“A-apa ada yang membuatmu tidak menyukai tugas itu, Miss Sarayu?” First yang lebih dulu sadar dari rasa terkejut dan tercengangnya kemudian bertanya kepada Sarayu.
Sarayu buru-buru memasang senyuman di wajahnya dan kemudian menggaruk kepalanya. “Ahh. . . itu kebetulan saya adalah penggemarnya. Saya hanya takut saya akan merusak kinerja saya karena saya adalah penggemarnya.”
Huft. Semua bahu orang yang tadinya terkejut mendengar pertanyaan Sarayu, secara bersamaan mengendur disertai dengan embusan napas panjang.
“Kukira apa???” ujar Dylan dengan tersenyum lega dan melihat ke arah Sarayu. “Ternyata karena itu alasannya. Bukankah jika Miss Sarayu bisa bekerja dengan Winner sebagai pengawalnya maka Miss Sarayu akan sukses sebagai penggemar. Kebanyakan penggemar selalu ingin dikenal oleh idolanya, itu yang aku pelajari selama ini ketika demam K-POP dulunya masih merajalela.”
Sarayu menggaruk kepalanya lagi dengan terkekeh. “Memang itulah yang terjadi, Tuan Dylan. Hanya saja. . . saat ini saya tidak pada posisi di mana saya adalah penggemar Winner. Saya adalah pengawalnya sekaligus anggota dari Pasukan Perdamaian Dunia. Bukankah seharusnya saya menyembunyikan identitas saya yang sebenarnya??”
Dylan, First, Third dan Ninth menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Sarayu. Namun Ethan tidak melihat apa yang dikatakan oleh Sarayu sebagai sebuah alasan bagi Sarayu yang tadi menerima keputusan itu, tiba-tiba bertanya dengan niatan yang ingin mundur dari misi.
Mungkinkah ada yang aku lewatkan? Tidak mungkin Sarayu yang tadi sudah setuju tiba-tiba berubah pikiran hanya karena Winner berasal dari negara yang sama dengannya sekaligus merupakan idolanya? Ethan bertanya di dalam benaknya sembari berusaha membaca pikiran Sarayu saat ini. Namun Ethan tidak melihat apapun dalam benak Sarayu seolah saat ini pikiran Sarayu sedang kosong.
Sementara Ethan sedang sibuk dengan pikirannya sendiri dan matanya yang berusaha keras untuk membaca pikiran dari Sarayu, Third tiba-tiba mengacungkan tangannya, membuka mulutnya dan mencoba memberikan solusi untuk kekhawatiran Sarayu mengenai identitasnya yang mungkin saja bisa terungkap ketika menjalankan misi pertamanya.
“Aku punya satu ide, maukah kalian mendengarnya?”
Dylan, First dan Ninth menganggukkan kepalanya dengan memandang Third dengan tatapan penuh harapan. Sementara Ethan yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri hanya memandang Third dengan memiringkan sedikit kepalanya sebagai bentuk dari responnya.
“Apa itu, Third?” tanya Dylan.
“Ba-bagaimana jika selama bertugas untuk Winner, Miss Sarayu mengenakan seragam dengan ukuran yang sama dengan milik kami?” jawab Third dengan sedikit ragu.
“Apa maksudmu, Third?” Kali ini giliran First yang bertanya pada Third karena tidak mengerti.
“I-itu maksudku karena selama ini Pasukan Perdamaian Dunia milik Aliansi Ingmar dikenal hanya memiliki anggota pria di dalamnya, kenapa tidak membuat Miss Sarayu mengenakan pakaian pria seperti milik kita? Miss Sarayu dapat memilih ukuran pakaian yang dirasa Miss Sarayu mampu menutupi kenyataan bahwa Miss adalah seorang wanita dan bukan laki-laki.”
Mendengar jawaban yang diberikan oleh Third, spontan Dylan, First dan Ninth melihat ke arah Ethan untuk melihat bagaimana reaksi Ethan ketika mendengarnya. Namun Ethan tidak memperlihatkan reaksi apapun di wajahnya dan hanya menatap ke arah Sarayu.
“Bagaimana menurut Miss Sarayu?” tanya Ethan sembari sibuk berusaha membaca pikiran dari Sarayu. Karena pakaian itu nantinya akan dikenakan oleh Sarayu, maka Ethan lebih memilih untuk bertanya sendiri kepada Sarayu dan mendengar keputusan dari Sarayu sendiri. “Apakah Miss Sarayu keberatan jika mengenakan pakaian dengan ukuran dari salah satu anggota Pasukan Perdamaian Dunia?”
Sarayu memiringkan kepalanya sedikit ke kanan karena keyakinan yang ada di dalam dirinya masih belum mencapai 70%. “Sa-saya rasa itu adalah pilihan yang tepat. Untuk menyembunyikan identitas saya yang sebenarnya, dengan berubah menjadi laki-laki-saya rasa itu bukanlah ide yang buruk.”
Sekali lagi. . Dylan, First dan Ninth mengembuskan napasnya karena merasa lega setelah mendengar jawaban dari Sarayu.
“Baguslah kalau Miss Sarayu tidak keberatan dengan ide itu,” ujar Dylan merasa lega. Setelah melihat ke arah Sarayu, Dylan kembali melihat ke arah Ethan-sahabatnya. “Karena Miss Sarayu tidak keberatan, kau juga tidak akan keberatan bukan, Ethan?”
Ethan menganggukkan kepalanya. “Karena Miss Sarayu tidak keberatan, maka aku pun tidak keberatan. Lalu satu lagi. . .” Ethan menatap ke arah Sarayu dengan tatapan menyelidik, masih berusaha untuk membaca pikiran dari Sarayu. “Ketika Sarayu memulai misinya, maka tidak ada satupun dari kita yang akan memanggil Sarayu dengan namanya. Kita akan memanggil Sarayu dengan kode nama yang telah dipilihnya karena apapun yang terjadi kita harus menjaga identitas kalian dan Sarayu dari Aliansi Arael. Bisa dipahami?”
First dan Ninth menganggukkan kepalanya bersamaan sebelum menjawab perintah dari Ethan- ketua mereka secara bersamaan. “Kami mengerti, Tuan.”
“. . . Dan tolong beritahu hal ini kepada yang lainnya juga, First?” tambah Ethan.
“Baik, Tuan.”
Rapat berakhir dengan keputusan di mana Sarayu atau Savior akan menjalankan misi pertamanya sebagai pengawal dari duta kelompok negara netral. Misi itu akan dimulai setelah Ethan membuat kesepakatan dengan kelompok negara netral.
Sementara itu ketika semua orang keluar dari ruang rapat, Ethan masih berada di ruang rapat membalik kursinya dan melihat data mengenai Winner yang ditunjuk sebagai duta atau lambang dari kelompok negara netral. Ethan terus melihat ke arah monitor karena sesuatu sedang mengusik pikirannya. Namun. . . beberapa kali Ethan melihat dan berusaha menemukan sesuatu yang tidak tahu apa itu, Ethan sama sekali tidak menemukan persamaan antara Winner dan Sarayu selain kewarganegaraan mereka yang sama atau lebih tepatnya negara asal mereka yang sama.
Ethan memijat keningnya selama beberapa detik dan kemudian menekan tombol di meja rapat yang dapat menghubungkannya dengan Forth yang sedang bertugas di ruangannya memantau perkembangan perang di seluruh dunia kecuali kelompok negara netral tentunya. “Forth. . . apakah kau sibuk?”
“Tidak, Tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?”
“Bagaimana dengan kondisi peperangan saat ini?”
“First bersama dengan Third, Sixth, Fifth dan Eighth sudah berangkat ke medan perang membantu korban perang dan pasukan untuk memenangkan perang di berbagai titik.”
“Lalu bagaimana dengan Aliansi Arael? Knight One itu apakah ada tanda-tanda kemunculannya, Forth?” Ethan memijat keningnya lagi dan kali ini pijatan sedikit lebih keras dari sebelumnya karena banyak hal yang sedang dipikirkan oleh Ethan di saat yang bersamaan.
“Masih belum, Tuan. Hingga saat ini belum ada satupun tanda bahwa Knight One keluar dan ikut dalam perang.”
Ethan melepaskan keningnya yang sedang dipijatnya beberapa menit yang lalu dan kembali menatap layar di mana data milik Winner diperlihatkan. “Forth, hubungi pihak kelompok negara netral bahwa Pasukan Perdamaian Dunia menerima permintaan mereka.”
“Baik, Tuan.”
“Lalu. . minta mereka untuk mengirim kesepakatan mengenai permintaan mereka. Setelah aku meninjau kesepakatan mereka dengan Sarayu dan tidak menemukan kesepakatan itu akan memberatkan Sarayu, aku akan segera mengirim Sarayu. Bisakah kau mengirim pesan itu, Forth?” tambah Ethan masih menatap layar yang memperlihatkan data dari Winner.
“Tentu, Tuan.”
“Ah satu lagi, Forth. Bisakah aku meminta semua data penting mengenai Winner? Aku merasa ada sesuatu yang tidak biasa di sini. Hanya saja, aku tidak bisa menemukan apa itu. Jika bisa. . . aku ingin melihat semua sepak terjangnya dari masa kecilnya hingga menjadi terkenal seperti saat ini. Apalagi di masa perang yang tengah berjalan hampir di seluruh belahan bumi ini, menjadi aktor terkenal dan mampu mempertahankan posisinya itu, pasti bukanlah hal yang mudah.” Ethan menambahkan untuk kedua kalinya.
“Aku mengerti, Tuan.”
Ethan hendak memutus komunikasinya dengan Forth dan mengatakan kalimat terakhir sebelum komunikasi itu terputus. “Hubungi aku jika sudah menemukan semua yang aku minta Forth.”
“Baik, Tuan.”
Saluran komunikasi terputus antara Ethan dan Forth terputus. Ethan masih menatap ke arah layar di mana data Winner diperlihatkan. Ethan mengetuk-ngetukkan jarinya ke maja rapat sembari berpikir. Entah apa. . . sepertinya aku melewatkan sesuatu yang penting di sini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments