Makan bersama.

Beberapa hari setelah kejadian di malam pesta itu, Zoya dan Hafsah mengajak Zidan dan juga Khanza untuk makan di sebuah restoran ternama.

Zoya sudah memesan meja khusus untuk mereka berempat.

Makanan kesukaan masing-masing pun sudah ada di meja lengkap dengan minuman dan juga camilannya.

Zoya dan Hafsah bersikap seperti biasanya mereka terlihat romantis dan tak segan-segan mesra di depan Zidan dan Khanza.

Melihat kemesraan pasangan yang sebentar lagi menikah itu, Zidan biasanya sangat senang dan ikut berbahagia melihat kakaknya.

Tapi kini ntah kenapa dirinya merasa bersalah, semakin melihat mereka mesra semakin sedih hati Zidan. Fikirannya kini kacau bagaimana tidak, jika Khanza benar-benar hamil anaknya mau tidak mau Zoya maupun Hafsah harus mengalah untuk membatalkan pernikahannya.

Karna Zidan harus menikahi Khanza karna benih yang sudah tumbuh dalam rahimnya.

Hari itu selesai dari rumah sakit Zidan dan Khanza sempat bernegosiasi jika Khanza tidak hamil karna perbuatannya, maka Zidan berjanji akan memberikan semua yang di minta Khanza. Juga berjanji akan mencarikan Khanza seorang pria yang mau menerima Khanza apa adanya.

Memenuhi kebutuhan Khanza sampai dia benar- benar menemukan pria yang tepat. Semua itu Zidan sendiri yang berinisiatif untuk melakukannya, sebagai bentuk pertanggung jawabannya untuk perbuatannya pada Khanza.

Tapi jika Khanza hamil dia bersedia menikahinya, dengan segala resiko yang akan dia ambil. Termasuk rusaknya hubungan antara dia dan kakaknya Zoya.

Juga siap menerima kemarahan papanya Abimana, yang sudah sangat berharap Hafsah menjadi menantunya.

Malam itu Zoya dan Hafsah melihat tingkah tak biasa antara Khanza dan Zidan.

Biasanya mereka berdua akan bercanda dan bahkan tertawa lebih heboh dari mereka. Menggodai Zoya dan Hafsah yang sebentar lagi akan menikah.

"Hey....kenapa dengan kakak...apa kak Khanza sakit...tumben kok diem aja..."

tanya Hafsah pada Khanza.

"Iya nih...kenapa sih kak Khanza...atau kakak ada masalah...cerita donk sama kami..."

sambung Zoya sambil menyuapkan kentang goreng dengan saus ke mulut Hafsah.

"Emm...tak apa aku baik-baik saja kok..tak ada masalah...aku hanya merasa pusing saat ini...jadi kurang begitu berselera dengan makanan-makanan ini..."

"Kak Khanza mau memesan apa...pesan aja kak...nanti aku yang bayar...pesan apapun yang kakak mau..."

kata Zoya lagi.

"Hehe...tidak zoy ...terimakasih...ini aja sudah cukup..."

jawab Khanza tertawa ringan.

"Ini juga kenapa sih kalian....Zidan juga kelihatan males banget..."

"Aku tak apa kok kak...memangnya kelihatan males ya..."

"Iya Zidan biasanya ketawa paling heboh sekarang diam aja....apa kalian gak suka sama tempat makannya ya..."

kata Hafsah menimpali.

"Enggak kok kak Hafsah...aku suka disini...cuma ya masak aku mau ketawa sendiri...gak ada hal lucu masak mau ketawa sih..."

Zidan mencoba mencairkan suasana.

"Hemm...bohong nih pasti...atau kita pindah resto aja yuk...kemana deh terserah kak Khanza atau Zidan...kita ngikut aja ya sayang..."

jawab Hafsah sambil menyenggol bahu Zoya menggoda.

"Kita kan niatnya ngajak makan kalian berdua buat makan bareng...bercanda bareng...ketawa bareng...gak malah diem-diem an kayak gini...tau gitu kita makan berdua aja ya sayang..."

imbuh Hafsah lagi.

"Disini aja gapapa kok.."

jawab Zidan dan Khanza bersamaan.

"waduh kakak ma adek dah kompak banget nih jawabnya..."

jawab Zoya sambil terkikik pelan.

Mereka semua pun memakan makanan mereka masing-masing, masih dengan keadaan Zidan dan Khanza yang masih terdiam tanpa banyak bicara.

Merasa semakin bersalah dengan semua situasi yang ada, Zidan akhirnya memantapkan diri untuk mengatakan apa yang terjadi antara dirinya dan Khanza di malam pesta itu.

Berharap Zoya dan Hafsah bisa memakluminya jika terjadi sesuatu pada Khanza dan mengerti atas siatuasi yang terjadi.

"Aku mau bicara sesuatu yang penting tentang aku dan kak Khanza..."

tiba-tiba Zidan berkata dengan ringannya.

Seketika Khanza yang mendengarnya terbelalak menatap Zidan, dia sampai berhenti mengunyah makanannya.

apa yang akan dia katakan...tidak mungkin dia akan mengatakan yang telah terjadi di antara kita...sudah gila ya...

batin Khanza dengan khawatir.

"Antara kau dan kak Khanza...memang kenapa.."

tanya Zoya menatap serius pada keduanya bergantian, begitu juga Hafsah yang langsung menaruh sendoknya.

"Iya...ada apa memangnya..."

jawab Hafsah yang tak kalah antusias.

"Di malam pesta di hotel itu..."

belum selesai Zidan berbicara tapi Khanza sudah memotongnya dengan nada suara yang keras.

"Kami mabuk...ya kami mabuk karna terlalu banyak meminum alkohol..."

Zidan menatap Khanza dengan tatapan tajam.

kenapa dia malah mengatakan itu...aku sudah menata hatiku untuk membicarakan ini...kenapa dia malah mengatakan hal lain....memang benar sih kita mabuk...tapi bukan itu yang ingin aku katakan pada kak Zoya dan kak Hafsah...

batin Zidan kesal.

"Kalian mabuk...ya kami sudah tau itu...bukan masalah besar kan...itu hanya semalam...lagian aku juga tau teman-teman kak Khanza yang membawa minuman itu kan..."

kata Hafsah santai.

"Iya lagipula itu kan memang pesta anak muda...sudah sewajarnya seperti itu...yang penting tidak terjadi sesuatu yang membahayakan kak Khanza kan..."

jawab Zoya bernada khawatir.

"Tidak zoy...semua berjalan seperti biasa..."

jawab Khanza secepat kilat.

"Dan ya...kau pasti sudah mematikan cctv kan...bahaya nanti kalau papa kita sampai tau..."

tanya Zoya pada Zidan tapi malah di jawab Khanza dengan cepat.

"Ya...Zidan juga sudah melakukannya...mematikan cctv nya agar semua aman..."

jawab Khanza dengan tersenyum.

"Bukan itu yang ingin aku katakan...tapi kak Zoya dan kak Hafsah maafkan kami sebelumnya..."

kalimat Zidan terpotong lagi dan Khanza segera berbicara.

"Maafkan kami Zoya dan Hafsah....tapi tadi sore kami telah makan berdua di sebuah restoran sebelum kalian memberitahu kami untuk makan malam ini...kami tak sengaja bertemu di sebuah restoran dan makan bersama...jadi maaf kami tidak begitu berselera makan karna kami sudah kenyang...hehe...maaf...aku dan Zidan sempat tak enak tadi mau menolaknya...jadi kami datang kemari dengan perut yang sudah kenyang...hingga membuat kami mengantuk dan sedikit malas untuk bercanda seperti biasanya...iya kan Zidan..."

menatap Zidan dengan tatapan tajam dan senyum yang di buat-buat.

"Ooh...jadi itu yang membuat kalian diam aja dari tadi...kenapa gak bilang dari tadi..."

jawab Hafsah sambil mengangguk-angguk.

Zoya ingin berkata, tapi diam seketika ketika Khanza menarik Zidan sambil berkata.

"Sebentar ya...ada yang harus kami bicarakan..."

tanpa mendengar jawaban balasan, Khanza dan Zidan langsung hilang dari pandangan.

Dirasa cukup jauh dari keduanya, Khanza segera menghempaskan tangan Zidan keras-keras.

"Kenapa kak Khanza mencegahku untuk membicarakan semua pada mereka..."

tanya Zidan tanpa merasa bersalah.

"Kau benar-benar sudah gila...."

jawab Khanza sambil menunjuk wajah Zidan.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Arini Hidayati

Arini Hidayati

next thor bikin penasaran apa yang sebenarnya terjadi

2022-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!