Firas mengendarai mobilnya sambil menguap. Tiba-tiba ia merasa ngantuk. Mungkin karena kemarin ia pulang larut malam. Sebenarnya hari ini ia ingin tidur seharian. Namun karena sudah janji pada Aida, terpaksa ia membatalkan niat tidur seharian.
Aida memperhatikan Firas yang terlihat mengantuk. Firas menguap lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Kemudian menguap sambil menggeleng-gelengkan kepalanya agar rasa kantuknya hilang.
Aida mengambil dompetnya, lalu memperhatikan SIM A yang ada di dalam dompetnya. Masa berlakunya masih tiga tahun lagi. Aida menarik nafas.
“Pak Firas ngantuk?” tanya Aida.
“Iya, Da. Tadi waktu berangkat tidak mengantuk, tiba-tiba sekarang mengantuk,” jawab Firas sambil menguap lagi.
Aida mengodorkan SIM A miliknya ke Firas.
“Apa ini?” tanya Firas tidak mengerti.
“Kalau diperbolehkan, biar saya yang menyetir mobil Bapak,” jawab Aida.
Cepat-cepat Firas menyetir mobilnya ke pinggir jalan dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Firas langsung menoleh ke Aida.
“Maksud kamu apa, Da?” tanya Firas tidak mengerti.
Aida memberikan SIM A miliknya kepada Firas. Firas memperhatikan SIM A tersebut.
“Kamu bisa menyetir mobil?” tanya Firas.
“Bisa, Pak,” jawab Aida.
“Sejak kapan?” tanya Firas.
“Sejak berusia tujuh belas tahun,” jawab Aida.
“Maira pernah lihat Mamah menyetir mobil?” tanya Firas kepada Maira.
“Beyum,” jawab Maira sambil menggelengkan kepalanya.
“Maira belum pernah melihat saya menyetir mobil. Ketika Maira masih bayi, mobil saya jual untuk membeli rumah dan biaya hidup kami berdua,” kata Aida sambil mengusap kepala Maira.
Firas mengerutkan dahinya.
“Orang tua kamu kaya?” tanya Firas dengan tidak percaya.
Aida menjawab dengan menceritakan semuanya kepada Firas. Firas menghela nafas mendengar cerita Aida.
“Kamu pikir dengan bunuh diri bisa menyelesaikan segalanya? Belum tentu,” kata Firas.
“Makanya saya sangat bersyukur sekali bertemu dengan Maira. Dia yang menyelamatkan saya dari niat yang tidak baik,” jawab Aida.
“Ya sudah, tadi katanya mau nyetir? Ayo kita test drive. Saya ingin tau sampai dimana kemampuan kamu dalam menyetir,” kata Firas.
Firas keluar dari mobilnya. Firas dan Aida bertukar tempat.
“Maira, duduk sama Om. Kita lihat Mamah menyetir mobil,” kata Firas.
Maira menjawab dengan mengangguk.
Aida mulai mengemudikan mobil Firas. Dengan tenang ia melajukan mobilnya. Firas memperhatikan cara Aida dalam menyetir mobil. Aida seperti sudah biasa menyetir mobil Firas.
“Sekarang kemana, Pak?” tanya Aida sambil fokus menyetir mobil.
“Kita ke supermarket Carpore,” jawab Firas.
“Kamu tau kan dimana supermarket Carpore?” tanya Firas.
“Tau, Pak,” jawab Aida.
Aida menyetir mobilnya menuju supermarket Capore.
“Sepertinya kamu sudah terbiasa menyetir mobil saya. Mobil kamu apa?” tanya Firas.
Aida diam tidak menjawab pertanyaan Firas.
“Hei! Kok kamu diam saja?” tanya Firas.
Aida menoleh kea rah Firas sebentar.
“Mobil kamu merek apa?” tanya Firas sekali lagi.
Aida menghela nafas.
“Sama dengan mobil Pak Firas,” jawab Aida.
Firas langsung terkejut dengan jawaban Aida.
“Wow! Orang tua kamu bener-bener kaya,” puji Firas.
“Tidak kaya, Pak. Buktinya harta orang tua saya habis untuk membayar hutang perusahaan ayah saya,” jawab Aida merendah.
“Tapikan mobil kamu tidak ikut di sita. Berarti kamu masih beruntung memiliki sisa harta seharga mobil ini,” kata Firas.
“Tadi saya penasaran, mobil apa yang kalau dijual sampai bisa membeli rumah di daerah itu. Bagaimanapun juga harga tanah di daerah rumahmu cukup tinggi, karena ada di tengah kota,” lanjut Firas.
“Ternyata kamu anak orang kaya,” kata Firas.
“Itu dulu, Pak. Sekarang sudah tidak. Saya hanya seorang office girl dan asisten rumah tangga,” jawab Aida.
Tak terasa merekapun sampai di supermarket Carpore. Aida memarkirkan mobil di tempat parkir. Cara Aida memarkirkan mobil cukup lihai.
“Saya beri bintang lima. Kamu benar-benar lihai menyetir mobil,” puji Firas.
“Ayo Maira, kita turun,” kata Firas.
Firas menggendong Maira keluar dari dalam mobil. Aida bernafas dengan lega. Bagaimanapun juga Aida sudah setahun tidak pernah menyetir mobil. Sehingga ketika menyetir mobil Firas, Aida culup gemetaran juga.
“Ayo turun!” seru Firas yang tiba-tiba sudah berdiri di samping pintu mobil.
“Tunggu sebentar, Pak. saya masih gemetar,” jawab Aida.
“Coba kamu tarik nafas lalu buang nafas perlahan,” kata Firas.
Aida menarik nafas lalu membuang nafas dengan perlahan.
“Bagaimana? Sudah hilang gemetarannya?” tanya Firas.
“Sudah, Pak,” jawab Aida.
Aida pun keluar dari mobil lalu memberikan kunci mobil kepada Firas.
“Kamu pegang saja kuncinya. Nanti pulangnya kamu yang menyetir. Saya masih ngantuk,” kata Firas berbohong.
Rasa kantuknya hilang ketika ia memperhatikan Aida menyetir. Ia takut Aida menabrak. Aida memasukkan kunci mobil ke dalam tas. Merekapun berjalan ke supermarket.
Di supermarket Firas membeli kompor gas beserta tabungnya. Membeli dispenser beserta dengan air mineral gallon. Membeli peralatan masak serta peralatan makan. Aida mengerut dahinya melihat barang yang dibeli oleh Firas. Firas juga belanja alat-alat untuk membersihkan rumah. Tak lupa Firas membeli peralatan dapur lainnya.
Aida memberanikan diri untuk bertanya.
“Pak, untuk apa beli ini semua?” tanya Aida.
“Rumah saya kan dalam keadaan kosong, tidak ada apa-apa. Nanti kalau Maira mau susu bagaimana?’ jawab Firas.
“Tidak usah, Pak. Saya bawa termos kecil,” kata Aida.
“Kalau saya mau kopi atau teh, bagaimana?” tanya Firas.
Benar juga dengan apa yang Firas katakan. Ketika mereka menuju ke tempat susu, ada seorang laki-laki muda yang sedang memperhatikan mereka.
Itu seperti Aida, kata laki-laki itu dalam hati.
Tapi dia sama siapa? tanya laki-laki itu.
Ketika laki-laki itu hendak mengikuti Aida, tiba-tiba Aida sudah menghilang di antara pengunjung supermarket. Lelaki itu kembali ke tempat semula.
Firas berhenti di tempat susu formula.
“Maira susunya apa? Sekalian beli saja,” kata Firas.
“Tidak usah, Pak. susu Maira masih banyak,” jawab Aida.
Namun Firas tidak kehilangan akal.
“Maira, susu Maira yang mana?” tanya Firas.
Maira menunjuk ke sebuah merek susu formula untuk batita.
“Yang ini?” tanya Firas ke Maira.
“Iya,” jawab Maira.
Untuk meyakinkan lagi Firas bertanya kepada Aida.
“Bener yang ini?” tanya Firas kepada Aida.
Aida menghela nafas lalu mengangguk. Firas memasukan susu ke dalam keranjang. Firas juga membeli karpet untuk alas duduk mereka.
Akhirnya selesai sudah acara belanja mereka. Firas membayar semua belanjaan yang dibelinya. Lalu menyuruh karyawan supermarket membawakan ke mobil. Firas dan Aida cuma jalan melenggang mengikuti dari belakang. Ketika sampai di parkir mobil para karyawan supermarket memasukkan barang ke bagasi bahkan sampai ke jok tempat duduk belakang karena bagasi penuh. Setelah semua barang masuk semua ke dalam mobil, Firas memberikan tip kepada karyawan supermarket.
Firas dan Aida masuk ke dalam mobil.
“Sekarang kita kemana?” tanya Aida sambil menghidupkan mesin mobil.
“Ke daerah Tanah Kusir,” jawab Firas.
“Baik, Pak,” jawab Aida.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ada yg mengenal Aida.. rekan kerjanya kah? atau org dr masalalu Aida saat masih ada ortunya..?
2023-11-14
1
Sulaiman Efendy
SIAPA LAKI2 YG KNL MA AIDA..
2023-03-30
1
Andaru Obix Farfum
ini authornya orang jakarta selatan y. aku juga tinggal di arteri pondok indah
2023-01-14
1