Kalau begitu, ayo kita berpacaran."
Deg...
Shella spontan berhenti berjalan. Matanya melebar, tidak percaya dengan kalimat yang baru saja didengarnya.
Apa dia tidak salah dengar?
Tidak mungkin dengan jarak sejauh ini, lelaki itu berbicara padanya.
Apa Zavier menganggap serius tentang perkataannya tadi bahwa jika pria itu adalah pacarnya?
Memangnya lelaki itu mau langsung berpacaran dengan orang yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu? Tidak mungkin. Hal itu tidak akan terjadi.
It is impossible.
So, just be postive thinking, girl.
Yeah, mungkin Zavier sedang berbicara dengan orang lain, bukan dengan dirinya.
Percaya dirimu terlalu tinggi Shella.
Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda, tidak menyadari jika seorang lelaki telah berjalan menuju ke arahnya.
"I am talking to you, girl." Suara bisikan terdengar dan menggelitik telinga Shella. Helaan napas seseorang juga menerpa kulit mulusnya itu.
Shella terlonjak kaget. Ia spontan berbalik ke belakang dengan mata yang melotot. Tanpa melihat wajah orang itu, ia langsung melayangkan tangan kanannya dengan kuat.
PLAK.
Detik selanjutnya, seorang lelaki langsung mengaduh kesakitan disertai dengan rasa panas yang mulai menjalar di sekitar pipi kirinya. Jejak lima jari terlihat dengan jelas di sana.
****.
Apa ia baru saja merasakan kekerasan dari seorang gadis?
Oh my god.
Shella lantas menutup mulutnya tidak percaya ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Bukan.... Bukan...... ini bukan salahnya.
"Apa yang kau lakukan?" ringis lelaki itu kesakitan.
Zavier memandang Shella dengan tatapan sakit, membuat gadis itu sedikit merasa bersalah.
"M..maaf," ujar Shella dengan terbata-bata, takut jika pria itu akan marah sekarang.
Melihat itu, Zavier terkikik geli dalam hati, memandang muka bodoh yang terpampang jelas di wajah gadis itu.
"Kau gila," desis Zavier kesakitan, seakan-akan tamparan tadi akan membuatnya mati sekarang juga. Padahal pada kenyataannya, tamparan itu lebih cocok disamakan dengan tamparan semut yang tidak berdaya baginya.
Shella meremas dan memilin ujung gaunnya dengan kuat, berharap semua hal yang ia takutkan menghilang.
"Apa itu sakit?" tanya Shella berhati-hati.
Zavier spontan melongo dalam hati. Pertanyaan macam apa itu? Memangnya kalau sakit, Shella akan mengobatinya?
"Sakit sekali, hingga rasanya aku ingin pingsan sekarang."
Bohong, tentu saja itu bohong.
Shella menatap ke dalam mata coklat terang milik lelaki itu, lalu kembali menggigit bibir bawahnya.
***
Seorang pria tengah duduk di sebuah kursi dengan tangan yang terus memutar-memutar pulpennya. Tidak jarang juga kedua sudut mulutnya tiba-tiba terangkat, membentuk sebuah senyuman tipis.
Saat ini, pikirannya terus tertuju pada seseorang yang telah membuatnya tertarik. Seorang gadis yang menurutnya sangat imut, pendek, dan pastinya cantik.
Entah bagaimana, tetapi pesona yang ditebarkan oleh gadis itu dapat membuat hatinya sedikit tergoncang.
Zavier pernah mengalami hal ini, tetapi dampaknya tidak berbahaya seperti sekarang.
Sebenarnya, apa kelebihan yang dimiliki oleh gadis itu hingga bisa membuat lelaki itu tertarik?
All of this is out of his mind.
Tidak pernah terpikir sekalipun ia akan mengalami hal seperti ini.
Banyak sekali perempuan yang lebih sempurna di luar sana, tetapi kenapa ia malah tertarik dengan gadis pendek itu?
Tidak masuk akal.
"Hello my brother," suara seseorang tiba-tiba terdengar di ruang kerjanya, membuat Zavier spontan menghembuskan napasnya lelah.
Ini sangat tidak baik.
Seorang lelaki menyembulkan kepalanya dari pintu dengan mata yang berbinar-binar memandangi sang kakak. Disana, Zavier sedang duduk santai di kursi kebesarannya.
"Apa?" ketus Zavier, malas meladeni adiknya itu.
Christian lantas membuka pintu kerja Zavier dengan sekali hentakan, membuat suara keras berdebum di antara dinding dan pintu terdengar.
Brak.
Zavier langsung menatap tajam adiknya, sedangkan Christian hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai.
"Kakak." Suara riang Christian terdengar, bersamaan dengan suara keras dari pintu yang ditutup kuat olehnya.
Astaga, sepertinya sebentar lagi ruang kerja Zavier akan runtuh dalam sekejap.
Sialan.
"Apa maumu?" tanya Zavier dingin.
"Santai, Kak," ucap Christian, lalu melemparkan dirinya di atas sofa milik kakaknya. Hei, sofa yang lembut.
"Siapa yang menyuruhmu duduk di sana?" Zavier memelototi Christian yang sungguh tidak sopan itu. Apa-apaan? Sofa kesayangannya itu telah diduduki oleh adik kandungnya yang sungguh sialan.
30 April 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
indah asyifa
masih nyimak
2022-01-03
0
Venti Melinda Goe-Chee
buat para pembaca jgn lah komen yg bikin author ny down..klo emng kurng sreng ma cerita ny ya jgn dibaca..simpel kn...& klo ada bhsa inggris ny menurut sy msh wajar2 aj..bnyk kok novel2 yg nyelipin kalimat pke bhasa inggris ...hargailah author yg dah bikin cerita ny ..kita tinggl baca gratis pula...
2021-08-08
0
Frnka Nadila
banyak bahasa inggrisnya mentang² hafal bahasa inggris
2020-10-14
3