Naga

“Berbicara tentang seorang ayah yang mencari putrinya, mungkin direktur Sudirman bisa membantu kita untuk mengetahui siapa orang tersebut. Kemarin direktur Sudirman tiba - tiba datang menemuiku dan bertanya kepadaku tentang jaksa yang bisa aku percaya. Dia minta aku mengatur pertemuan diantara dia dengan pak Ringgo, Maya, dan Tora untuk memberikan semua informasi yang mungkin ada hubungannya dengan kasus ini.” kata Nara penuh antusias.

“Itu pasti akan sangat membantu Nara, bisakah kita bertemu dengan direktur Sudirman besok jam 10 pagi di kantormu? Karena sepertinya hari ini kita harus fokus menyelamatkan direktur Rio jika ancaman yang disampaikan pelaku benar adanya.” pinta Ringgo ramah.

“Tentu pak Ringgo, saya akn langsung

menghubungi direktur Sudirman.” jawab Nara yang langsung mengeluarkan handphonenya untuk menghubungi direktur Sudirman.

“Sebagai informasi teknik kutukan mayat hidup memerlukan media tanah dari makan seseorang yang ingin dihidupkan kembali jadi aku meminta Maya untuk memeriksa beberapa tempat yang mungkin berhubungan dengan Ocean Pharmatical.” kata Sudirman sambil mempersilahkan Maya untuk menyampaikan hasil temuannya.

“Kami memeriksa setiap aset gedung yang dimiliki oleh Ocean Pharmatical dan kami menemukan ada 3 gedung terbengkalai atas nama Ocean Pharmatical yang mungkin di gunakan pelaku untuk melakukan ritual kutukan mayat hidup berdasarkan ketentuan ritual tersebut. Ini ketiga gedung yang kami curigai jadi tempat persembunyian si pelaku sekaligus tempat dia melakukan ritual kutukan mayat hidup.” kata Maya sambil menunjukan gambar 3 gedung terbengkalai kepada semuanya.

“Kalau begitu kita harus segera mengunjungi ketiga gedung tersebut untuk memeriksanya.” usul Tora penuh semangat.

“Itu tidak perlu Tora, Naga bisakah kamu menemukannya?” tanya Ringgo sambil tersenyum penuh harap.

“Tentu.” jawab Naga yang langsung mengambil device milik Maya.

“Noona Yuri!” panggil Naga dan tiba - tiba muncul sebuah asap ungu kehitaman di samping kiri kepala Naga.

“Naga!” panggil sosok yang muncul dari balik asap tersebut yang tampak seperti sebuah kepala monster yang sangat mengerikan dengan suara yang mencekam.

“Bolehkah Noona menunjukan dimana tempat yang memiliki energi kutukan?” tanya Naga sambil memperlihatkan gambar 3 gedung kepada sosok yang muncul dari balik asap di samping kiri kepala Naga.

... Asap dari sosok tersebut langsung bergerak ke gambar gedung yang paling kiri dan tengah. Hal ini menunjukan bahwa kedua gedung tersebut memiliki energi kutukan dan mengindikasikan bahwa si pelaku berada di salah satu gedung tersebut....

“Terima kasih Noona.” kata Naga sambil tersenyum melihat sosok tersebut.

“Naga!” kata sosok tersebut dengan suara mencekam lalu menghilang.

“Sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum Naga.” kata Ringgo yang tersenyum senang sambil melihat ke arah Naga.

“Berisik.” jawab Naga dingin dengan tatapan tajam.

“Dia benar - benar mempersiapkan semua ini dengan matang, dia bahkan mengirimkan sejumlah mayat hidup ke gedung lain untuk memanipulasi keberadaannya sendiri. Aku akan mengurusnya sendirian dan akan aku selesaikan dengan caraku sendiri.” lanjut Naga penuh tekad.

“Cara bicaramu masih belum berubah ya Naga, kamu berbicara selayaknya orang egois dan tidak peduli kepada orang - orang disekitarmu untuk menutupi besarnya rasa peduli dan perhatianmu kepada orang - orang disekitarmu.” kata Ringgo sambil tersenyum ramah melihat ke arah Naga.

“Berhenti berbicara omong kosong.” jawab Naga dingin sambil menatap Ringgo dengan tatapan tajam.

“Baiklah aku serahkan pelaku kepadamu di kedua gedung tersebut dan aku akan pastikan tidak ada satupun orang yang akan berada di dekatmu saat kamu menyerang pelaku. Agar kamu tidak perlu khawatir kekuatanmu melukai atau bahkan membunuh salah satu dari mereka.” jawab Ringgo sambil tersenyum bangga.

“Tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan bukan? Aku akan pergi.” kata Naga yang langsung berjalan pergi.

“Terima kasih Naga atas kerja samanya.” kata Ringgo mekipun diabaikan oleh Naga.

“Bagaimana pendapatmu Nara?” tanya Ringgo tiba - tiba.

“Tentang apa pak Ringgo?” tanya Nara kikuk kebingungan.

“Tentang Naga sebagai seorang psikiater.” jawab Ringgo sambil melihat ke arah Nara.

“Sejujurnya ini pertama kali aku melihat seorang laki - laki yang memiliki karakter seperti Naga. Keputus asaan, kebencian, marah, menderita dan kehampaan tapi dia tidak mengalami depresi atau bahkan stress terhadap hal tersebut. Melihat karakter Naga ibarat kita sedang melihat sebuah lukisan abstrak, sulit untuk ditebak.” jawab Nara ramah penuh percaya diri.

“Ya begitulah Naga, aku tidak akan meminta kalian pengertian kalian untuk Naga, tapi aku harap kalian tidak memasukan ke dalam hati setiap perkataan ataupun perbuatan Naga yang kalian lihat. Itu juga untuk kebaikan kalian, betulkan Nara?” kata Ringgo sambil melihat semua orang secara bergiliran.

“Baik pak Ringgo.” jawab mereka kompak.

“Pak Ringgo apakah kita melakukan pertemuan kali ini juga karena mas Naga?” tanya Nana penasaran.

“Ya, seperti yang Naga bilang dia tidak bisa menolak ajakanku tapi dia tidak akan datang dengan damai. Terlebih saat dia tahu aku mengajak kalian juga untuk bertemu, bagi Naga itu seperti aku mengajak bertarung sambil membawa kelemahan dia.” jawab Ringgo sambil tersenyum ramah.

“Kelemahan mas Naga?” tanya Nana kebingungan.

“Ya, dia tahu bahwa aku tahu kalau dia tidak akan mengeluarkan kekuatan maksimalnya jika ada manusia seperti kalian bertiga. Air terjun Wai Meran juga dekat dengan gunung Ile Kururu rumah dari salah satu keluarga penguasa ilmu kutukan terbaik di dunia. Seolah - olah aku membuat perangkap untuk Naga, karena jika aku harus bertarung satu lawan satu dengan Naga besar kemungkinan aku tewas ditangannya, tapi jika aku bersama 2 orang tetua dari keluarga Zuru ada kemungkinan kami bisa menang dari Naga.” jawab Ringgo yang membuat Maya terkejut.

“Benarkah Naga jauh lebih kuat dari anda pak Ringgo?” tanya Maya memastikan.

“Ya dia jauh lebih kuat dariku dan terus bertambah kuat, ditempat ini juga daya serang Naga akan dia batasi karena dia tidak ingin serangannya bisa mengarah ke adik angkatnya yang berada di rumah keluarga Zuru.” lanjut Ringgo.

“Adik angkatnya ada di rumah keluarga Zuru, apa itu artinya adik angkatnya mas Naga semacam disandera?” tanya Nana memastikan.

“Tidak, adiknya tinggal bersama keluarga Zuru atas kesepatakan kami bersama Naga. Adik angkat Naga juga memiliki kekuatan kutukan yang sangat besar dan bisa berbahaya di kehidupan sosial. Seperti yang kukatakan barusan, Naga bersikap egois dan tidak peduli kepada orang lain hanya untuk menutupi besarnya rasa kepedulian dia terhadap orang lain, itu juga yang jadi alasan dia tinggal di desa Sukamanah. Di desa tersebut ada sebuah gunung yang terhubung dengan cincin api dunia dan gunung tersebut saling terhubung dengan energi yang sangat besar. Jika ada ancaman dari energi kutukan secara global Naga bisa mengetahui dan bergegas untuk menghentikan hal tersebut.” jawab Ringgo sambil melihat ke arah Nana.

“Itu juga salah satu janjinya dengan mendiang kakaknya, agar menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan manusia dari energi kutukan yang membahayakan. Jika sesuatu terjadi Naga tidak mungkin bersama dengan adik angkatnya, oleh karena itu dia menitipkan adik angkatnya di keluarga Zuru.” lanjut Ringgo.

“Naga benar - benar menerapkan teori apa yang kita tanam, itu yang kita petik. Dia bersikap egois, tidak peduli kepada lingkungan sekitarnya, dan tidak mau berbaur dengan orang lain, agar orang lain juga melakukan hal yang sama padanya. Dengan begitu jika sesuatu terjadi tidak akan ada orang lain yang dalam bahaya karena Naga dan Naga bisa fokus menghentikan hal buruk terjadi dengan kekuatannya.” kata Nara sambil memikirkan kehidupan yang dijalani Naga dengan tatapan iba.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!