Begitu keluar dari ruangan pelatihan, Ethan menarik Seventh bersamanya menuju ke ruang di mana Dylan berada. Ethan kemudian menceritakan apa yang diperlihatkan oleh Sarayu padanya kepada Dylan dan juga tentunya Seventh. Reaksi yang sama dengan reaksi Ethan sebelumnya kemudian diperlihatkan oleh Dylan dan Seventh di akhir penjelasan panjang Ethan.
“Wahhhh. . .” puji Dylan dengan menutup mulutnya sembari memandang ke arah di mana Sarayu memulai pelatihannya dengan Second. “Aku benar-benar tidak menyangka jika gadis dengan pemikiran itu adalah gadis biasa yang hidup dalam kedamaian sementar searuh lebih dari negara-negara di dunia ini sedang berperan.”
“Aku benar-benar terkejut melihat gambaran yang diperlihatkan oleh Sarayu padaku, Dylan. Sama sepertimu, aku benar-benar tidak percaya jika Sarayu hanyalah gadis biasa,” tambah Ethan yang juga melihat ke arah Sarayu yang memulai pelatihannya dengan Second. Ethan menatap Sarayu dari balik kaca tebal yang menghubungkan ruangannya dengan ruangan pelatihan Sarayu. Masih sama seperti sebelumnya, Ethan masih tidak percaya gadis di hadapannya saat ini memiliki pemikiran yang luar biasa. “Lalu bagaimana menurutmu, Dylan? Apakah ketiga benda kita berikan pada Sarayu?”
Dylan menatap ke arah Seventh yang masih tercengang karena penjelasan Ethan. “Bagaimana menurutmu, Seventh? Apa kamu bisa mengopi ketiga benda itu?”
“Bisakah aku melihat gambarnya langsung, bukan dari cerita Tuan Ethan saja, Tuan?” tanya Seventh memastikan.
Dylan kemudian menekan salah satu tombol di ruangannya dan membuat ruangannya terhubung dengan ruangan di mana Forth dan Ninth saat ini sedang bekerja.
“Ya, Tuan Dylan. Apa yang bisa saya bantu?” tanya Ninth dan Forth secara bersama-sama melalui saluran yang terhubung.
“Forth, bisakah kamu mencari informasi dua serial anime ini: Air Gear dan Irregular at Magic School??”
“Tentu, Tuan. Beri saya tiga puluh detik.”
Tepat tiga puluh detik, Forth kemudian menampilkan informasi yang diminta oleh Dylan di monitor di ruangan di mana Dylan, Ethan, dan Seventh berada. Dengan saluran komunikasi yang terhubung, Ninth pun dapat melihat informasi yang sama yang ditampilkan di monitor di mana Dylan, Ethan dan Seventh berada.
“Apa itu?” tanya Ninth terkejut. “Kenapa kita melihat serial anime lawas di saat seperti ini, Tuan Ethan, Tuan Dylan?”
“Kamu lihat sepatu roda itu, Ninth?” tanya Ethan.
“Ya, Tuan.”
“Jika dengan bantuan Seventh yang mengopi benda itu, bisakah kamu membuat benda yang dikopi oleh Seventh bekerja seperti dalam serial anime itu Ninth??” tanya Ethan dengan kepercayaan yang hanya sekitar 10%. Ethan tahu jika teknologi telah berkembang dengan cukup pesat selama perang belum dimulai. Tapi Ethan tahu, dua benda yang diminta oleh Sarayu adalah dua benda yang belum pernah diciptakan secara nyata bahkan dengan teknologi yang sudah maju.
“Aku yakin, aku bisa, Tuan. Benda bisa saya buat. Prinsipnya tidaklah rumit seperti yang Tuan perkirakan,” jawab Ninth dengan penuh keyakinan.
“Lalu bagaimana dengan benda ketiga, Ninth?” tanya Dylan yang sangat penasaran. Di antara ketiga benda yang diminta oleh Sarayu, benda ketiga yang diperlihatkan oleh Forth adalah benda yang menarik perhatian Dylan sebagai peneliti.
“Benda ketiga itu memiliki fungsi yang kompleks itu. Memecah benda menjadi komponen, lalu rekonstruksi, dan terakhir destruksi. Itu cukup sulit, Tuan. Seperti yang kita lihat, dalam serial anime itu tokoh utama menggunakan psion dan sihir sebagai sumber dari kerja benda itu. Tapi di dunia nyata itu sihir dan psion adalah hal yang tidak nyata, Tuan.”
“Bagaimana menurutmu, Dylan?” tanya Ethan kepada sahabatnya yang juga seorang peneliti.
“Aku benar-benar tertarik dengan benda ketiga itu, Ethan. Jujur jika kita bisa membuat benda itu, maka pasukan kita pasti akan mengalami peningkatan yang pesat. Hanya saja konsep benda itu sangatlah kompleks. Aku yang seorang peneliti ini saja, benar-benar berharap jika kita bisa menciptakan benda itu.”
“Tuan Ethan, Tuan Dylan. . .”
Panggilan dari Forth itu berhasil menarik perhatian Dylan, Ethan, Ninth dan Seventh yang merasa mereka telah menemui jalan buntu.
“Ya, Forth,” ucap Ethan. “Apa ada sesuatu yang terpikirkan olehmu untuk membuat benda itu?”
“Karena konsep mist dispersion dan destruksi hampir sama, saya kira kita bisa menyederhanakannya menjadi satu konsep. Karena kedua benda ini adalah permintaan dri Sarayu bagaimana jika cara kerjanya disesuaikan dengan kemampuan Sarayu. Kita bisa menggunakan angin yang dikombinasikan dengan frekuensi suara tertentu. Apakah Ninth bisa memahami konsep yang saya jelaskan?”
Mendengar ide dari Forth, dalam sekejap Ethan, Dylan, dan Ninth menemukan secercah harapan. Senyuman kecil tanda harapan muncul di bibi Ethan, Dylan dan Ninth.
“Kurasa aku bisa memahaminya, Forth.” Setelah mengatakan hal itu, Ninth kemudian melihat ke arah Dylan, Ethan dan Seventh yang berada di ruangan yang sama. “Tuan Dylan, Tuan Ethan. Saya rasa untuk benda kedua dan ketiga, Seventh hanya perlu mengopinya sebagai contoh untuk saya. Setelah mendapatkan contohnya, saya akan mengerjakan konsepnya. Lalu karena benda pertama adalah benda dalam legenda yang memiliki sihir sejak awal, saya tentu tidak akan bisa membuatnya. Tuan bisa meminta Seventh untuk mengopinya. Saya yakin karena konsepnya sederhana, Seventh akan bis mengopinya persis seperti aslinya berserta fungsinya.”
Ethan mengalihkan pandangannya pada Seventh yang berdiri di belakangnya. “Bagaimana menurutmu, Seventh?”
Seventh menyadari kemampuannya yang sedikit terbatas dalam mengopi benda yang diinginkannya. Semua benda memang bisa dikopinya dengan mudah. Hanya saja untuk beberapa benda yang memiliki konsep yang rumit, Seventh bisa mengopi bagian luarnya saja namun tidak memiliki fungsi yang sama persis. Seventh perlu memahami konsep atau cara kerja benda itu sebelum bisa mengopinya dengan sempurna. Karena itulah ketika melihat benda ketiga yang diminta oleh Sarayu, Seventh merasa sedikit ragu karena benda ketiga memiliki konsep yang lebih rumit dari dua benda lainnya.
“Asalkan saya bisa melihat benda aslinya secara langsung, saya rasa saya bisa mengopi benda pertama secara sempurna-sama seperti aslinya, Tuan,” balas Seventh dengan keyakinan di wajahnya.
Sementara itu di belahan lain dunia. . .
“Apa kau sudah menemukan alasan kenapa Aliansi Ingmar datang ke negara kelompok netral?” Knight One yang telah memperkenalkan dirinya sebagai anggota dari Aliansi Arael kini bertanya kepada anggota barunya yang terdiri dari empat orang.
“Negara-negara netral mengirim pesan bantuan kepada Aliansi Ingmar karena ledakan yang telah disebabkan oleh kita, Knight One,” ujar Knight Two.
“Kau yakin hanya itu saja?” tanya Knight One. “Selama ini yang aku tahu, Aliansi Ingmar tidak akan menginjakkan kakinya di kelompok negara netral yang hanya terdiri dari belasan negara itu demi menjaga perdamaian kecil negara-negara berkembang itu. Aku sangat mengenal Ethan, para knight dan aku yakin ada alasan kenapa Ethan yang selalu menjunjung tinggi perdamaian itu melanggar aturannya sendiri dan datang ke kelompok negara netral.”
“Tapi kami tidak bisa menemukan apapun dari rekaman CCTV di kota itu, Knight One,” tambah Knight Three. “Semua rekaman CCTV tentang kedatangan Ethan bersama dengan pasukannya, tidak merekam kedatangan Ethan dan pasukannya. Rasanya seolah semua kamera yang merekam rusak di saat bersamaan dan tidak merekam di saat kedatangan Ethan dan pasukannya.”
Knight One mengetukkan jarinya ke atas meja sembari berpikir beberapa kali. Namun bagaimana pun Knight One memikirkannya, Knight One tidak menemukan jawaban yang tepat untuk situasi yang dihadapinya saat ini. Knight One hanya tahu bahwa Ethan telah membentuk pasukan rahasia di bawah Aliansi Ingmar. Knight One tahu bahwa pasukan yang dibentuk Ethan itu, terdiri dari beberapa orang yang memiliki kemampuan unik yang sama seperti dirinya. Hanya saja. . . setelah beberapa kali mengamati di medan peran, Knight One tahu bahwa beberapa anggota pasukan milik Ethan-musuhnya di masa lalu itu tidak sehebat yang diduganya.
Satu orang pandai menggunakan senjata ganda, satu orang mampu mengobati segala luka dan penyakit dan satu orang lagi adalah orang yang mampu memindahkan orang lain dalam sekejap mata. Dari pengamatannya selama ini, hanya inilah informasi yang didapatkan Knight One tentang Ethan dan pasukan di bawahnya.
“Tuan Knight One.” Knight Five yang baru saja bergabung dengan Aliansi Arael, memberanikan dirinya untuk membuka mulutnya dan memberikan sarannya.
“Ya, Knight Five. Bagaimana menurutmu?” tanya Knight One sembari menatap ke arah Knight Five dengan tatapan saksama.
“Bagaimana jika ada anggota dari Aliansi Ingmar yang sanggup memanipulasi semua teknologi yang berhubungan informasi? Jelas rasanya sedikit aneh, tidak satu pun kamera di kota itu menangkap gambar Ethan dan pasukannya yang datang ke Indonesia. Satu-satunya yang saya pikirkan adalah kemungkinan bahwa ada seseorang yang sanggup memanipulasi seluruh kamera di kota dan tidak menyadari ada satu kamera milik kita yang melewati negara Indonesia dan tidak sengaja merekam kedatangan Ethan dan pasukannya.”
Mendengar jawaban yang diberikan oleh Knight Five, Knight One merasa ide itulah satu-satunya jawaban yang masuk akal untuk situasi yang dihadapinya saat ini.
“Jika ditambahkan dengan kemungkinan itu, maka dengan begini kita sudah tahu ada empat orang dengan kemampuan khusus seperti miliki kita bekerja di bawah Aliansi Ingmar,” celetuk Knight One. Setelah menarik kesimpulan itu, Knight One mengalihkan pandangannya pada Knight Two yang memiliki kemampuan pengendali pikiran dan mampu menghipnotis orang yang dikendalikan pikirannya. “Knight Two.”
“Ya, Knight One. Jika tidak bisa menemukan kamera yang merekam kedatangan Ethan, cukup pergi ke negara Indonesia dan temukan orang-orang yang melihat kedatangan Ethan di negara itu.”
“Baik, Knight One.”
“Knight Five,” panggil Knight One pada Knight Five yang telah sedikit membuktikan dirinya pada Knight One.
“Ya, Tuan.”
“Bantu, Knight Two melakukan tugasnya! Bagaimanapun caranya, aku ingin tahu alasan Ethan menginjakkan kaki di negara itu!”
“Baik, Tuan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments