"Bagaimana penyelidikanmu?" tanya Mark pada Sebastian.
"Masih buntu. Mereka jelas-jelas ingin mengkambinghitamkan Ve," Sebastian menjawab lesu.
"Calm down bro. Fao masih berusaha mencari rekaman CCTV yang hilang itu," sahut Albert
"Tapi ini sudah terlalu lama, Al," geram Sebastian.
"Itulah tujuan mereka. Mengulur waktu agar kita lelah dengan penyelidikan kita. Lalu menyerah," ujar Mark.
"Jangan harap aku akan menyerah. Akan aku cari mereka meski sampai ke lubang semut sekalipun," tekad Sebastian.
Mark dan Ve mungkin sangat terpukul dengan kepergian kedua orang tua mereka. Tapi di sisi lain. Ada Sebastian yang tidak kalah emosionalnya ketika tahu ayah dan ibu Mark meninggal. Apalagi ketika ada unsur kesengajaan dalam kematian mereka. Dengan kata lain mereka dilenyapkan.
Sebastian berutang banyak pada Raja dan Ratu Emmanuel sebelumnya. Jika bukan karena keduanya. Mungkin Sebastian sudah habis dihukum tembak kala itu. Sebastian dijadikan kambing hitam dalam sebuah pembantaian dengan korban lebih dari 100 orang.
Seluruh instansi pemerintah sudah menyetujui perintah hukuman mati padanya. Namun raja berkuasa saat itu dengan hak istimewanya memberikan waktu satu minggu pada Sebastian untuk membuktikan kalau dirinya tidak bersalah. Dan berkat bantuan Fao, Sebastian bisa membuktikan kalau dirinya tidak bersalah. Bahkan kerjasama mereka berhasil menemukan pelaku sebenarnya. Orang dalam yang bekerjasama dengan kelompok pemberontak.
Karena itulah Sebastian merasa sangat berutang budi pada ayah Mark. Berjanji akan mengabdikan diri pada istana selama hidupnya.
Hening, mereka kembali bergelut dengan pikiran masing-masing.
"Kalian tahu, aku pikir ada kemiripan kasus ini dengan kasusku. Kita tahu pasti siapa pelakunya. Tapi kita belum punya bukti kuat untuk menyeretnya ke penjara aahh tidak, aku mau dia dihukum mati," ucap Sebastian tiba-tiba.
"Maksudnya?" tanya Albert sedang Mark terdiam menganalisa ucapan Sebastian.
"Maksudmu mereka menggunakan tangan pihak lain untuk melakukan tindakan kotor ini. Semisal pembunuh bayaran, pemberontak?" Mark berujar.
"Exactly. Kita tahu ada potensi pemberontakan di wilayah utara. Siapa tahu, dia memanfaatkan mereka," jelas Sebastian.
"Masuk akal," sahut Albert cepat.
"Kalau begitu perintahkan Fao untuk memperketat patroli angkatan lautnya. Awasi setiap pergerakan yang mencurigakan," perintah Mark.
"As you wish, Your Majesty," sahut Sebastian lantas undur diri dari hadapan Mark.
"Bagaimana Ve?" tanya Albert.
"Aku meminta Hans menjaganya," Mark menjawab.
"Hans?" tanya Albert.
"Iya Hans. Kau benar dia ada disana."
"Ya, palingan dia buat Hans puyeng," ucap Mark bercanda.
Albert ikut terkekeh mendengar ucapan Mark.
"Tapi kau tetap harus menghubungi Kerajaan Malaysia untuk meminta kebenaran mereka untuk mengizinkan Ve tinggal di sana. Mengingat Ve itu putri bukan warga sipil. Kau tahu protokolnya sedikit ribet untuk membiarkan seorang putri tinggal bersama warga sipil," Albert mengingatkan.
"Akan kuhubungi Pangeran Abdullah kalau begitu," jawab Mark cepat.
"Kita tetap harus waspada dan hati-hati. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Meski kau sudah memasang jaring pengaman untuk Ve. Tapi semua hal bisa meleset dari prediksi kita," kembali Albert mengingatkan.
Albert memang penasihat utama. Dia terkenal detail dan teliti. Karena itulah Mark sangat memerlukan Albert disisinya. Mark sendiri lebih ahli dalam mengambil keputusan dan membaca situasi. Kelebihan yang jarang dimiliki orang.
Mark mengangguk mendengar saran Albert.
Hening lagi,
"Bagaimana dengan Hilda?" tanya Albert.
Mark langsung menghentikan pekerjaannya. Menyandarkan tubuh di kursi kebesarannya.
"Ha... ha... lihat Putra Mahkota tidak bisa menjawab saat ditanya soal cara mengatasi seorang wanita " ejek Albert.
"Kau tahu dia itu licik. Ular betina. Medusa," maki Mark.
"Haisshh julukanmu mengerikan sekali. Tapi Mark, dia bisa jadi sangat liar saat ada di ranjangmu," goda Albert.
"Aku memang butuh wanita liar di ranjangku. Tapi tidak liar kepada semua laki-laki," protes Mark.
"Beuuh pernah merasakan keliaran seorang wanita," goda Albert lagi.
Albert tahu betul, Mark belum pernah menyentuh wanita manapun. Satu-satunya wanita yang pernah singgah di hati Mark adalah wanita yang ditemuinya di sebuah jalanan di kota Jakarta. Seorang wanita yang bahkan nama saja, Mark tidak tahu. Namun pesonanya mampu menembus dan menggetarkan hati seorang Mark Victor Emmanuel. Calon raja dari negara M.
"Kau meledekku Albert," sungut Mark.
Albert terkekeh. "Belum menemukannya?" tanya Albert.
Mark menggeleng, frustrasi. Menghela nafasnya dalam. "Aku pikir tidak akan menemukannya lagi. Jarak kami terlalu jauh," jawab Mark ambigu.
Ada risau dalam hatinya. Dalam waktu enam bulan dia harus bisa menemukan calon ratunya. Dan dia hanya ingin wanita itu yang jadi ratunya. Namun sampai sekarang jejaknyapun tidak terendus. Bahkan hacker sekelas Fao pun belum juga menemukan petunjuk mengenai pujaan hatinya itu.
"Apa tidak ada yang kau ingat soal dirinya?" tanya Albert.
"Dia berhijab. Juga...." pelan Mark menyentuh bibirnya.
"Kau sempat menciumnya?" tebak Albert.
"Itu tidak sengaja, Al"
"Tapi berkesan,"
"Sangat," jawab Mark tanpa sadar.
"Aahh, Albert sakit " Mark memekik karena Albert melemparnya dengan buku.
"Kalau begitu kejar dia. Cari dia," perintah Albert.
"Kemana?" tanya Mark lesu.
"Jakartalah di mana lagi," sahut Albert cepat.
"Dan kita beresiko menempatkan dia dalam bahaya. Tidak Albert. Aku harus mencarinya dengan cara lain," lagi Mark menjawab.
Albert mendengus geram.
"Kau tahu Pamanmu akan menyingkirkan semua wanita yang dekat denganmu. Karena dia ingin Hilda yang jadi ratunya. Dengan begitu dia akan mudah mengendalikanmu " Albert berucap.
"Aku tahu. Karena itu aku perlu wanita yang tangguh sekaligus anggun dan lembut untuk bersanding denganku."
"Dan liar diranjang." tambah Albert.
"Haissshh kenapa jadi ngomongin ranjang sih. Kau ingin setelah ini aku memanggil wanita malam karena kau terus memancingku dengan kata liar itu," protes Mark panjang lebar.
Albert tertawa mendengar kekesalan Mark. "Kau bisa panggil Hilda jika butuh belaian," gelak Albert.
"Lebih baik aku main sama sabun daripada dengan Medusa itu," jawab Mark memanyunkan bibirnya.
"Sialan kau," maki Albert.
Sejenak merek tertawa. Melupakan peliknya masalah yang mereka hadapi. Hingga Fao turut bergabung dengan mereka. Meski berpangkat Letnan tapi Fao jarang sekali menggunakan seragamnya. Bahkan ketika bertemu Mark sekalipun.
Fao memang tipe pembangkang. Jarang taat pada protokol istana. Semaunya sendiri keluar masuk istana. Dan masih banyak lagi sifat Fao yang tidak disukai oleh petinggi istana yang lain. Banyak pihak mengincar jabatan Fao. Tapi tidak ada yang pernah berhasil mendapatkannya.
Satu lagi yang mengecoh dari Fao. Yaitu wajahnya. Jika Mark, Albert dan Sebastian jelas terlihat dewasa di wajahnya. Namun Fao tidak. Meski berusia 25 tahun tapi wajahnya bak anak remaja berusia belasan tahun.
"Hai bocil. Keluar juga dari sarang," ledek Albert yang memang suka memanggil Fao, bocil jika bertatap muka. Fao memang lebih suka berada di markasnya. Bukan markas angkatan darat atau lainnya. Tapi rumahnya sendiri.
"Sembarangan kalau manggil," protes Fao.
"Makanya oplas tu muka. Biar tuaan dikit," cibir Albert.
"Iri bilang Bos. Kalian terlihat tua tapi aku masih awet muda," cengir Fao yang langsung ditimpuk oleh Albert.
"Sembarangan!" marah Albert.
"Haishh sudah bertengkarnya. Sudah pada tua juga masih seperti bocah" lerai Mark.
Dua orang itu diam dengan bibir maju lima senti.
"So what's up bro. Sampai keluar sarang. Menemukan Ve?" pancing Mark.
"Buat apa aku nyari Ve. Kan kau sudah memberikannya bodyguard," balas Fao.
"Sial!! Dia tahu," umpat Mark dalam hati.
"Jangan mengumpat. Aku tahu semuanya. Kau tahu itu," ucap Fao sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Sialan!"maki Albert.
Fao tersenyum. Lantas mimik wajahnya berubah serius.
"Aku menemukan sesuatu tentang The Problem," ucap Fao menatap Mark dan Albert bergantian.
Ketika mendengar kata The Problem seketika mereka saling pandang. Tahu ke mana arah tujuan pembicaraan mereka.
**
Yang mau visualnya Letnan Fao,
Kredit Instagram @ haominghao_neo
Kurang imut nggak?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments