Ocean Pharmatical

... Setelah Arkan dibawa oleh roh gunung bukit mata angin, Nana dan teman - temannya terdiam kagum menyaksikan Naga yang berhasil mengalahkan kedua sosok mayat hidup di hadapan mereka. Perasaan takut, dan penasaran bercampur aduk ketika melihat sosok Naga yang telah selesai bertarung lalu berjalan menghampiri mereka. ...

“Berhentilah menatapku roh penjaga, sejak awal aku tidak berniat menyakiti putrimu. Ketika kamu merasakan energi kutukanku yang begitu besar, bukan berarti aku akan menggunakannya sesuka hatiku.” kata Naga sambil melihat ke arah roh penjaga yang bersemayam pada tubuh Nana.

“Apakah aku bisa melihat sosok ayahku kembali?” tanya Nana penasaran penuh harap.

“Sosok ayahmu adalah roh penjaga, dia hanya bisa menampakan diri ketika kamu sedang dalam bahaya selain itu kamu tidak bisa melihatnya.” jawab Naga datar.

“Apa tidak ada cara untuk aku agar bisa melihatnya seperti yang mas Naga lakukan barusan?” tanya Nana penasaran penuh harap.

“Ayahmu adalah roh penjaga, sedangkan yang kamu lihat pada diriku adalah sosok iblis kutukan dan itu dua hal yang berbeda.” jawab Naga datar.

“Mas Naga siapa kamu sebenarnya?” tanya Yawar penasaran yang membuat langkah Naga yang hendak pergi terhenti.

“Aku hanya sosok manusia yang terkutuk.” jawab Naga dingin.

“Tunggu mas Naga, ada yang ingin aku tanyakan!” pinta Alvi penuh harap.

“Kata roh gunung tadi bahwa kedua mayat hidup itu mengincar Arkan, tapi beberapa waktu lalu Diki yang tewas oleh mayat hidup seperti tadi bukan Arkan, Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alvi penuh harap.

“Pertama itu bukan urusanku dan kedua hanya Arkan yang mengetahui jawabannya.” jawab Naga dingin.

“Tapi Arkan sudah dibawa oleh roh gunung, aku mohon bantuanmu mas Naga!” pinta Alvi penuh harap dengan mata berkaca - kaca.

“Sejauh yang aku tahu, kutukan mayat hidup merupakan salah satu kutukan untuk balas dendam. Jika target sang pelaku kutukan adalah Arkan, maka kalian tidak akan ada masalah setelah ini karena harusnya dia tahu bahwa Arkan dibawa oleh para roh gunung. Kecuali jika diantara kalian juga ada yang menjadi target dari si pelaku kutukan mayat hidup, maka dia akan terus memburumu. Berkacalah pada diri sendiri, apakah ada diantara kalian yang melukai orang lain hingga membuat dia ingin membalas dendam kepada kalian dengan kutukan mayat hidup.” jawab Naga datar.

“Apakah itu artinya Arkan telah tewas?” tanya Yawar terkejut.

“Seharusnya tidak, mungkin beberapa hari ke depan dia akan muncul kembali di hadapan kalian dengan karakter yang berbeda.” jawab Naga dingin yang langsung pergi meninggalkan Nana dan teman - temannya.

...

... Beberapa hari kemudian Arkan kembali kuliah dan bertemu dengan Nana dan yang lainnya dengan karakter yang lebih sopan, ramah, dan lebih bijak karena ketakutan yang dia alami saat dihukum oleh para roh gunung. Sosok mayat hidup juga tidak lagi muncul menghadang salah satu dari mereka, sehingga kehidupan mereka kembali normal seperti sedia kala. Namun mereka dikejutkan oleh berita 1 minggu terakhir ini ada 2 orang yang tewas dibunuh oleh mayat hidup seperti yang terjadi kepada Diki. Satu - satunya persamaan dari kedua korban tersebut ialah mereka berdua bekerja di Ocean Pharmatical....

“Terima kasih ya mba Nara, sejak berkonsultasi dengan mba Nara saya bisa lebih tenang dan mulai bisa tidur walaupun belum kembali normal.” kata Sudirman salah satu direktur Ocean Pharmatical sambil tersenyum melihat ke arah Nara.

“Sama - sama pak, semoga kedepannya bapak bisa benar - benar tenang ya pak.” jawab Nara sambil tersenyum.

“Saya permisi dulu mba Nara.” lanjut Sudirman yang langsung pergi.

“Kak Nara!” sapa Nana yang langsung masuk ke ruang kerja Nara tidak lama setelah Sudirman pergi sambil tersenyum.

“Hey Na, kamu udah lama nunggu?” tanya Nara yang sedang merapihkan barang -barangnya sambil tersenyum melihat adik satu - satunya

“Engga kak, mungkin 10 menit lalu aku baru sampai. Hari ini kita jadi makan diluar kan kak?” tanya Nana mengkonfirmasi.

“Jadi, kakak beres - beres dulu ya.” jawab Nara.

... Setelah selesai membereskan barang - barang pribadinya, Nara langsung pergi makan malam bersama Nana. Sejak ibunya meninggal ketika Nara sudah 1 tahun bekerja dan ayahnya menyusul 2 tahun kemudian Nara dan Nana semakin dekat satu sama lain dan saling menjaga satu sama lain. Mereka juga sering melakukan aktivitas bersama paling sedikit 1 minggu satu kali karena mereka sudah paham bagaimana rasanya kehilangan dan berusaha untuk tidak menyesalinya kembali....

“Kak Nara klien kakak yang tadi itu pak Sudirman salah satu direktur di Ocean Pharmatical ya?” tanya Nana mengkonfirmasi sambil mengunyah makanannya.

“Iya, kok kamu tahu?” tanya Nara balik penasaran sambil makan.

“Aku baca artikel tentang Ocean Pharmatical baru - baru ini setelah 2 manager mereka meninggal dalam kurun waktu seminggu terakhir oleh sesosok mayat hidup.” jawab Nana seketika menghentikan sejenak Nara yang sedang makan dan menatap Nana dengan penuh perhatian.

“Kok kamu tahu tentang sosok mayat hidup yang jadi tersangka? Padahal gak ada satupun berita yang membahas hal itu kareng pihak berwenang menutupi hal tersebut.” tanya Nara penasaran dan cemas.

“Iya, tapi ada beberapa foto yang nunjukin hal itu, terlebih temen aku yang meninggal beberapa waktu lalu juga karena sosok mayat hidup jadi aku tahu pas lihat fotonya. Cuman menurut aku ada yang janggal 2 orang terakhir yang meninggal dibunuh mayat hidup keduanya ada hubungan dengan Ocean Pharmatical, tapi temenku gak ada hubungannya sama sekali.” jawab Nana sambil berpikir.

“Temen kamu yang meninggal beberapa minggu setelah pengabdian masyarakat itu?” tanya Nara mengkonfirmasi.

“Iya kak.” jawab Nana singkat.

“Dia juga meninggal dibunuh oleh mayat hidup?” lanjut Nara mengkonfirmasi.

“Iya kak.” jawab Nana dan tidak lama kemudian handphone Nara berdering.

“Halo, ada apa Tora?” tanya Nara sambil mengangkat telepon.

“Iya, besok aku ada di rumah kok.” lanjut Nara.

“Ok, ok sampai ketemu besok Tora.” salam Nara sambil menutup teleponnya.

“Kak Tora lagi menyelidiki kasus ini kak?” tanya Nana penasaran.

“Iya dan besok dia mau ke rumah untuk nanya tentang pak Sudirman.” jawab Nara yang kembali melanjutkan makan malamnya.

... Setelah selesai makan malam, mereka berbicara santai sejenak untuk membiarkan perut mereka mencerna makanan yang baru dimakan. Setelah dirasa cukup Nana dan Nara langsunng pulang ke rumah untuk beristirahat dan menikmati akhir pekan di esok harinya. Meskipun demikian Nara tetap harus membicarakan pekerjaannya di rumah dengan Tora sebagai jaksa yang sedang menyelidiki kasus karena dianggap sangat ganjil....

“Maaf ya Ra, aku harus ganggu akhir pekan kamu karena kasus ini.” kata Tora saat sudah tiba di rumah Nara.

“Gak apa - apa Tora, kasus ini memang ganjil dan perlu segera di pecahkan. Aku akan bantu sebisa aku.” jawab Nara ramah.

“Ini kak Tora minumannya.” kata Nana yang datang membawakan minuman untuk Tora dan Nara beserta camilan.

“Makasih Na.” jawab Tora sambil tersenyum melihat ke arah Nana.

“Apa hasilnya udah keluar kak tentang mayat hidup itu?” tanya Nana tiba - tiba yang membuat Tora terkejut dan langsung melihat ke arah Nara.

“Dia udah tahu tentang hal itu sebelum aku.” jawab Nara mengklarifikasi.

“Aku tahu karena ada beberapa foto yang gak sengaja memperlihatkan sosok mayat hidup yang sama dengan mayat hidup yang bunuh temanku beberapa waktu lalu kak.” tambah Nana ramah.

“Teman kamu? Diki itu teman kamu?” tanya Tora mengklarifikasi yang dijawab anggukan oleh Nana.

“Hoo begitu, fakta yang ada saat ini membuat kasus ini semakin rumit. Sidik jari pada kedua korban sudah terkonfirmasi milik sosok mayat hidup di hadapan mereka dan mayat hidup itu setidaknya sudah meninggal sekitar 2 bulan sebelum pembunuhan. Secara hukum kita tidak mungkin menghukum mayat dan secara logika tidak mungkin sesosok mayat bangkit dari kuburnya untuk membunuh. Terlebih setelah di periksa latar belakang dari kedua sosok mayat tersebut tidak ada yang berhubungan dengan kedua korban.” jelas Tora sambil melihat ke arah Nana dan Nara silih bergantian.

“Aku dengar pak Sudirman mulai berkonsultasi sama kamu sudah lebih dari 1 bulan?” tanya Tora penasaran.

“Iya betul Tora, saat pertama kali dia berkonsultasi dai menceritakan bahwa dia stress karena tekanan dari pemilik perusahaan. Sekitar 2 minggu kemudian dia bercerita bahwa dia merasa bersalah karena dia kurang teliti dan mengakibatkan nyawa orang - orang terancam. Lalu minggu ini dia bercerita bahwa dia bertanggung jawab atas kematian orang - orang yang dibunuh oleh mayat hidup karena dia salah satu atasan di Ocean Pharmatical.” jawab Nara lugas.

“Menurut kamu dia bilang bertanggung jawab karena memang dia penyebabnya atau sebagai profesionalitas karena dia atasan dari para korban?” tanya Tora penasaran.

“Sejauh yang aku amati sejak pertama kali dia datang sampai kemarin malam, dia merasa bertanggung jawab dan merasa bersalah karena dia tidak berani mengkoreksi instruksi pemilik perusahaan serta menanda tangani suatu proyek hanya karena dia tidak ingin digantikan.” jawab Nara penuh percaya diri.

“Mungkin karena itu seseorang memanggil kutukan mayat hidup untuk balas dendam.” komentar Nana setelah mendengar percakapan Tora dengan Nara yang membuat mereka berdua terkejut dan melihat ke arah Nana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!