Setelah resmi berdiri, Aliansi Ingmar memberikan gedung tersendiri di mana Pasukan Perdamaian Dunia bisa bekerja dengan efektif. Awalnya gedung itu merupakan gedung besar yang terbengkalai selama beberapa tahun lamanya. Namun berkat beberapa kemampuan khusus yang dimiliki oleh beberapa anggota Pasukan Perdamaian Dunia membuat perbaikan gedung itu hanya memakan waktu satu minggu lamanya.
“Bagaimana kamu melakukan itu, Ninth?” Dylan yang terkejut dengan cepatnya waktu perbaikan gedung terbengkalai itu memandang gedung yang tadinya suram kini terlihat berbeda di matanya.
Ninth tersenyum menjawab pertanyaan dari Dylan. “Itu mudah bagiku, Tuan Dylan. Karena semua yang aku sentuh memberikanku informasi setiap benda itu, maka dengan mudah aku membuat peralatan. Lalu aku membuat alat di mana orang itu akan mampu memiliki kemampuanku dengan alat itu dan membuat mereka yang terhubung bekerja dengan otak dan kemampuan yang aku miliki. Dengan begitu seratus orang yang diberikan aliansi bisa bekerja dengan kecepatanku dan memperbaiki gedung ini dalam seminggu.”
“Waaahhh. . .” ujar Seventh dengan mata berbinar. “Itu benar-benar hebat. Strategi yang dibuat oleh Eighth benar-benar luar biasa. Dia baru saja mengenal kita semua dan mampu menggunakan semua kemampuan kita untuk membuatmu bekerja dengan sangat efektif, Ninth.”
“Itu benar,” ujar Ninth sembari menganggukkan kepalanya. “Eighth mengatur strategi untukku dan aku hanya perlu melakukan apa yang dimintanya. Eighth juga meminta Sixth, Fifth, Forth, Third dan First untuk membantuku. Dengan bantuan mereka, seratus orang biasa yang mungkin akan cepat kelelahan dan membutuhkan waktu istirahat untuk bekerja bisa bekerja selama seminggu lamanya tanpa membutuhkan banyak waktu untuk beristirahat.”
“Rasanya di sini. . . hanya aku saja yang tidak berguna,” ujar Seventh dengan sedikit kecewa.
Dylan yang mendengar ucapan bernada kecewa dari Seventh kemudian mendekat ke arah Seventh dan merangkul bahu Seventh. Dylan kemudian memberikan nasihat kepada Seventh. “Tidak ada yang tidak berguna di Pasukan ini, Seventh. Kelak, kau pun juga akan berguna seperti yang lainnya. Hanya saja, ini belum saatnya, Seventh.”
“Terima kasih, Tuan Dylan.”
Setelah puas memandang hasil kerja mereka selama seminggu, Pasukan Perdamaian Dunia mulai bekerja di gedung mereka yang diberi nama Peace. Sesuai dengan kemampuan masing-masing setiap anggota dari Pasukan Perdamaian Dunia mulai bekerja. Ninth mulai membuat peralatan yang mungkin dibutuhkan berdasarkan instruksi dari Eighth dan permintaan rekan-rekannya. Eighth selaku ahli strategi mulai memberikan instruksi ke rekan-rekannya sekaligus mengumpulkan semua informasi musuh bersama dengan Forth. Sixth, Seventh, Fifth, Third dan First berkeliling ke seluruh penjuru dunia di mana perang terjadi dan membantu pasukan Aliansi Ingmar untuk menolong dan menyelamatkan warga sipil. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Sixth yakni manipulasi ruang, First bersama dengan Third, Forth, Fifth dan Seventh dapat berpindah-pindah lokasi perang dalam waktu yang singkat.
Sementara itu Second membantu Ethan bersama dengan Dylan untuk menemukan gadis yang muncul dalam penglihatan Ethan.
“Ingatlah satu perintah ini, teman-teman!” ujar Ethan kepada kelompok First yang melakukan tugasnya di lapangan untuk terjun ke lokasi perang. “Aku ingin kalian menemukan seorang gadis yang mampu mengendalikan angin.”
“Angin??” tanya Seventh.
“Itu benar.”
“Kenapa kita harus menemukan gadis itu, Tuan Ethan?” Kali ini giliran Fifth yang mengajukan pertanyaan kepada Ethan.
“Gadis itu akan menjadi kunci untuk menghentikan perang ini di masa depan. Kalian tahu bahwa aku adalah seseorang yang memiliki kemampuan melihat masa depan dengan mataku bukan?”
First bersama dengan kelompoknya menganggukkan kepalanya, memahami kemampuan khusus milik Ethan atau Zero.
“. . . Dalam penglihatan yang aku lihat, perang ini akan berlanjut ke titik buruk di mana beberapa negara yang masih damai dan tidak memihak akan menjadi korbannya. Nuklir akan jatuh di tengah samudra dan membuat negara netral yang masih damai akan berada dalam bahaya. Gadis itu nantinya akan menjadi penyelamat mereka yang akan melindungi negara-negara itu dalam tragedi nuklir itu. Jadi. . . aku minta kepada kalian, untuk menemukan gadis itu sebelum Alinasi Arael menemukannya dan mungkin membujuknya masuk ke aliansi mereka.”
First yang biasanya tidak banyak bertanya dan selalu menuruti perintah Ethan, kini mengacungkan tangannya dan bertanya kepada Ethan. “Bisakah aku bertanya, Tuan Ethan?”
“Tentu, First. Apa yang ingin kamu tanyakan?”
“Kenapa harus gadis itu? Seperti yang kita lihat sekarang, semua orang yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian Dunia adalah pria. Apakah membuat seorang gadis bergabung dengan kita akan membuatnya menanggung derita yang cukup berat?”
Ethan menganggukkan kepalanya setuju. Dari pertanyaan yang keluar dari mulut First, Ethan dapat dengan jelas melihat kekhawatiran First yang selalu mendahulukan keselamatan dari para wanita dan anak-anak. “Aku tahu itu, First. Aku tahu dengan baik perang bukanlah sesuatu yang bisa dilihat serang gadis biasa. Aku meminta kalian untuk menemukannya adalah untuk memberikan gadis itu pilihan seperti pilihan yang aku berikan kepada kalian semua. Jika pada akhirnya gadis itu menolak pilihan yang sama dengan kalian, maka aku hanya akan membuat gadis itu berada dalam perlindungan kita agar Aliansi Arael tidak menggunakannya untuk kepentingan mereka yang merusak. Apakah itu menjawab kekhawatiranmu, First?”
“Terima kasih telah memberikan jawaban itu, Tuan Ethan. Jika pada akhirnya gadis itu yang memilih sendiri untuk bergabung dengan kita, maka aku akan setuju dengan pilihannya,” ujar First dengan menganggukkan kepalanya.
Selama berbulan-bulan, First bersama dengan kelompoknya pergi ke lokasi perang, selama itu pula pencarian First dan kelompoknya selalu gagal.
“Kami tidak menemukannya, Tuan Ethan.”
Kalimat itu selalu keluar dari mulut First ketika First bersama dengan kelompoknya tiba di markas Pasukan Perdamaian Dunia.
Karena pencarian First dan kelompoknya yang selalu berakhir dengan kegagalan, Dylan tiba-tiba mengeluarkan pendapatnya dan bertanya kepada Ethan sebuah pertanyaan penting yang mengubah jalan pencarian Ethan. “Mungkinkah kita mencari di tempat yang salah, Ethan?”
Ethan menatap Dylan dan tidak lama kemudian memeluk sahabatnya itu. “Kamu memang sahabat terbaikku, Dylan.” Setelah mengatakan itu, Ethan kemudian berlari menuju ke ruangan di mana Forth berada.
“Forth!!!” Ethan berteriak dengan suara kencangnya ketika masuk ke dalam ruangan di mana Forth bekerja dan memantau banyak monitor di ruangannya.
“Ya, Tuan Ethan. Apa yang membawa Tuan datang kemari?” balas Forth dengan wajah terkejut dan heran.
“Berikan aku daftar negara yang masuk ke dalam kelompok negara netral dan negara yang memiliki perbatasan langsung dengan laut atau samudra!”
Forth memainkan keyboard di ruang kerjanya dan memasukkan beberapa formula dalam pencariannya. Hanya dalam waktu beberapa detik setelah Forth memasukkan formulanya, salah satu monitor besar kemudian menampilkan daftar yang diminta oleh Ethan.
“Seperti yang Tuan Ethan minta, di layar itu adalah daftar negara dalam kelompok netral yang memiliki perbatasan langsung dengan laut atau samudra,” ujar Forth sembari menunjuk ke arah layar monitor.
Ethan menatap daftar yang muncul di layar yang ditunjukkan Forth kepadanya. “Jadi. . . seluruh negara dalam kelompok netral memiliki laut dalam perbatasannya, Forth?”
“Itu benar, Tuan.”
“Terima kasih, Forth. Kau sungguh membantu.”
Setelah selesai menghafal seluruh nama negara yang muncul dalam daftar yang diberikan oleh Forth, Ethan kemudian bergegas menuju ke tempat di mana Sixth sedang beristirahat setelah kembali bersama dengan First dan rekan lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments