... Keesokan paginya Nana dan semua teman - teman mahasiswanya pulang ke rumah masing - masing setelah menyelesaikan program pengabdian masyarakat selama kurang lebih 1 bulan lamanya di desa Sukamanah. Sejak awal mereka diminta untuk mengabaikan Naga, sehingga tidak ada satupun dari mereka yang mengkonfirmasi kejadian kemarin malam dan Arkan dengan santai tanpa merasa bersalah membawa salah satu batu berwarna pulang bersamanya. Raja roh gunung yang mengetahui pelakunya meminta beberapa roh gunung untuk memberi pelajaran kepada si pelaku pencuri batu berwarna sekaligus membawa kembali batu berwarna tersebut....
... Tidak lama setelah para mahasiswa pergi seluruh penduduk desa kembali ke aktivitas rutin mereka, begitupun dengan Naga yang hendak mengambil beberapa buah - buahan di hutan beserta tumbuhan yang dia perlukan. Saat Naga sedang berjalan menuju hutan, Naga bertemu dengan 5 roh gunung yang hendak mengambil batu berwarna mereka kembali....
“Bukankah kita telah sepakat untuk tidak saling ikut campur urusan masing - masing tuan Naga?” tanya Furion sang pemimpin tim roh gunung penuh hormat.
“Aku tidak ada urusan dengan kalian, aku hanya ingin mengambil beberapa buah - buahan dan tumbuhan yang aku perlukan di hutan.” jawab Naga tegas dengan tatapan tajam.
“Maaf atas kesalah pahaman saya, silahkan tuan Naga.” kata Furion sambil memberi kode kepada timnya untuk memberi jalan bagi Naga.
... Naga dan kelima roh gunung melanjutkan perjalanan mereka masing - masing. Kelima roh gunung langsung membuat langit desa Sukamanah menjadi gelap ditutupi awan hujan dan tidak lama kemudian turun hujan lebat disertai angin kencang. Tidak berhenti sampai disitu, kelima roh gunung ini membuat badai petir yang membuat beberapa pohon roboh hingga mengenai rumah penduduk desa. Para penduduk yang rumahnya roboh karena tertimpa pohon ataupun terkena badai segera mengungsi ke balai desa berharap hujan segera mereda....
... Sudah lebih dari 2 jam hujan lebat disertai badai tak kunjung reda membuat pak kepala desa sadar ada sesuatu dibalik semua kejadian ini. Kepala desa segera datang ke balai desa menembus hujan dan membunyikan kentongan untuk memanggil para petinggi desa. Tidak lama kemudian para petinggi desa beserta dukun desa sudah berkumpul di balai desa setelah menembus derasnya hujan badai....
“Pak dukun apakah kamu mengetahui apa yang sedang terjadi kepada desa ini? Hujan ini tampak tidak normal dan sudah lebih dari 2 jam tidak kunjung reda.” tanya kepala desa ramah penuh harap.
“Saat baru 1 jam aku juga merasakan hal tersebut, lalu aku mencoba berkomunikasi dengan raja roh gunung, tapi tidak ada tanggapan seolah raja roh gunung sedang murka.” jawab sang dukun cemas.
“Apa ada diantara kalian yang tahu apa yang terjadi? Atau ada yang melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan berdasarkan tradisi desa?” tanya kepala desa kepada semua petinggi desa sambil melihat mereka secara bergantian.
... Belum mereka menjawab petir besar menyambar pintu balai desa hingga hancur dan kelima roh gunung yang dipimpin Furion menampakan diri dengan wujud monsternya. Naga yang baru kembali dari hutan melihat seluruh desa diguyur hujan lebat dan badai, sadar bahwa itu ulah dari para roh gunung membuatnya langsung berlari untuk menemui mereka. Pak kepala desa didampingi oleh dukun dan para petinggi desa berjalan keluar secara perlahan untuk menemui para roh gunung yang murka. Tiba - tiba Naga berlari ke tengah - tengah antara petinggi desa dan para roh gunung....
“Ada perlu apa anda datang kemari tuan Naga?” tanya Furion dengan suara mencekam penuh hormat.
“Aku datang untuk menyelamatkan kepala desa beserta keluarganya.” jawab Naga tegas dengan tatapan tajam.
“Baiklah.” jawab Furion dengan suara mencekam lalu meminta roh gunung yang lain untuk menghentikan hujan di area rumah kepala desa.
“Silahkan tuan Naga, kami tidak akan mengusik kepala desa beserta keluarganya.” kata Furion mempersilahkan yang membuat Naga melihat ke arah kepala desa.
“Ah menyebalkan.” protes Naga yang paham bahwa kepala desa ingin menyelamatkan semua penduduk desa Sukamanah.
“Bukankah kalian tahu bahwa penduduk desa tidak ada hubungannya dengan pencuri batu berwarna kalian?” tanya Naga lantang.
... Kelima roh gunung menyalahkan penduduk desa yang tidak benar dalam menjaga para mahasiswa hingga salah satu dari mereka berhasil mencuri batu berwarna dari tempat sakral. Para roh gunung juga mengetahui bahwa penduduk desa menganggap Naga sebagai orang gila yang membuatnya dikucilkan kecuali oleh keluarga dari kepala desa sehingga peringatan Naga kemarin malam tidak ada yang mengubrisnya sama sekali. Hal itu membuat kelima roh gunung ini kebingungan penuh tanya melihat Naga yang berdiri dihadapan mereka berusaha membela para penduduk desa yang telah mengucilkannya...
“Apakah anda mau berdiri membela mereka yang menganggap anda gila tuan Naga?” tanya Furion dengan suara mencekam penuh hormat.
“Ya itu memang menyebalkan, tapi melihat kalian berbuat seenaknya padahal kalian tahu siapa pelaku sebenarnya itu jauh lebih menyebalkan.” jawab Naga tegas dengan tatapan tajam.
“Jiwa Iblis!” panggil Naga yang seketika muncul sesosok kepala Iblis di sisi kiri dekat kepala Naga yang membuat para roh gunung ketakutan melihatnya.
“Apakah ini perintah dari raja kalian?” tanya Naga sambil perlahan tangan kanannya hendak menyentuh wajah iblis yang ada di sisi kirinya.
“Kami mengerti tuan Naga.” jawab Furion yang mengubah dirinya sendiri beserta roh gunung lainnya kembali menjadi wujud bangsa elf dan peri.
“Kami akan memburu pelaku sebenarnya tuan Naga.” lanjut Furion sambil mengangguk hormat kepada Naga diikuti roh gunung lainnya dan langsung pergi untuk mengejar Arkan dan membawa batu berwarnanya kembali.
... Melihat para roh gunung yang sudah menghentikan hujan buatan mereka dan pergi mengejar Arkan membuat Naga menghilangkan sosok iblis di sisi kirinya dan langsung berjalan pulang menuju rumahnya tanpa banyak bicara. Kejadian tersebut sontak membuat seluruh penduduk desa Sukamanah terkejut melihat kemampuan Naga dan para roh gunung yang begitu menghormati Naga. Mereka hanya bisa terdiam tertunduk malu atas apa yang telah mereka lakukan selama ini kepada Naga....
“Naga!” panggil kepala desa yang menghentikan langkahnya.
“Terima kasih telah meluruskan kesalah pahaman ini.” kata kepala desa ramah yang membuat Naga menoleh ke arahnya dan mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya kembali.
“Pak kades, apa pak kades mengetahui kemampuan Naga?” tanya sang dukun setelah Naga jauh pergi dengan tangan yang masih gemetar.
...Kemudian kepala desa mulai menceritakan tentang Naga yang dulu pak kades kenal karena dia mengenal kedua orang tua Naga. Saat itu Naga berusia lima tahun ketika kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Sejak saat itu kakak perempuan Naga yang merawat dan membesarkannya, tapi ketika Naga SMP kakaknya juga meninggal. Semua rasa sakit, penderitaan, kebencian, kemarahan, dan keputus asaannya berubah menjadi sosok yang Naga panggil sebagai jiwa iblis....
...Dulu jiwa iblis itu memiliki sifat protektif seperti mendiang kakaknya Naga, sehingga jiwa iblis tersebut akan bergerak sendirinya ketika Naga dalam bahaya. Sadar akan hal itu, Naga mengasingkan dirinya agar orang lain tidak terkena dampak dari jiwa iblis milik Naga yang terkadang berpikir bahwa Naga sedang dalam bahaya. Saat ini Naga sudah bisa mengontrol penuh sosok jiwa iblis tersebut, sehingga sosok jiwa iblis tersebut akan muncul dan beraksi ketika Naga memintanya....
...Naga memiliki karakter yang tidak peduli apa pendapat orang lain, hal itu membuat dia juga jadi tidak peduli dengan orang - orang disekitarnya. Namun hal itu juga yang membuat Naga tidak pernah menggunakan kekuatannya untuk menunjukan kekuasaan yang dia miliki. Salah satu pesan mendiang kakaknya adalah agar Naga mau membantu orang - orang disekitarnya dengan kemampuan yang dimilikinya dimana saat itu kemampuan jiwa iblis belum ada. Pesan kakaknya itu yang membuat Naga akan bertindak ketika sesuatu terjadi berhubungan dengan roh ataupun kutukan seperti yang baru saja terjadi....
“Apa pak kades tahu seberapa besar kekuatan Naga?” tanya sang dukun penasaran.
“Aku tidak tahu dan aku belum pernah melihatnya.” jawab kepala desa ramah.
“Aku pernah berkomunikasi dan bertemu dengan raja roh gunung, tapi ini pertama kalinya aku merasakan energi sebesar milik Naga sampai membuatku gemetar ketakutan.” jawab sang dukun yang masih tak menyangka.
“Mungkin karena itu raja roh gunung desa kita menghormati Naga. Dia tidak pernah menggunakan kekuatannya untuk menindas atau sekedar untuk mendapat pengakuan dari orang lain. Dia hanya menggunakan kekuatannya ketika dia disakiti oleh orang lain yang juga merupakan salah satu janji dengan mendiang kakaknya.” kata kepala desa sambil tersenyum ramah melihat seluruh penduduk desa yang ada di balai desa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments