Aron memandang Shella dengan pandangan tidak percaya. Apa? Shella berselingkuh darinya?
Menggeleng kepalanya pelan, Aron kembali menatap Shella. Tetapi kali ini, ia memandangnya dengan datar.
Dia menyukai Shella karena keceriaan dan kepolosannya dulu. Tetapi ketika melihat fakta yang menghantamnya kuat, ternyata Shella tidak sepolos yang Aron pikirkan.
Sial, gadis ini memang pandai dalam menutup rahasia dan memakai topeng di wajahnya. Tidak bisa dipercaya.
Kenapa dulu dia bisa jatuh cinta dengan si rubah licik ini?
Dia pernah berpikir bahwa gadis ini benar-benar mencintai dirinya, seperti yang ia lakukan. Tapi nyatanya? Big no.
Ingin rasanya ia mengertawakan dirinya sendiri karena bisa jatuh cinta pada gadis ini. Orang yang seharusnya tidak boleh menerima cintanya.
Shella memejamkan matanya, sedangkan Zavier sedang berusaha mencerna apa yang terjadi. Hell, dia benar-benar tidak bisa menebak isi otak gadis ini.
Apa gadis ini menjadi gila sekarang?
Tak lama kemudian, lelaki itu merasakan pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang. Kakinya spontan melangkah patuh mengikuti orang yang sedang menariknya secara terburu-buru itu.
Aron tersenyum kecut, melihat bagaimana mantan pacarnya itu menarik tangan pria yang bahkan belum dikenalnya. Well, ternyata selama ini dia belum mengenal gadis itu dengan baik.
That's devil girl.
***
Shella bingung. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mata Zavier yang menunjukkan keheranan itu terus menatap tembus ke dalam mata birunya.
Geez, gadis itu tidak memiliki alasan kenapa ia malah menarik tangan Zavier, bukannya mengatakan kepada Aron bahwa tadi adalah sebuah kesalahan.
Astaga, ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengannya hari ini.
Ia tidak tahu.....
Semua ini berkat nalurinya yang memengaruhinya, tidak peduli dengan seluruh logikanya yang telah mengatakan jangan dan jangan.
Ia sangat berharap jika semua ini tetap berjalan pada jalan yang benar.
Setelah dilanda dengan keheningan yang cukup lama, gadis itu akhirnya membuka suaranya yang terendam.
"Maaf," ucap Shella setelah memilih kata yang tepat.
Kerutan di dahi Zavier semakin banyak, sama seperti waktu Shella pertama kali bertemu dengannya.
"Apa?" tanya Zavier bingung.
"Maafkan aku tentang mengatakan jika kau adalah pacarku," ujar Shella dalam sekali tarikan napas.
Kalimat itu seakan-akan membutuhkan energi yang banyak saat mengatakannya, membuat Shella menghembuskan napasnya sedikit keras.
Tetapi tanpa disangka olehnya, lelaki itu malah memaafkannya dengan cepat.
"Aku memaafkanmu. Tetapi, siapa lelaki itu? Apa dia adalah pacarmu yang sebenarnya?"
Shella sedikit mematung di tempat, sedangkan otaknya berputar mencari jawaban yang cocok untuk Zavier.
Pertanyaan yang sepertinya membutuhkan rumus matematika dan fisika itu membuat Shella susah untuk menjawab. C'mon, apa pertanyaan itu sangat penting?
Setelah melihat kelakuan Aron tadi yang tampaknya benar-benar tidak peduli dengan kata 'putus' itu, Shella akhirnya memutuskan untuk tidak mengatakan kebenarannya.
"Tidak, dia hanya temanku saja. My bestfriend." Senyuman bodoh tercetak di wajahnya, berusaha untuk meyakinkan Zavier.
Lelaki itu mengangkat kedua alisnya, melihat kelakuan gadis ini yang semakin aneh saja.
Sedikit meringis, gadis itu kembali merasakan tatapan aneh yang menghujam ke dirinya. Ayolah, kenapa lelaki itu terus menatapnya aneh seperti saat mereka pertama kali bertemu?
C'mon, ia sudah tidak mampu bertahan lagi untuk berada di tempat yang sama dengan lelaki ini. Itu membuatnya sangat malu mengingat kelakuan anehnya tadi.
And well, karena ia sudah meminta maaf kepadanya, mungkin sebaiknya Shella pulang sekarang, kan?
Okay, nice choice Shella. Ia lebih baik pulang dari pada berlama-lama dengan tatapan aneh yang terus ditujukan padanya itu.
"Hei, kau mau pergi ke mana?" Zavier mengeluarkan suaranya ketika melihat gadis itu memutar tubuhnya dan terlihat hendak pergi.
Shella lantas menghentikan langkahnya. Ia menggigit bibir bawahnya sembari memutar tubuhnya kembali menghadap ke arah Zavier.
"Pulang," jawab Shella dengan polosnya.
"Jadi aku bagaimana, bukannya tadi kau yang menarikku hingga ke sini?" tanya lelaki itu lagi.
Double shit.
Shella harus menjawab apa? Zavier, kau benar-benar merupakan orang yang sangat mengesalkan.
So stupid.
Shella mengangkat bahunya, membuat Zavier mengangkat kedua alisnya.
Damn it.
"Terserah kau mau pergi ke mana, yang penting aku pulang dulu. Bye," ujar Shella tidak acuh, lalu kembali membalikkan badannya.
Mulut Zavier sedikit menganga mendengar perkataan gadis itu.
Apa?
Ini sangat membuang waktu dan menyia-nyiakan jam pentingnya.
And, gadis ini berpikir jika masalah mereka telah selesai sampai di sini?
Of course no.
Bukan Zavier namanya jika langsung tunduk pada perkatakan seseorang, apalagi dengan gadis ini.
Tentu saja Shella harus membayar kembali waktunya yang telah dibuang sia-sia. Apa dia pikir jika Zavier tidak sibuk?
Sudut mulut lelaki itu melengkung ke atas, menciptakan sebuah seringaian yang membuatnya tampak semakin tampan.
Lelaki itu juga tidak terpikir jika gadis itu akan membohonginya tentang Aron.
Shella benar-benar merupakan pembohong yang buruk.
Dan, karena gadis itu yang memulai semua permainan ini, maka ia telah memilih orang yang tidak tepat.
"Kalau begitu, ayo kita berpacaran," ucap Zavier dengan lantang dan keras agar Shella yang telah menjauh dapat mendengarnya dengan jelas.
What?
30 April 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
indah asyifa
gk tau mau ngomong apa😟
2022-01-03
0
Ayu Putri
klo bneran slh paham semoga nyese yg terlambatl tuh Shella.
2020-12-16
0
ApoBangPo
Baru baca novel ini d tetangga sebelah eh d pindah k sini baiklah lanjut baca d sini
2020-09-21
3