My Dangerous Boy
Seorang gadis bertubuh mungil sedang duduk di bangku taman. Bahunya terlihat gemetar, diiringi dengan isakan tangisnya yang terdengar pilu. Entah sudah berapa jam ia berada di sana. Dia lelah, sangat lelah.
Kenapa semua ini terjadi padanya? Hatinya sudah dihancurkan menjadi berkeping-keping oleh orang yang dicintainya. Rasanya kepingan itu juga menusuk ke jantungnya, membuatnya menjadi sesak. Ia menyesal telah mencintai orang yang salah.
Seharusnya, ia tidak boleh langsung jatuh cinta dengan pesona lelaki itu. Andai saja jika ia mendengarkan semua perkataan sahabatnya, semuanya tidak akan seperti ini. Hatinya nyeri, seolah ada pisau yang tidak kasat mata menancapnya.
Cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi mendung. Petir dan guntur terdengar bersahutan, disertai dengan awan-awan hitam yang bergumpalan. Orang-orang yang berada disana mulai berjalan pulang menuju ke rumah, meninggalkan gadis itu sendirian di taman.
Setelah lama sekali ia menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan, Shella kemudian menengadah kepalanya ke atas, menikmati setiap sentuhan air hujan yang mulai turun. Air matanya telah bercampur menjadi satu dengan air hujan, seakan-akan cuaca saat ini juga sangat mendukungnya untuk meluapkan seluruh keluh kesahnya.
"Argh..." erang Shella. Ia memukul dadanya berkali-kali ketika merasakan rasa sesak itu semakin mencekiknya. Astaga, sampai kapan ia harus seperti ini?
***
*Amerika, Los Angeles
11:00 PM*
Shella sedang berjalan menelusuri jalanan dengan hujan yang masih mengguyur kota. Suasana disini sangat sepi dan gelap. Hanya ada cahaya remang-remang yang menemani setiap langkah kakinya.
Penampilannya saat ini bisa dibilang buruk. Terlihat dari badannya yang mulai menggigil. Matanya bengkak, bibir dan wajahnya pucat, membuat siapa pun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri sendiri. Terkadang, Shella juga mengusap kedua tangannya saat merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya.
Tiba-tiba, Shella menghentikan langkahnya ketika menyadari sesuatu. Ia melirik ke arah jam tangannya, karena merasa aneh dengan suasana sepi ini. Biasanya, jalanan ini akan dipenuhi oleh orang yang berlalu lalang, tidak seperti sekarang. Dan alangkah terkejutnya dia begitu melihat angka yang tertera. Ia spontan mempercepat langkahnya menuju ke rumah.
Astaga, demi apa hingga Shella bisa lupa dengan waktu. Sepertinya dia akan terkena omelan lagi ketika sampai di rumah.
Perempuan itu merutuki kebodohannya karena terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.
Beruntungnya jarak antara taman dan rumahnya tidak terlalu jauh, sehingga ia hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk pulang.
"Hei, kau yang di sana," teriak seseorang dalam kegelapan malam.
Suaranya terdengar jauh, namun Shella masih bisa mendengarnya. Dia menghentikan langkah kakinya. Siapa itu?
Dalam kegelapan tanpa adanya cahaya yang menerangi, muncul beberapa bayangan orang dari ujung jalan. Bayangan itu kian mendekat hingga terlihat beberapa sosok pria yang bertubuh besar dan tegap.
Shella meneguk salivanya ketika melihat beberapa pria yang berjalan ke arahnya. Mata dan jarinya sibuk menghitung-hitung berapa banyak orang dari mereka.
Jumlahnya lima orang. ASTAGA.
"Hei, kenapa mukamu seperti itu, tidak senang melihat kami?" tanya salah satu seorang pria.
Mereka semakin mendekat, hingga orang-orang itu mengelilingi Shella yang masih sibuk dalam pikirannya.
"Hei," ujar salah seorang pria dengan tattoo di lengannya. Lelaki itu maju mendekati Shella, lalu mencekal erat lengan gadis itu hingga membuatnya sedikit meringis.
Beberapa pria yang menonton kejadian itu merasa terhibur sendiri dan tertawa garing. Sedangkan Shella sendiri bahkan tidak tahu apa yang mereka tertawakan, karena ini sama sekali tidak lucu.
Saat Shella sedang berusaha mencari cara agar keluar dari sini, tanpa sengaja hidungnya mencium bau yang sangat dikenalnya. Ini bau alkohol. Tunggu dulu..... Alkohol? Shella membelalakan matanya.
Astaga, mereka semua MABUK.
Tanpa berpikir panjang, Shella menendang ************ pria itu agar ia dapat terbebas darinya.
"Argh...." jeritnya kesakitan. Pria itu spontan melepaskan cekalannya dan langsung terkapar di tanah layaknya orang yang berada di ambang mati. Geez, Sepertinya itu sakit sekali.
Mereka menghentikan tawanya dan terkejut ketika melihat aksi yang sangat sadis itu. Dan kini, teman mereka terlihat sedang menahan rasa ngilu dan sakit yang mulai tersebar.
Oh my god...... Bird is flying.
"Shit, apa yang kau lakukan?" geram seorang pria berambut pirang gondrong. Matanya mulai memancarkan kilatan marah, namun Shella tidak takut dengan semua itu. Ia hanya tertawa mengejek.
"Ops.." ujar Shella polos dengan tangan yang menutup mulutnya, seakan-akan ia melakukan hal itu tanpa sengaja.
"Sorry," ucap Shella acuh, lalu memutar tubuhnya dan berjalan menjauh dari area itu. Tetapi langkahnya kembali berhenti ketika merasakan seseorang mencekal lengannya lagi.
"Mau kemana kau, gadis?" tanya pria berambut gondrong tadi dengan menyeringai.
"Kau tidak boleh lari begitu saja sete-"
Bugh.
Ucapannya terpotong begitu saja ketika Shella mendaratkan kepalan tangannya di wajah lelaki itu .
Bugh.
Satu kali pukulan masih tidak puas untuk Shella, ia kembali melayangkan tinjunya ke perutnya lagi. Lelaki itu mundur beberapa langkah karena tidak siap dengan pukulannya, lalu terjatuh ke tanah karena perutnya yang terasa sakit. Hidungnya juga mulai mengeluarkan darah kental.
Gosh.. lelaki macam apa itu, yang tidak mampu melawan seorang perempuan.
Shella berdiri tegak, kemudian menatap satu per satu orang itu. Ah, sepertinya mereka tidak tahu jika dulu ia pernah belajar bela diri. Walau hanya belajar dasarnya saja, tapi itu sudah cukup untuk melawan orang ini.
Shella mengangkat bahunya acuh, kemudian meludahi orang yang ditinjunya tadi.
"Weak," ejek Shella dan mengacungkan jari tengahnya.
Merasa diejek, dua lelaki yang bertubuh tegap maju ke depan, sedangkan pria satunya lagi berdiri di belakang dan menatap Shella dengan tatapan yang sulit diartikan.
Ah... jika hanya dua, Shella pasti bisa.
"Dua lawan satu? Baiklah." Shella mulai bersiap mengambil tempat, dan menunggu pria itu untuk melawannya.
Tanpa aba-aba, seorang pria maju dan menyerangnya, tetapi dengan cepat Shella berhasil menghindar. Ia mencengkram lengan lelaki itu dengan erat kemudian membantingnya ke tanah.
Tiga selesai. Itulah akibatnya jika melawan seorang Shella.
Namun, Shella tidak sadar jika pria satunya lagi berada di belakangnya. Pria itu dengan cepat mencekik leher Shella yang hendak berdiri. Ia lalu mengarahkan sebuah pisau yang tajam ke arah lehernya, mengisyaratkan jika ia bergerak, maka ujung pisau ini akan menembus ke kulitnya.
Lengan kekar itu terus mencekiknya hingga Shella harus menahannya dengan kedua tangan. Ia juga berusaha keras agar kepalanya tidak bergerak menyentuh ujung pisau itu.
Rasa takut menyergap Shella dengan cepat ketika merasakan benda tajam dan dingin itu bergerak pelan di sekitar lehernya dengan sengaja. Sial, kenapa lelaki itu harus menggunakan benda tajam untuk melawannya. Sial, sial, sial. Ia juga merasakan jika lelaki yang berada di belakangnya menyeringai melihat ketakutannya yang terpampang dengan jelas saat ini.
Aish, ini benar-benar hari yang tersial bagi Shella. Ingin rasanya ia cepat-cepat pulang ke rumah dan membenamkan kepalanya di bawah bantal hingga pagi. Keadaan ini betul-betul menguras habis seluruh energinya.
Pria yang sejak tadi berdiri menatap kejadian itu kemudian maju mendekati Shella dengan mata yang terlihat berkilat di tengah malam gelap. Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan, seakan-akan ingin menikmati setiap detik waktu yang lewat.
Semilir angin yang nakal berhembus, membuat beberapa helai anak rambut Shella menyapu depan wajahnya. Gadis berumur 22 tahun itu menggigit bibir bawahnya saat pria dengan badan yang menjulang tinggi berdiri di hadapannya sekarang. Ia mendongak dan menatap pria itu dengan mata biru lautnya.
Tunggu dulu, sepertinya pria ini tidak mabuk. Shella sangat yakin jika pria ini mabuk. Kelakuan pria ini terlihat terambil alih oleh kesadaran. Kulit putihnya langsung terasa meremang hebat ketika wajah pria itu mendekat ke arah dirinya.
Oh my lord.
Mata berwarna coklat yang kelam itu menatap Shella tajam, sedangkan bibirnya membentuk sebuah senyuman yang mengerikan.
"Hei," ucap lelaki itu. Shella diam, tanpa berniat membuka suara.
"Kau terlihat seperti gadis manis yang cantik, walau dengan penampilan seperti ini," ujarnya dengan kedua mata yang menelusuri wajah pucat Shella.
"Well, interesting." Perkataan yang diucapkan oleh lelaki itu setelah selesai menjelajah wajahnya membuat Shella mengernyit tidak mengerti. Apa maksudnya?
Belum sempat lelaki itu melanjutkan perkataannya, tiba-tiba pukulan keras dari seseorang menghantam wajahnya. Ia terhuyung ke belakang dan hampir terjerembab di jalan jika saja kedua tangannya tidak menahan beban tubuhnya.
Shella juga merasakan lengan kekar yang sedari tadi melingkar di lehernya lepas entah kemana. Ia langsung memasang raut waspada di wajahnya seraya menatap ke sekeliling. Lalu, matanya menangkap seorang lelaki asing yang berdiri tidak jauh di belakangnya. Terlihat juga pria yang mengancamnya dengan pisau tadi telah terkapar di tanah. Apakah orang itu yang telah menyelamatkannya?
"What the ****."
Dan..... Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Shella. Ia langsung kabur tanpa berterima kasih kepada orang yang telah menolongnya. Bukannya tidak mau berterima kasih, hanya saja ia juga tidak bisa mempercayai pria itu.
Beberapa waktu telah berlalu hingga Shella tidak sadar jika kelakuannya tadi menyita perhatian dari dua lelaki yang ditinggalnya. Mereka terus menatap Shella yang mulai menghilang ditelan oleh kegelapan. Satu pria dengan wajah yang baru dibogem memasang wajah tak percaya, sedangkan yang satunya lagi memasang senyuman miring.
"This will be interesting," ujarnya dengan suara yang mengalun tenang, disertai dengan senyuman yang masih bertengger di wajahnya. Iris matanya berubah menjadi tajam dan menatap lurus ke arah gelapnya malam, seakan-akan bisa menembus apapun yang berada di sana.
30 April 2020😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
indah asyifa
aku baru mampir thor
2022-01-03
0
sweetheart 🥰🥰
baru mulai baca, sukaaaa
2021-11-25
0
R.Zhie
Thor aku mampir, jangan lupa mampir yaaa
2021-09-12
0