7 Kutukan

7 Kutukan

Pengabdian Masyarakat

... Seorang manager dari perusahaan farmasi Ocean Pharmatical baru tiba di rumahnya, namun dia terkejut karena menemukan beberapa benda yang baru saja digunakan seperti ada seseorang yang belum lama masuk. Dia langsung mengambil sebuah tongkat dan mengendap - endap mencari seorang penyusup yang mungkin masih berada di dalam rumahnya. Setelah mencari di setiap sudut rumahnya dia tidak menemukan siapapun yang berada di dalam dan akhirnya menyalakan semua lampu yang ada di rumahnya lalu terduduk di depan tv miliknya....

... Alangkah terkejut saat dia melihat sesosok makhluk yang terpantul pada layar tv yang masih mati dan sosok tersebut langsung mencekik manager tersebut dari belakang. Sang manager berusaha melawan balik untuk melepaskan diri dari cekikan makhluk tersebut, namun cekikan makhluk tersebut begitu kuat hingga membuat leher sang manager patah dan tewas seketika. Setelah membunuh sang manager makhluk tersebut berjalan perlahan menuju pintu keluar sambil sempoyongan. Belum tiba dipintu makhluk tersebut langsung tersungkur ambruk dan mengalami pelapukan selayaknya tanah kering yang terkikis....

...

... Naga yang baru pulang dari berkunjung kepada adik angkatnya di rumah keluarga angkat adiknya berjalan sendirian pada jam 10 malam menuju stasiun kereta api. Ditengah jalan ada 2 orang pria yang salah satunya tidak sengaja menabrak Naga, namun Naga tidak menghiraukannya dan melanjutkan perjalanannya. Akan tetapi si pria yang menabrak, merasa Naga yang menabraknya dan membuat dia tersinggung karena Naga menghiraukan hal tersebut....

“Heh!” teriak si pria tersebut sambil menarik Naga hingga membuat Naga melihat ke arah sang pria dengan terpaksa.

“Kalau jalan perhatiin ke depan dong, main nabrak - nabrak orang aja.” lanjut si pria yang kesal membentak Naga.

... Naga tidak menghiraukannya sama sekali dan malah berbalik melanjutkan perjalanannya. Hal itu membuat si pria semakin marah dan langsung mendorong Naga hingga tersungkur. Saat si pria itu hendak menghampiri Naga teman yang bersamanya berusaha menahan pria tersebut agar berhenti....

“Jiwa iblis - kutukan perkataan.” kata Naga perlahan yang seketika muncul sesosok kepala monster di samping kiri kepala Naga.

... Naga menempelkan tangan kanannya kepada kepala monster tersebut dan menariknya membuat monster tersebut berubah bentuk menjadi megaphone kecil dengan ukiran aneh disebelah kanan dan kiri atas gagangnya. Setelah memegang megaphone tersebut Naga langsung berdiri dan menatap kedua pria yang ada dihadapannya dengan tatapan dingin....

“Terbakarlah!” kata Naga yang membuat si pria pendorong Naga merasakan panas dalam tubuhnya dan seketika seluruh tubuhnya terbakar oleh api yang membara.

... Temannya yang melihat hal tersebut langsung tersungkur mundur sambil menatap Naga penuh ketakutan dan tidak percaya melihat temannya yang terbakar. “Terbakarlah!” lanjut Naga sambil melihat teman dari pria yang mendorongnya dengan tatapan tanpa belas kasihan dan membuat pria tersebut juga terbakar hidup - hidup dengan api yang membara....

... Jerit kesakitan dari kedua pria yang dibakar hidup - hidup membuat orang - orang yang sudah bersiap untuk istirahat keluar rumahnya dan memeriksa keadaan. Masyarakat yang melihat kedua pria nahas tersebut berusaha menyelamatkan mereka, tapi tidak ada satupun dari mereka yang bisa menyelamatkan kedua orang tersebut yang terbakar hingga tewas. Sebelum masyarakat setempat keluar untuk membantu 2 pria yang terbakar tersebut, Naga sudah pergi melanjutkan perjalanan pulangnya....

... Di desa Sukamanah tempat Naga tinggal rutin setiap tahunnya dikunjungi oleh sekelompok mahasiswa dari salah satu universitas negeri terbaik dari kota terdekat untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Malam ketika Naga pulang adalah malam pertama dari kelompok mahasiswa tahun ini yang mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat sehingga balai desa pada malam itu ramai dipenuhi sekelompok mahasiswa dan masyarakat desa untuk mengadakan acara penyambutan. Naga yang tidak memperdulikan hal tersebut terus berjalan menuju rumahnya tanpa menghiraukan keramaain yang berada di balai desa....

“Kalian kalau ketemu orang itu selama berada disini ataupun orang itu ngomong sesuatu sama kalian, tolong abaikan aja ya.” kata sekertaris desa sambil menunjuk Naga yang sedang berjalan pulang.

“Memangnya kenapa Pak?” tanya Nana penasaran.

“Sepertinya dia mengalami gangguan jiwa, beberapa masyarakat pernah ngeliat dia ngomong sendirian. Terlebih dia juga selalu menyendiri dan gak pernah bergaul dengan masyarakat disini sejak kedatangannya jadi kami juga membiarkan dia sendirian aja. Hanya pak kepala desa yang menyapa dan mengobrol dengannya dan kata kepada desa dia gak berbahaya makanya dia tetap tinggal di desa kami.” jawab sekertaris desa.

“Tapi bukankah kalau memang benar masnya mengalami gangguan jiwa perlu adanya pemeriksaan rutin ya pak?” tanya Nana mengkonfirmasi.

“Iya pak kepala desa suka berkunjung ke rumahnya secara berkala. Kata pak kades sih dia gak sakit jiwa dan gak apa - apa, jadi biarin aja orang tersebut hidup dengan kehidupannya gak perlu diusik.” jawab sekertaris desa.

“Hoo gitu, kalau boleh tau namanya siapa pak?” tanya Nana penasaran.

“Namanya Naga.” jawab sekertaris desa.

“Tinggalnya dimana pak mas Naga?” tanya Nana kembali.

“Itu rumah yang ada di atas bukit keliatan dari sini.” jawab sekertaris desa sambil menunjuk rumah Naga yang berdiri sendirian terpisah dari masyarakat desa.

“Hoo rumah yang sendirian di atas bukit itu pak?” tanya Arkan mengkonfirmasi ketika dia teringat dengan rumah yang dia lihat pada siang hari di atas bukit.

“Iya betul itu.” jawab sekertaris desa.

... Naga yang sedang berjalan pulang merasakan sosok selain manusia yang berada di tengah perkumpulan mahasiswa dan masyarakat desa. Hal itu membuat Naga melihat ke arah balai desa dan terlihat sesosok roh pria yang berada di atas Nana sedang memandanginya penuh kewaspadaan. Tampaknya roh pria yang berada di atas Naga tahu apa yang bisa Naga lakukan sehingga dia terus memperhatikan Naga dengan penuh kewaspadaan. Naga yang tidak peduli akan hal itu kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju rumahnya di atas bukit....

... Seluruh mahasiswa yang ikut pengabdian masyarakat mulai menjalankan aktivitas rutin masyarakat desa seperti bertani dan berkebun. Meskipun demikian mereka tidak melupakan proyek utama mereka hadir di desa untuk memeriksa keadaan jembatan yang dibangun oleh senior mereka di tahun lalu dan membuat saluran air yang dapat menjangkau seluruh sudut desa. Desa Sukamanah merupakan desa yang memiliki air berlimpah dari gunug dan bukit di sekitarnya, namun karena keterbatasan maka air tersebut tidak sampai menjangkau seluruh sudut desa. Kehadiran para mahasiswa tahun ini utamanya untuk memastikan hal tersebut bisa tercapai tentunya dengan bergotong royong bersama penduduk desa Sukamanah....

... Meskipun Naga tidak terlibat secara langsung, tapi Naga tetap suka berpapasan, disapa, melihat dan memperhatikan para mahasiswa yang sedang melakukan pengabdian masyarakat. Tidak terkecuali sekelompok mahasiswa yang suka pergi mendaki gunung ataupun bukit di sekitar desa Sukamanah tanpa didampingi oleh penduduk desa. Meskipun janggal Naga tidak menghiraukannya sama sekali dan membiarkan mereka begitu saja....

... 25 hari telah berlalu para mahasiswa telah berhasil membuat aliran air yang dapat menjangkau seluruh sudut desa bersama penduduk desa Sukamanah. Di hari - hari terakhir sebelum mereka pulang mereka juga berencana untuk memperkenalkan solar panel kepada penduduk desa. Rencananya mereka akan memasang satu set di balai desa sebelum kembali ke kehidupan kampus mereka masing - masing....

“Na apa kita harus ngundang mas Naga juga untuk acara perkenalan solar panel dan perpisahan kita?” tanya Rasya ragu.

“Iya dong, kan mas Naga juga penduduk desa Sukamanah.” jawab Nana yang tersenyum sambil menatap sahabatnya.

“Tapi kan sejak awal kita udah dikasih tau untuk nggak peduliin mas Naga selama kita disini.” kata Rasya cemas yang merasa tidak nyaman setiap bertemu Naga.

“Memang kenapa Ra? Kan selama ini kalau kita ketemu dan nyapa mas Naga gak apa - apa Ra.” jawab Nana menghibur sahabatnya.

“Tapi aku tetep takut kalau ngeliat Naga, dia tuh orangnya aneh bener kata sekertaris desa.” kata Rasya sedikit berbisik.

“Itu cuman perasaan kamu aja, orang waktu aku ngobrol sebentar sama mas Naga bareng sama kamu, kalau aku ketemu dan nyapa mas Naga juga suka pas bareng sama kamu kan?” kata Nana mengkonfirmasi.

“Iya sih, tapi ...” belum selesai Rasya berbicara Naga tiba - tiba muncul dari belakang mereka.

“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Naga sambil melihat ke arah roh pria yang bersemayam pada tubuh Nana yang membuat Rasya dan Nana terkejut.

“Mas Naga kami mau pulang akhir pekan ini, jadi besok malam kami mau ngadain semacam pesta perpisahan sambil memperkenalkan solar panel ke semua penduduk desa Sukamanah. Maksud kami kesini mau ngundang mas Naga juga ke acara besok, semoga mas Naga bisa hadir di acara besok ya mas.” pinta Nana ramah dan roh pria tersebut terus memperhatikan Naga dengan penuh kewaspadaan.

“Hoo gitu, terima kasih atas undangannya.” jawab Naga yang langsung pergi masuk ke dalam rumahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!