Mungkinkah?

“Kemana perginya ekspresi kepercayaan dirimu yang berpura - pura tidak tahu?” tanya Naga dingin sambil menodongkan pistol yang membuat Adler ketakutan.

“Ah apa karena aku memegang pistol jadi kamu sadar tidak ada gunanya berbohong lagi?” lanjut Naga dingin yang membuat Adler mundur perlahan.

“Tidak perlu khawatir, ini hanya senjata mainan. Akan aku tunjukan kepadamu.” tambah Naga yang langsung menembakan pistol yang dia pegang.

“Jiwa iblis - kutukan mimpi buruk tak terbatas.” kata Naga ketika peluru gel yang keluar dari pistol mengenai tubuh Adler dan menghilang.

“Hah? Apa kamu sedang bercanda?” tanya Adler penuh percaya diri melihat peluru gel yang mengenai tubuhnya sudah menghilang.

“Tidak, penderitaanmu baru saja dimulai.” jawab Naga yang langsung berjalan pergi meninggalkan Adler.

“Jauh - jauh aku pergi ke Korea hanya bertemu orang Indonesia yang gila? Bodohnya aku malah meladeni pembicaraan orang itu.” gerutu Adler yang langsung berjalan masuk ke dalam mobilnya.

... Ketika Adler menyalakan mobilnya tiba - tiba muncul banyak monster yang menyerang mobil Adler dari berbagai penjuru hingga membuat Adler ketakutan dan mobilnya tidak bisa maju. Adler yang panik berusaha mengambil handphonenya untuk meminta bantuan, tapi ternyata di dalam mobil Adler juga sudah terdapat monster yang langsung menyerang Adler hingga Adler teriak histeris kesakitan dan ketakutan di waktu yang bersamaan. Tidak ada satupun orang disekitar yang mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Adler karena semua yang Adler lihat dan rasakan adalah kutuka mimpi buruk yang diberikan oleh Naga....

“Kamu akan mengalami mimpi buruk selama 12 jam dalam 1 hari sekalipun kamu tidak menutup matamu. Ketakutan, penderitaan, dan kesakitan yang kamu alami membuat kamu tidak mengetahui mana realita dan mana alam mimpi. Kamu akan merasakan penderitaan yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya hingga kamu ingin mati. Namun setiap kali kamu mencoba bunuh diri kutukan ini akan membuat bunuh dirimu hanyalah sebuah mimpi buruk dan memberikan penderitaan yang jauh lebih mengerikan setelahnya.” jelas Naga sambil berjalan pulang.

... Setelah memberi Adler kutukan Naga langsung memburu para pegawai negeri yang terlibat menutupi kasus Ocean Blue berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh Ringgo. Dari mulai para pegawai yang bertugas di lapangan hingga para pejabat yang berkuasa Naga datangi dan berikan kutukan mulai dari penyakit yang tidak bisa disembuhkan, mimpi buruk yang membuat orang gila, hingga menjebak pelaku dalam dunia ilusi. Hal ini membuat gempar seluruh negeri karena para pegawai negeri yang terlibat dalam menutupi kasus Ocean Blue juga Ringgo ekspose ke publik hingga mereka mulai berjatuhan dari posisi mereka termasuk perusahaan Ocean Pharmatical yang perlahan tapi pasti menghadapi kehancuran....

... Para keluarga korban tersenyum lega karena kebenaran yang ditutupi oleh kekuasaan dan uang akhirnya terungkap juga. Hilda, Tora, Maya, Nana, dan Nara tersenyum puas karena perjuangan mereka terbayar lunas untuk mengungkap kebenaran tentang kasus Ocean Blue. Untuk merayakan hal ini Nara berinisiatif untuk mengadakan makan bersama di rumah Nara yang mengundang Tora, Mara, Ringgo, Hilda, dan Naga....

“Selamat siang pak Ringgo!” sapa Nara ramah ketika Ringgo menerima panggilan telepon darinya.

“Selamat siang Nara, ada apa?” tanya Ringgo ramah.

“Sabtu ini bapak sudah ada acarakah?” tanya balik Nara penuh harap.

“Kebetulan belum, ada apa Nara?” tanya Ringgo kembali.

“Aku ingin mengadakan acara makan malam bersama di rumahku pak. Tora, Maya, dan Hilda sudah konfirmasi bisa, aku harap bapak juga bisa ikut gabung bersama kami.” jawab Nara ramah penuh harap.

“Bisa akan saya agendakan.” jawab Ringgo ramah.

“Terima kasih pak Ringgo. Hoo iya pak kalau boleh minta tolong, tolong ajak Naga juga pak Ringgo!” pinta Nara ramah.

“Baik akan saya infokan kepada Naga, Nara.” jawab Ringgo yang menutupi keraguannya.

“Terima kasih pak.” kata Nara sambil tersenyum.

“Terima kasih kembali Nara.” jawab Ringgo yang mengakhiri panggilan dari Nara.

... Sabtu malampun tiba, Tora, Hilda, beserta Maya yang sudah tiba di rumah Nara langsung membantu Nara dan Nana mempersiapkan acara makan bersama. Mulai dari menyiapkan pemanggang daging, memotong buah - buahan hingga menyiapkan minuman untuk mereka semua. Tidak lama setelah itu Ringgo juga tiba di rumah Nara....

“Ting nong!” suara bel berbunyi yang membuat Nana langsung berjalan ke pintu masuk dan membukanya.

“Selamat datang pak Ringgo.” sapa Nana ramah.

“Malam Nana.” balas Ringgo sambil tersenyum ramah.

“Silahkan masuk Pak!” ajak Nana ramah yang membuat Ringgo langsung berjalan ke taman belakang rumah Nara diikuti oleh Nana.

“Pak Ringgo!” sapa Maya, Tora, Hilda, dan Nara penuh hormat.

“Malam semuanya.” balas Ringgo sambil tersenyum melihat ke arah mereka satu persatu secara bergiliran.

“Ting nong.” suara bel kembali berbunyi.

“Biar kakak yang bukain Na.” kata Nara sambil tersenyum manis ketika melihat Nana sedang mulai memanggang daging bersama Tora.

“Selamat datang Naga.” sapa Nara sambil tersenyum ramah yang dijawab Naga hanya dengan anggukan kikuk.

“Aku membeli ini, semoga kalian suka dan cukup untuk semuanya.” kata Naga sambil memberikan sebuah kresek.

“Wah ini akan membuat makan malam kita semakin nikmat.” jawab Nara yang tersenyum senang setelah melihat isi kresek yang diberikan Naga.

“Ayo masuk Ga!” ajak Nara ramah yang langsung berjalan kembali ke halaman belakang diikuti oleh Naga.

“Wah kamu benar - benar datang.” kata Ringgo yang tidak percaya melihat Naga dan membuat Nara tersenyum.

“Berisik.” jawab Naga dingin.

“Luar biasa, waktu Nara memintaku untuk mengajakmu sebenarnya aku berpikir bahwa kamu tidak akan datang tapi aku tidak mengatakan hal itu kepada Nara karena khawatir membuat Nara kecewa. Jadi aku tetap menghubungi dan mengajakmu dan ternyata kamu benar - benar datang, ini sebuah kejutan besar.” kata Ringgo sambil tersenyum senang menatap Naga.

“Apakah usia telah membuatmu jadi banyak berbicara?” tanya Naga dingin.

“Mungkin, tapi aku senang melihatmu datang Naga.” jawab Ringgo sambil tersenyum bahagia melihat Naga.

“Silahkan duduk Naga!” kata Nara mempersilahkan sambil tersenyum ramah yang membuat Naga duduk di sebelah Ringgo.

“Apa kamu sudah mengajak adikmu jalan - jalan?” tanya Ringgo.

“Besok aku baru akan menemui adikku.” jawab Naga dingin.

“Lain waktu kalau kita buat acara seperti ini lagi kamu ajak saja adikmu juga Naga.” kata Nara ramah yang dijawab anggukan oleh Naga.

“Adik mas Naga usianya sekarang berapa tahun?” tanya Nana penasaran sambil memanggang daging bersama Tora dan Nara.

“Tahun ini akan 15 tahun.” jawab Naga sambil melihat ke arah Nana.

“Bagaimana perjalananmu ke Korea Selatan? Apa kamu bertemu dengan Mira?” tanya Ringgo penasaran.

“Aku pergi kesana untuk menemui wanita bernama Adler bukan Mira.” jawab Naga ketus dingin.

“Tidak ada salahnya kamu mengunjungi teman lama, lagipula jika sesuatu terjadi kepadamu disana mereka pasti akan membantumu dan berpihak padamu.” saran Ringgo sambil tersenyum tipis dan meneguk sedikit minuman.

“Siapa Mira? Pacarnya Naga?” tanya Tora kepada Maya dengan sedikit berbisik berpikir tidak terdengar oleh Naga namun terdengar oleh Nara.

“Seorang wanita yang membantai seluruh keluarganya.” jawab Maya sedikit berbisik yang mengira suaranya cukup kecil sehingga tidak akan terdengar oleh Naga.

“Aku juga akan melakukan hal yang sama jika seluruh keluargaku memaksa saudara kandungku untuk mati dan berusaha membunuhku.” jawab Naga yang langsung menatap Maya dengan sinis yang membuat semua orang terkejut.

“Ah Naga, Naga tolong maafkan Maya untuk hal satu ini. Informasi tentang keluarga Lim sudah dianggap tidak ada, jadi tidak ada informasi yang diterima oleh pengguna kutukan 1 - 3 tahun terakhir tentang keluarga Lim.” pinta Ringgo canggung.

“Bukan karena kebencian atau amarah yang membuat kita bisa melakukan tindakan diluar batas, tapi karena cinta dan kasih sayang kita kepada seseorang. Cinta dan kasih sayang itu memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari kebencian dan amarah, betulkan Naga?” tanya Nara mengkonfirmasi sambil tersenyum manis menatap Naga yang membuat Nana langsung menatap kakaknya sambil tersenyum menggoda.

“Ada apa?” tanya Nara saat melihat Nana tersenyum ke arahnya dengan kode gerakan bibir yang dijawab gelengan kepala oleh Nana sambil tersenyum.

... Mendengar hal itu Naga hanya terdiam membisu sambil menatap Nara begitu dalam. Perkataan Nara mengingatkannya kepada perkataan Yuri yang hampir sama seperti yang baru saja dikatakan Nara ketika Naga yang sedang marah dan membenci orang - orang yang melukai dirinya beserta kakaknya. Perkataan Nara tadi juga membuat hati Naga merasa tenang dan nyaman sehingga amarah yang terpicu karena perkataan Maya sebelumnya langsung hilang begitu saja....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!