Zavier beranjak dari tempat duduknya, memutuskan untuk menemui anak buahnya sebentar. Beberapa masalah di cabang pabrik membuatnya harus pergi ke sana nanti malam. Karena itulah, ia membutuhkan anak buahnya untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak ingin terjadi.
Lelaki itu sebenarnya sangat malas untuk pergi keluar, apalagi hal ini berhubungan dengan pekerjaan. Namun apa daya, pekerja-pekerja di pabrik sana membutuhkan bosnya karena terjadi sedikit masalah. Padahal biasanya ia hanya melihat kinerja para pekerjanya dari atas, tanpa harus turun tangan seperti sekarang.
Mata coklatnya menelusuri ruang tamu dan dengan cepat menangkap seorang pria yang tengah bermain game di atas sofa. Sesekali lelaki itu tampak mengerutkan dahinya kesal dan menggerutu tidak jelas.
Dasar orang gila.
Merasa ada seseorang yang mendekatinya, Christian menolehkan kepalanya ke belakang. Wajah yang tadinya terlihat kesal sontak berubah menjadi berseri-seri ketika matanya bertubrukan dengan mata Sang Kakak.
Zavier menghela napas, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk menjauhi adiknya yang sudah stress itu. Dia tidak mau tertular virus aneh milik adiknya.
"Hei! Kak. Mau pergi kemana?" Rangkulan berat mendarat sempurna di atas pundak Zavier, membuat lelaki itu dengan cepat menggeser tangan adiknya sendiri. Itu adalah sebuah virus. Ia tidak boleh berdekatan dengan Christian.
"Aku mau bekerja. Dan jangan terlalu dekat denganku, aku tidak suka," ketus Zavier.
Christian menggembungkan pipinya dan memonyongkan bibirnya, membuat Zavier langsung berderap cepat, meninggalkan anak gila itu sendirian.
Menjijikan sekali.
****
Suara tawa beberapa orang berhenti ketika Zavier melangkah memasuki ruangan itu. Semua pria yang berada di sana langsung mengambil sikap yang sopan dan menghormati bos mereka.
Ruangan itu adalah tempat khusus dimana anak buahnya bersantai dan mengobrol saat istirahat. Tetapi selain digunakan sebagai tempat istirahat, di ujung ruangan juga memiliki tempat untuk berolahraga.
Tidak bisa diremehkan, semua badan anak buahnya itu tampak berbadan tegap dan besar, disertai dengan pakaian serba hitam yang membalut tubuh.
Zavier duduk di kursi yang kosong, lalu menatap wajah anak buahnya satu persatu. Seakan telah dilatih, semua pria bertubuh tegap tersebut menganggukkan kepalanya, mengerti dengan bahasa tubuh bosnya.
"Gedung kosong yang berjarak beberapa rumah dari pabrik," ujar Zavier serius. "Dan Jason, persiapkan 5 orang untuk pergi ke sana." Zavier menoleh ke arah Jason, yang merupakan ketua dari anak buahnya.
"Baik, bos."
Merasa tidak ada lagi yang mau disampaikannya, Zavier berdiri dari kursinya, kemudian melangkah hingga menimbulkan suara derap kaki yang terdengar wibawa.
Let's have fun tonight.
Mulut lelaki itu menyunggingkan sebuah seringaian sembari meninggalkan ruangan itu.
"Apa yang kakak lakukan di dalam sana? Apa itu penting? Boleh aku tahu?" tanya seorang pria secara beruntun begitu Zavier menutup pintu. Seringaian yang tadinya tercetak mantap di wajahnya langsung berubah menjadi wajah kesal.
Lelaki itu adalah Christian, yang sekarang tengah berdiri dan menatapnya penuh heran. Sebuah headset kecil hitam terpasang di telinga adiknya itu.
Zavier jarang sekali melihat Christian memakai headset, kecuali jika ada hal-hal penting yang mendesaknya.
Tapi tunggu dulu, sepertinya ada yang tidak beres di sini.
Zavier menyipit matanya curiga, lalu tanpa aba-aba tangannya meraih benda kecil itu. "Untuk apa kau memakai ini?"
Mata coklatnya menatap benda itu dengan teliti, membuat Christian menjadi gelagapan di tempatnya.
Seakan teringat sesuatu, Zavier lantas melangkah cepat pergi ke ruangan kerjanya, ditemani dengan Christian yang mengikutinya dari belakang. Dengan menggunakan kaki, Zavier membuka pintunya dengan sekali hentakan, lalu berlari seperti kesetanan menuju ke sofa. Sebuah jas hitam tersampir berantakan di pinggir sofa itu.
Christian spontan membeku di tempatnya ketika melihat Zavier yang tampaknya mencari-mencari sesuatu di dalam jasnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN? KENAPA KAU MENARUH PENYADAP DI DALAM JASKU?"
Ups.
Christian berjengit kaget mendengar suara halilintar itu. Tubuhnya semakin menegang, melihat kakaknya yang menghancurkan benda kecil itu dengan mudahnya. Ia meneguk salivanya susah lalu menundukkan kepala, enggan menatap Zavier yang terlihat seperti monster sekarang.
Aura di sekeliling kakaknya lantas berubah menjadi api yang terbakar, membuat Christian merasakan panasnya di ruangan ini. Ia sama saja menyerahkan nyawanya kepada Sang Zavier.
Christian mungkin akan dihajar oleh kakaknya, atau lebih buruknya lagi dibunuh, atau yang lebih buruknya lagi ia akan digoreng dan dijadikan sate.
Ampunilah dia Tuhan.
"Kenapa benda ini ada di dalam jasku?" Menghembuskan napasnya perlahan, guna untuk mengontrol emosi, Zavier akhirnya bertanya dengan sebal.
Christian menanggapi pertanyaan kakaknya dengan menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Salah taruh. Kupikir jas hitam itu milikku."
Mendengar alasan yang terdengar sangat tidak logis, Zavier sontak mengepalkan kedua tangannya kuat. "Jangan banyak alasan. Untuk apa kau menaruh benda sialan itu ke dalam jasku? Aku hanya ingin mendengar kejujuran," titahnya dingin. Sorot matanya memancarkan kilatan marah yang membuat adiknya merasa ciut seketika.
Christian menyerah. "Aku hanya ingin mengetahui apa yang kakak lakukan di belakang bersama perempuan itu. Asal kakak tahu, itu perbuatan yang sangat tidak benar. Apa kau menyukainya?"
Zavier membulatkan matanya seketika, tidak percaya dengan pengakuan dari adiknya.
Ini sangat keterlaluan. Privasi miliknya telah dibongkar oleh adik keponya ini. Berani-beraninya Christian mendengar seluruh percakapannya dengan gadis itu tanpa ada satu kata pun yang tertinggal.
Astaga.
Tidak bisa dipercaya.
Dan apa katanya tadi? Seorang Zavier menyukai gadis aneh? Hell, big no.
"Kau." Zavier mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Christian. "KELUAR SEKARANG JUGA."
30 April 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Civiliza Quena
untung aq sabar thor....kunikmati alilurnya...semua akan indah pada waktunya....😁 {blm paham sm ceritanya} its ok, gaya menulis kan banyak...
2021-01-23
0
Aniek Syifa
mo nanya..itu adeknya cwo beeneran pa cwo jdi2an yak.
2020-11-20
4
Mufron Sukoco
jujur GGL paham alur cerita nya...
2020-10-23
3