Mereka pun di persilahkan masuk ke dalam kediaman Abimana.
Terlihat segala perabot dan benda-benda yang ada di dalamnya memberikan kesan mewah.
Keluarga Abimana ini memiliki kekayaan dari bisnis hotel bintang limanya yang ada dimana-mana. Salah satunya hotel terbesar pusat kota adalah miliknya.
Keluarga ini sangat sulit untuk di dekati. Banyak orang mengenal namanya tapi tidak dengan rupa dan orangnya.
Mereka jarang menerima tamu di rumahnya, kecuali saudara dan tamu penting lainnya.
Identitas anak-anaknya juga sangat di rahasiakan, banyak orang mengenal Zoya tapi tidak dengan orang tuanya.
Kesan itu semua membuat siapapun menjadi takut ketika berhadapan dengan Abimana, tanpa mereka tau ternyata keluarga ini sangat lah baik dan ramah.
Acara pun di mulai dengan saling memperkenalkan anggota keluarga masing-masing. Ternyata Abimana memiliki 2 orang anak, seorang putri pertama bernama Zoya dan seorang putra kedua bernama Zidan.
Hanafi juga tak luput mengenalkan anak-anaknya pada Abimana. Acara lamaran pun di mulai dengan hikmat dan lancar. Belum di tentukan tanggal pernikahan, tapi keduanya sudah sepakat akan menggelar pernikahan 1 tahun lagi.
Acara tukar cincin pun selesai, sekarang para keluarga berfoto dengan Zoya maupun Hafsah dan yang lainnya di persilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah di sajikan khusus untuk acara ini.
Zidan yang sedang terdiam berdiri meminum jus orange di tangannya, melihat Khanza yang berdiri sendirian, terlihat bingung ingin memilih makanan yang dia makan.
Zidan dengan segera menghampiri Khanza.
"Hai..."
sapa Zidan pada Khanza.
Zidan anak kedua dari pasangan Abimana, dia sudah bekerja mengurus beberapa hotel ayahnya. Wajahnya terlihat tampan dan dewasa dia mempunyai perawakan tinggi seperti ayahnya. Sampai-sampai Khanza mendongak saat melihat siapa yang menyapanya.
"Oh hai .."
"Sendirian aja..kau kakak dari kak Hafsah ya..."
"Hmm..iya...perkenalkan aku Khanza..."
"Salam kenal untuk mu kak Khanza...aku Zidan adik dari kak Zoya...maukah ku temani.."
"Salam kenal juga Zidan..boleh kalau kau tak sibuk..."
"Aku juga sedang sendiri...keluargaku sibuk berfoto-foto..."
"Sama orangtuaku juga masih sibuk sendiri..."
"Hehe kalau begitu kita sama ya kak...makan lah...ini spagetti terbaik dan terenak disini...papaku sengaja membawa koki-koki hotel untuk memasak di rumah hari ini...."
"Benarkah.."
jawab Khanza tak percaya sambil terus menatap spagetti yang memang terlihat lezat.
"Ya...ayahku menyuruh mereka memasak makanan terbaik mereka..semua sudah aku cicipi...Tapi menurutku...spagetti ini yang paling luar biasa...sungguh...cobalah..."
kata Zidan meyakinkan Khanza dengan wajahnya yang expresif.
Khanza pun mengambilnya dan mencicipi sedikit di piringnya, seketika kedua alisnya langsung terangkat dari expresi wajahnya Khanaa terlihat menikmati spagetti itu.
"Bagaimana ..."
tanya Zidan saat Khanza sudah menelan makanannya.
"Kau benar rasanya sungguh luar biasa..."
jawab Khanza sambil tersenyum cerah.
"Bolehkan aku menambah lagi..."
"Tentu boleh...silahkan ambil sepuasnya...mereka akan memasak lagi nanti...aku juga akan mengambilnya...ayo kita makan di taman sambil melihat-lihat rumahku..."
Khanza dan Zidan pun berjalan-jalan sambil berbincang, mereka juga membawa sepiring penuh spagetti, memakannya sambil berbincang hangat.
Hanya dalam waktu singkat keduanya bisa sangat akrab, mereka bahkan sudah terlihat tertawa bersama.
Sampai hari menjelang malam, akhirnya pihak keluarga dari Hanafi pamit undur diri dari kediaman Abimana.
Semenjak acara lamaran itu Zoya sering berkunjung ke rumah mewah Insha. Dia sering kesana meski hanya sekedar berbincang-bincang dengan Insha. Atau pun memasak beberapa makanan kesukaan Hafsah. Dan membuat beberapa kue untuk di makan bersama.
Dia juga sering menemani Khanza ke mall untuk sekedar jalan-jalan atau pun membeli beberapa kebutuhan. Zoya semakin mendekatkan diri pada keluarga Insha, karna statusnya yang sebentar lagi menjadi istri Hafsah.
Begitu pun dengan Hafsah dia juga sering berkunjung ke kediaman Abimana calon mertuanya. Mereka sering menghabiskan waktu sore bersama meminum teh sambil membicarakan berbagai kegiatan bisnis yang di jalani keduanya.
Abimana terkenal sebagai orang yang mempunyai karakter yang cukup keras. Wajahnya juga terlihat seram dengan kumis tebal dan juga perawakan yang tinggi dan besar.
Tapi kini seakan semua karakter yang tergambar di dalam diri Abimana terbantahkan. Abimana sangat ramah, bahkan karakternya lebih kepada humoris. Dia sering bersendah gurau dengan Hafsah.
Awalnya Hafsah takut-takut kepada Abimana, slalu merasa canggung dan sungkan ketika berada di dekatnya. Tapi kini setelah mengetahui karakter asli dari Abimana, Hafsah merasa semakin nyaman dan semakin mendekatkan diri pada calon papa mertuanya itu.
Beberapa bulan setelah lamaran Hafsah di gelar. Zoya yang sudah dekat dengan Khanza mengizinkan Khanza untuk melakukan pesta kecil dalam rangka grand opening pembukaan pabrik baru di salah satu hotel bintang 5 papanya.
Seluruh ruangan di lantai 3 Zoya kosongkan untuk penyelenggaraan pesta Khanza ini. Awalnya Khanza hanya ingin melakukan pesta nya di suatu cafe untuk mengundang teman-teman terdekatnya.
Tapi dengan inisiatif Zoya sendiri, dia menyuruh Khanza untuk menyelenggarakan pesta di hotel papanya. Zoya berfikir Khanza juga keluarganya sekarang, papanya pasti akan memperbolehkan karna pesta hanya akan di selenggarakan satu malam.
Dengan rayuan Zoya calon adik iparnya, akhirnya Khanza mau untuk melaksanakan pesta di hotel milik papa Zoya.
Karna pesta akan di selenggarakan di hotel semalaman, Khanza berfikir untuk mengundang seluruh teman-temannya baik dalam maupun luar negeri.
Semua Khanza undang untuk memeriahkan pesta kecil ala anak muda ini.
Khanza juga mempersilahkan Hafsah dan Zoya untuk membawa teman-temannya agar pesta semakin meriah, tak terkecuali juga Zidan yang mendapat undangan pertama karna dia yang memimpin hotel yang akan di gunakan oleh Khanza.
Pesta pun di gelar di malam hari, seluruh lantai 3 di kosongkan untuk acara pesta Khanza ini.
Zoya memilihkan lantai 3 karna disana ada sebuah aula besar yang biasa di sewa untuk melakukan rapat atau pun pesta para petinggi negara.
Di lantai tersebut juga terdapat banyak kamar yang nantinya akan di gunakan untuk menginap teman-teman Khanza dari luar negeri, sebelum mereka pulang kembali ke negaranya.
"Terimakasih Zoy..karna mu pesta kecil-kecilan yang aku rencanakan jadi semewah ini..."
kata Khanza yang menyambut kedatangan Zoya bersama dengan Hafsah.
"Sama-sama kak...kakak tak perlu sungkan lagi..aku kan adik kakak juga sekarang..."
jawab Zoya sambil memeluk Khanza dan mencium kedua pipinya.
"Emang kakak aja yang maunya minta gratisan..."
jawab Hafsah sedikit menggoda.
"Hey..bukan aku ya...aku sudah berulang kali meminta tagihan pembayaran pada staff tapi tak ada satupun yang memberinya...itu pasti karna Zoya yang tak mengijinkannya kan..."
kata Khanza ketus kepada Hafsah.
"Hehe ...iya..iya aku percaya...jangan sewot gitu donk..."
jawab Hafsah dengan tertawa ringan menggodai Khanza.
"Bukan aku kak yang mengatur semua ini...tapi Zidan...dia yang mengatur semua dan juga mendekorasi seluruh ruangan pesta ini..."
kata Zoya dengan bangga.
"Zidan...? benarkah..."
jawab Khanza tak percaya.
"Iya...itu dia anaknya.. baru aja di omongin sudah muncul aja..."
jawab Zoya sambil memandangi Zidan yang berjalan perlahan ke arah mereka dengan menawan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments