Ruang tunggu

Dokter telah selesai dengan pemeriksaannya, dan menyatakan Hafsah dalam kondisi yang sudah stabil.a

Insha dan Hanafi juga sudah di perbolehkan untuk melihat keadaan Hafsah, yang masih terpasang banyak alat di tubuhnya.

Insha masih terisak melihat keadaan putranya yang masih terbaring lemah, meski keadaannya kini sudah membaik, hatinya masih terasa getir dengan semua yang terjadi pada keluarganya kini. Apalagi mengingat Khanza yang telah mengacaukan kehidupan putra yang ada di hadapannya sekarang. Insha seperti mengingat lagi tentang masa lalu yang sudah lama di lupakannya.

Insha seketika mengingat Zoya, lalu segera mengambil ponselnya dan mengatakan semua yang terjadi pada Hafsah.

Mengetahui apa yang terjadi pada pria yang di cintainya, Zoya pun segera datang ke rumah sakit.

Saat Insha dan Hanafi menunggu kedatangan Zoya, mereka bertemu dengan dokter Arya. Teman lama sekaligus dokter kepercayaan mereka. Dokter Arya baru saja tiba di rumah sakit, karna dia bekerja dengan jadwal jaga di siang hari. Belum jadwalnya untuk bertugas tapi Arya segera bergegas, karna mendapat kabar salah satu keluarga dari Hanafi mengalami over dosis obat.

"Han....ada apa...kenapa ini bisa terjadi..."

kata Arya yang sudah ada di depan Insha dan Hanafi, yang duduk di ruang tunggu, menunggu Zoya disana.

Tubuh Arya kini terlihat lebih gemuk, dia juga sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

Tak ada yang menjawab, Insha hanya diam karna memendam rasa kesal di hatinya, sedangkan Hanafi masih berfikir darimana Khanza bisa tau tentang rahasia yang selama ini di tutupinya rapat-rapat.

"Kenapa dia bisa meminum obat sebanyak itu Han...apa itu di sengaja...dan apa yang sebenarnya terjadi..."

Kata Arya lagi yang sudah duduk di samping Hanafi.

"Dia hanya sedang gelap mata Ar..."

kata Hanafi dengan tatapan kosongnya.

"Maksudmu...Hafsah bunuh diri...hei...ada apa sebenarnya..."

kata Arya yang nampak heran dengan apa yang baru saja di sampaikan Hanafi.

"Dia tak bisa menikahi Zoya...karna kami akan segera menikahkan Khanza dengan adiknya Zoya...yaitu Zidan..."

"Apa...kenapa...kenapa malah Khanza dan siapa namanya Zidan...adik kandung dari calon istrinya Hafsah maksudnya.."

masih bertanya dengan wajah penasaran, meminta penjelasan lebih dari Hanafi, tapi Insha tiba-tiba saja berkata.

"Khanza hamil..."

Insha berkata dengan wajah acuhnya.

Arya tampak terbelalak mendengar pernyataan Insha, seakan tak percaya karna Arya yang mengetahui Khanza adalah anak yang pendiam dan tak banyak tingkah.

"Ha...hamil...."

kata Arya terbata.

"Hmm..untuk itu Hafsah harus mengalah dengan Khanza... karna keputusan kedua keluarga kami...dan inilah hasilnya dia tidak bisa menerima dan memilih untuk mengakhiri hidupnya ...untung saja dia masih bisa di selamatkan...meski dalam kondisi yang masih sangat menghawatirkan..."

"Bagaimana ini bisa terjadi...dan bagaimana Khanza bisa tiba-tiba hamil..."

kata Arya lagi.

"Aku tak tau...sepertinya dia memang menurunkan darah dari ibunya..."

kata Insha masih dengan wajah yang acuh.

Mendengar jawaban Insha, Arya tak bisa berkata apa-apa. Dia tak ingin membahas lebih luka yang dulu membuat Insha pernah terjatuh dalam karnanya.

"Dia tau semua..."

kata Hanafi masih dengan tatapan kosongnya.

Insha dan Arya seketika menatap Hanafi penuh pertanyaan. Keduanya belum sempat bertanya tapi Hanafi segera bertanya lagi.

"Dia tau bahwa ibunya adalah Salma....dan tau semua tentang dirinya...termasuk kenapa dia bisa mengalami gangguan pendengaran..."

Arya yang mendengar penjelasan dari Hanafi, menelan ludahnya dengan kasar, dan segera berkata .

"Di...dia tau darimana han.."

katanya terbata, karna terkaget baru saja mendengar berita yang membuatnya terheran. Sekarang malah mendengar bahwa Khanza mengetahui rahasia yang dari dulu sengaja di tutupi rapat-rapat olehnya, Hanafi dan Insha.

"Khanza tau semua...darimana dia mengetahuinya mas han.."

kata Insha yang tak kalah terkejutnya.

"Ntahlah...dia tak menjawab ketika aku bertanya...dia hanya mengatakan...dia kecewa padaku...dan mungkin ini juga balasan untuk perbuatanku dulu...maafkan aku Insha..."

kata Hanafi tertunduk sedih. Hanafi tak berkata yang sebenarnya, dia tak ingin Insha tau bahwa apa yang di lakukan Khanza sekarang adalah hanya untuk membalaskan sakit yang pernah ibunya rasakan pada Hanafi.

Tapi lagi-lagi Insha juga di buat terluka dengan sayatan yang sama, yang pernah di goreskan oleh Salma dulu.

Insha dan Arya masih ingin bertanya lebih lagi, tapi keinginan mereka terhenti ketika ada beberapa orang yang tiba-tiba datang dengan wajah yang khawatir sekaligus sedih.

Mereka adalah Abimana, Maira, Zoya dan juga Zidan. Mereka datang karna Zoya memberitahu keluarganya tentang apa yang telah Hafsah lakukan.

Insha dan Hanafi di berondong dengan berbagai pertanyaan dari keempat orang yang berada di depannya. Hanafi seketika itu juga menatap Arya, mengerti arti tatapan sahabatnya Arya segera pergi dari sana, berjalan menuju ruangan pribadinya yang bahkan belum dia masuki. Dia terlebih dulu menghampiri Hanafi dan Insha ketika datang tadi.

darimana Khanza bisa tau tentang semua ini...bahkan segalanya tentang dokumentasi bayi tabung Khanza kala itu sudah tak ada lagi di rumah sakit ini....semua aku simpan rapat dalam brangkasku...aku yakin pasti ada seorang yang sengaja memberitahu semuanya...siapa dia...bagaimana pun aku harus mencarinya...aku tak ingin keluarga Hanafi terjatuh dalam lubang yang sama....semua telah bahagia semenjak mereka rujuk dulu...aku tak ingin Hanafi dan Insha bersedih lagi karna mengingat masa-masa itu...

batin Arya, dia berusaha mengingat lagi siapa saja orang yang mengetahui tentang kebenaran program bayi tabung Salma dulu.

bahkan beberapa dari mereka yang mengetahuinya telah resign dari sini...

Batin Arya lagi sambil terus berfikir di meja kerjanya.

Sementara di ruang tunggu di depan ruangan Hafsah di rawat.

Abimana serta Hanafi sedang berdebat, bagaimana kelanjutan hubungan anak-anak mereka, karna melihat Hafsah yang sangat mencintai Zoya dan tidak bisa menerima kenyataan yang harus di jalaninya.

"Tetapi bagaimana pun saya sudah memutuskan untuk menikahkan Zidan tuan Hanafi...terlepas apa yang terjadi...saya yakin lama-lama Hafsah pasti akan mengerti dengan semua keadaan ini..."

kata Abimana menatap Hanafi dengan yakin.

"Tapi tuan Abimana tidak bisakah anda melihat keadaan anak saya...dia sungguh tidak bisa menerima semua kenyataan ini...dan lihatlah anak anda..."

jawab Insha sambil menunjuk ke arah Zoya yang sedang terduduk terisak di salah satu kursi ruang tunggu.

"Zoya juga tak bisa menerima kenyataan ini...apa tuan tak takut jika Zoya akan melakukan hal yang sama seperti Hafsah...dan anda bisa kehilangan satu anak demi membela satu anak yang lainnya..."

Kata Insha menatap Abimana dengan mata yang berkaca-kaca.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Xyylva Xyylva

Xyylva Xyylva

salma melahirkan keturunan dazzal kayak khanza....gak anak sama ibu sama aja gegabah memutuskan sesuatu yg merugikan org lain....sudah diurus dengan baik bahkan ditolong supaya punya keluarga lengkap tapi di balas kekejaman...BIADAB SALMA SAMA KHANZA GAK TAU TERIMAKASIH

2022-06-21

1

Endah Sri Rahayu

Endah Sri Rahayu

gw aj sebagai pembaca ingat salma sebel, niat baik kok dgn berbohong aPa dl salma udah mulai suka dgn suami adikny, trs nyarani bayi tabung. walaupun ninggal salma ad anakny dgn hanafi ngasih kenang kenangan gt kali ya, dana hanafi seoran ceo dl nga bisa berfikir panjang dampakny sampai skarang, klau ak sbagai insha usir s khanza, skarang udah gede bisa mandiri

2022-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!