu Kandung Maira.
29
29.Maira Pergi
30
30. Toilet
31
31. ibu Poppy Marah
32
32. Sakit Kepala.
33
33. Sakit Kepala Hilang.
34
34. Persiapan Melamar
35
35. Melamar
36
36. Pakle Hendro
37
37. Bude Marlina
38
38. Bude Sekar
39
39. Akang Nakal
40
40.Pakde Purnomo
41
41. Ngangan Dicucup!
42
42. Perempuan Itu?
43
43. Vivin Membuat Ulah
44
44. Meminta Adik Bayi
45
45. Pak Hadi Danang
46
46. Bodyguard
47
47. Hijab
48
48. Menikah
49
49. Resepsi Pernikahan.
50
50. Berenang
51
51. Bercak Darah
52
52. Playground
53
53. Keluarga Ricky
54
54. Pulang Ke Rumah
55
55. Suprise
56
56. Di rumah Ricky
57
57. Piknik
58
58. Pacaran.
59
59. Dokter Kandungan.
60
60. Nasehat Ibu Poppy
61
61. Hamil?
62
62. Ibu Hamil
63
63. Kaki Pegal dan Sakit.
64
64. Operasi Caesar.
65
65. Pulang Ke Rumah
66
Pengasuh Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!