Di sisi ruangan lain.
Setelah memastikan bahwa tongkat merah tiruan Ruyi Jingu Bang itu berhasil mematuhi beberapa perintahnya, Sarayu kemudian mengambil sepatu roda yang dibawakan oleh Seventh dan memasangnya di kedua kakinya. Setelah kedua sepatu roda itu terpasang, Sarayu kemudian mencoba untuk berjalan normal menggunakan sepatu roda itu.
Tidak butuh waktu lama bagi Sarayu untuk membuat tubuhnya terbiasa dengan sepatu roda di kedua kakinya karena sebelumnya di usia 15 tahun, Sarayu pernah menggunakan skate line miliki saudaranya.
“Berhasil.” Sarayu bergumam kecil melihat tubuhnya yang masih mengingat pengalaman lamanya ketika menggunakan skate line di usia 15 tahun.
Prok. . . prok. . .
Bersamaan dengan keberhasilan kecil dari Sarayu, Seventh dan Second yang berada di ruangan yang sama kemudian memberikan tepuk tangannya pada Sarayu atas keberhasilan kecil yang dibuat oleh Sarayu.
“Terima kasih untuk tepuk tangannya. Sarayu tersenyum kecil sembari membalas tepuk tangan yang diterimanya dari Seventh dan Second. Pandangan Sarayu kemudian teralih ke arah lain ketika melihat Ninth yang memasuki ruangan pelatihannya. “Ninth?”
Mendengar ucapan Sarayu, Second dan Seventh yang tadinya tidak menyadari kedatangan Ninth langsung berbalik dan memandang heran ke arah Ninth.
“Ninth?” ucap Seventh dan Second bersamaan.
“Apa yang membawamu kemari, Ninth?” tambah Seventh.
Tanpa senyuman dan memasang wajah datarnya, Ninth berjalan mendekat ke arah Seventh, Second dan Sarayu. “Aku kemari untuk melihat hasil ciptaanku bersama dengan Forth.”
“Lalu di mana Forth?” tanya Seventh lagi. “Kenapa hanya kau saja yang kemari?”
Ninth melirik ke arah kamera yang merekam seluruh gambar di ruangan pelatihan. “Forth tidak perlu kemari secara langsung, kau tahu itu dengan baik, Seventh? Forth hanya perlu melihat dari kamera dan merekam hasil uji coba yang dilakukan oleh Sarayu.”
“Jika begitu, kenapa kau sendiri kemari? Bukankah kau hanya perlu melihat dari kamera juga?” balas Second bingung.
“Sebagai engineer, perlu bagiku untuk melihat langsung,” Ninth mengangkat satu tangannya dan menunjuk ke mata dan telinganya sendiri secara bergantian. “dan mendengar secara langsung. Dengan begitu, aku bisa melihat dan merasakan bunyi mesin ketika berjalan. Jika ada sesuatu yang tidak beres, aku akan bisa menemukannya hanya dengan melihat cara Sarayu atau mendengar suara mesinnya.”
Seventh dan Second menganggukkan kepalanya seolah mengerti penjelasan dari Ninth tentang pekerjaannya yang cukup rumit. Nyatanya. . . meski menganggukkan kepalanya, Seventh dan Second sebenarnya tidak begitu mengerti dengan pekerjaan Ninth yang rumit.
“Miss Sarayu,” panggil Ninth sembari berjalan mendekat ke arah Sarayu. “Apa kau sudah mencobanya?”
Sarayu menganggukkan kepalanya. “Sudah untuk berjalan normal. Tapi untuk berlari, aku belum mencobanya.”
“Sebelum mencobanya untuk berlari, bisa tolong perlihatkan cara Miss berjalan padaku?” pinta Ninth.
Sarayu melakukan apa yang diminta oleh Ninth padanya dan mulai menunjukkan caranya berjalan menggunakan sepatu roda yang terpasang di kedua kakinya. Tidak lama setelah mencoba berjalan mengelilingi seluruh ruang pelatihan, senyuman kecil muncul di bibir Ninth.
“Bagus. Aku rasa tidak ada masalah untuk berjalan, Miss Sarayu. Sekarang aku akan menjelaskan cara kerja benda itu untuk berlari padamu, Miss. . .” Ninth dengan antusias mulai menjelaskan cara kerja sepatu roda permintaan Sarayu padanya. Seperti pada serial animenya-Air Gear, sepatu roda yang berada di kedua kaki Sarayu saat ini memiliki konsep yang sama. Sepatu roda itu dilengkapi dengan motor mini bertenaga besar yang terpasang di roda belakangnya. Untuk membuat sepatu roda itu berjalan dengan kecepatan tinggi, penggunanya hanya perlu menekan bagian belakang kakinya atau tumitnya sebagai ganti pedal gas. Tekanan tinggi yang diberikan oleh tumit atau bagian belakang kaki, kemudian akan memicu tekanan pada motor mini yang terpasang di bagian belakang dan membuat putarannya semakin kencang.
Sarayu menganggukkan kepalanya, mendengarkan penjelasan panjang dari Ninth untuk dirinya.
“Apa bisa dimengerti, Miss?” tanya Ninth mengakhiri penjelasan panjangnya.
Sarayu menganggukkan kepalanya sementara Seventh dan Second yang juga ikut mendengarkan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak mampu memahami ucapan Ninth.
“Aku mengerti.”
“Kalau Miss sudah mengerti, bisakah Miss mencobanya?” pinta Ninth. “Ah dan satu lagi cara mengerem atau mengurangi kecepatannya, apakah Miss sudah tahu?”
Sarayu yang hendak menekan bagian belakang kakinya kemudian menghentikan niatnya dan memandang ke arah Ninth sembari memiringkan kepalanya. “Ji-jika aku tidak salah memahami konsepnya, maka untuk mengurangi kecepatannya, aku hanya perlu mengurangi tekanan pada bagian belakang kakiku. Apakah itu benar, Ninth?”
Senyuman muncul di bibir Ninth, sementara Seventh dan Second hanya bisa melongo karena terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Sarayu.
“Itu benar, Miss.”
“Ba-bagaimana bisa dia dengan mudah memahami konsep rumit yang baru saja dijelaskan oleh Ninth?” Seventh berbisik pada Second dengan wajah heran dan terkejut.
“Aku juga sama herannya denganmu, Seventh.” Second memandang ke arah Sarayu dengan tatapan kagum dan kemudian teringat file yang pernah ditunjukkan Forth padanya sebelum pelatihannya dengan Sarayu dimulai. “Tapi, Seventh. . .”
“Tapi apa?” bisik Seventh.
“Bu-bukankah tidak aneh jika Sarayu mampu memahami ucapan Ninth dengan mudah?” balas Second masih dengan melihat ke arah Sarayu yang mulai mencoba menggunakan sepatu rodanya untuk berlari seperti perintah Ninth.
“Memangnya ada apa, Second?”
“Di antara kita, Forth, Eight dan Ninth memiliki gelar di bidang engineering. Meski kau bisa mengopi benda apapun, karena gelar yang kamu miliki hanyalah seni. Itu membuatmu berulang kali gagal mengopi benda dengan baik karena tidak memahami konsep atau cara kerjanya. Sementara aku yang bisa memanipulasi waktu, hanya memiliki gelar di bidang ekonomi. . .”
“Kenapa tiba-tiba kau membawa gelar yang bahkan sudah aku lupakan??” sela Seventh dengan wajah kesalnya meski matanya tetap melihat ke arah Sarayu yang berlari tanpa kesulitan menggunakan sepatu roda buatan Ninth. “Apakah itu akan membuat perbedaan antara kita dengan Sarayu yang memahami Ninth dengan cepat?”
“Ada, Seventh.”
Seventh mengalihkan pandangannya dari Sarayu ke arah Second yang berdiri di sampingnya dengan wajah terkejut. “Apa yang membedakan, Second?”
“Sarayu juga memiliki gelar di bidang engineering, Seventh. Itu artinya cara kerja pikiran mereka tidak berbeda jauh. . .”
Seventh yang terkejut dengan ucapan Second kemudian mengalihkan wajahnya lagi dan memandang ke arah Sarayu yang mulai berlari dengan kencang menggunakan sepatu roda miliknya. Tatapan Seventh saat ini benar-benar tidak percaya jika wanita yang selama beberapa waktu ini begitu ingin ditemukan oleh Ethan-ketuanya, nyatanya bukan wanita biasa seperti yang dilihatnya.
Lari Sarayu semakin kencang. Sarayu telah berhasil mengendalikan sepatu roda di kedua kakinya seolah kakinya sendiri. Selama lima putaran yang dilakukannya, Sarayu yang mengikuti perintah Ninth untuk mempercepat atau memperlambat kecepatan larinya, sama sekali tidak memiliki masalah dengan pengendaliannya. Tubuh Sarayu beradaptasi dengan cepat seperti yang diharapkannya.
Sembari berlari menggunakan sepatu roda di kedua kakinya, Sarayu mengingat kembali kenangan semasa mudanya di mana dirinya begitu terpesona dengan serial anime Air Gear. Bagaimana rasanya merasakan angin? Bagaimana rasanya berlari dengan kecepatan tinggi? Gambaran akan pertanyaan itu selalu muncul di dalam benak Sarayu ketika melihat serial anime Air Gear di masa mudanya.
Sarayu tidak akan menyangka jika keinginan kecilnya di masa mudanya kini benar-benar terwujud.
“Ruyi,” teriak Sarayu memanggil tongkat merah tiruan Ruyi Jingu Bang yang berdiri bersandar di dinding ruang pelatihan.
Teriakan Sarayu itu membuat Second, Seventh dan Ninth yang berada di ruangan yang sama dengan Sarayu untuk sejenak terkejut karena tidak mengetahui niat dibalik panggilan itu.
Tongkat merah itu bergerak sendiri ke arah tangan Sarayu yang berada dalam posisi menerima dan setelah memastikan tongkat itu berada dalam genggamannya, Sarayu mulai memberikan perintah yang lain. “. . . memanjang tepat di bagian yang aku tunjuk!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments